tingkat keberlanjutan pembangunan perikanan adalah ketika dihadapkan pada permasalahan mengintergrasikan informasidata dari keseluruhan komponen
secara holistik dari berbagai aspek, seperti aspek biologi, sosial, ekonomi, teknologi maupun etika
Fauzi dan Anna 2002. Hal ini karena evaluasi keberlanjutan eksploitasi perikanan selama ini lebih difokuskan kepada penentuan
status stok relatif dari spesies target dengan referensi biologi dan ekologi Smith 1993 dalam Fauzi dan Anna 2002. Dengan demikian analisis yang diaplikasikan
dalam bebagai studi tersebut masih bersifat parsial. Mengacu pada konsep pengelolaan perikanan tangkap yang lestari sesuai
dengan Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF bahwa perikanan tangkap merupakan rangkaian kegiatan penangkapan ikan yang saling berkaitan
dengan faktor-faktor kelembagaan, kondisi lingkungan perairan dan pesisir, stok ikan, teknologi perikanan tangkap, kualitas SDM, ekonomi produksi, mutu,
modal dan pemasaran dan keselamatan pelaku penangkapan ikan, serta berdasarkan referensi penelitian dan sejumlah penelitian terdahulu yang
menyimpukan bahwa keberlanjutan perikanan tangkap harus didukung oleh berbagai aspekdimensi keberlanjutan, yaitu keberlanjutan ekonomi, ekologi,
teknologi, sosial, dan kelembagaan maka penelitian ini perlu untuk dilakukan. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui kebijakan pengembangan ekonomi
perikanan tangkap yang berkelanjutan di Provinsi DKI Jakarta berdasarkan dari keberlanjutan dimensi ekologi, sosial, ekonomi, teknologi, dan kelembagaan.
Salah satu alternatif pendekatan yang dapat digunakan dalam penelitian untuk menganalisismengevaluasi status keberlanjutan perikanan tangkap secara
menyeluruh ditinjau dari keberlanjutan dimensi ekologi, ekonomi, sosial, teknologi dan kelembagaan adalah dengan menggunakan analisis keberlanjutan
dengan menggunakan teknik Rapfish. Teknik Rapfish menganalisis semua dimensi ekologi, ekonomi, sosial, teknologi dan kelembagaan secara bersamaan
atau stimultan sehingga dihasilkan suatu vektor skala. Dengan Rapfish dapat diperoleh gambaran jelas dan komprehensif mengenai kondisi sumberdaya
perikanan, khususnya perikanan di daerah penelitian sehingga akhirnya dapat dijadikan bahan untuk menentukan kebijakan yang tepat untuk mencapai
pembangunan perikanan yang berkelanjutan. Rapfish merupakan teknik
multidisiplin yang berupaya mengevaluasi status keberlanjutan perikanan didasarkan pada skoring yang bersifat transparan dan semi-kuantitatif pada
dimensi ekologi, ekonomi, sosial, teknologi dan etik Pitcher 1999. Analisis keberlanjutan dengan metode Rapfish bersifat statis, tidak
mempertimbangkan dinamika indikator-indikator keberlanjutan yang berubah dari waktu ke waktu. Defra 2006 menjelaskan bahwa keberlanjutan merupakan
permasalahan masa depan yang kompleks di mana tingkat pencapaiannya tergantung pada apa yang dilakukan oleh saat ini. Menurut Eriyatno 1999
permasalahan dengan ciri demikian bersifat dinamis dan tidak pasti. Untuk memperkirakan keberlanjutan perikanan tangkap Provinsi DKI di masa depan
maka dilakukan analisis dinamik yang diharapkan dapat memberikan referensi kebijakan untuk kebutuhan perumusan kebijakan perikanan tangkap yang
berkelanjutan. Arah kebijakan pembangunan ibukota yang selama ini hanya mengarah
pada peningkatan output semata harus berubah menjadi kebijakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan bahari sehingga memberikan kontribusi yang
maksimal bagi kemakmuran warga Jakarta.
3.2 Kerangka Operasional
Untuk melakukan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yang dimulai dari penelitian pendahuluan, pengumpulan fakta dan data serta persepsi responden
dan data sekunder. Data tersebut mencakup seluruh dimensi, yaitu dimensi ekologi, ekonomi, teknologi, sosial dan kelembagaan. Keseluruhan data ini
kemudian diolah melalui berbagai metode analisis, yaitu analisis bioekonomi, analisis keberlanjutan dengan teknik Rapfish dan analisis dinamik dengan
menggunakan software Vensim. Kajian bioekonomi digunakan untuk menilai potensi sumberdaya ikan,
yaitu suatu kajian yang memadukan dinamika biologi perikanan dan faktor ekonomi perikanan tangkap. Kajian bioekonomi akan memberikan informasi yang
dibutuhkan untuk mengontrol tingkat eksploitasi agar tidak berlebih sekaligus mendorong melakukan upaya pemanfaatan dengan keuntungan yang optimal yang
bisa dilakukan secara terus menerus. Kajian bioekonomi pada penelitian ini
diawali dengan observasi lapang, melihat secara langsung kondisi perikanan di Perairan Jakarta. Setelah itu, melakukan identifikasi terhadap data sekunder dan
informasi lainnya yang mendukung. Data sekunder ini meliputi, data rumah tangga nelayan, armada, alat tangkap, produksi dan upaya penangkapan. Dari
analisis bioekonomi diperoleh data parameter biologi berupa carrying capacity K
, coefficient of catchability q dan instrinsic growth rate r dari sumberdaya ikan. Kemudian mengolah data primer untuk mendapatkan parameter ekonomi
yang meliputi data harga output p, biaya input c. Hasil analisis bioekonomi sumberdaya perikanan di perairan Jakarta
dijadikan input pada salah satu atribut dalam salah satu dimensi subsistem didalam analisis keberlanjutan. Analisis degradasi dan depresiasi digunakan untuk
mengetahui laju degradasi dan depresiasi yang terjadi di lokasi penelitian. Analisis keberlanjutan dengan teknik Rapfish dilakukan melalui tiga tahapan,
yaitu 1 tahap penentuan atribut atau kriteria pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan, mencakup dimensi ekonomi, ekologi, sosial, teknologi dan
kelembagaan, 2 tahap penilaian setiap atribut dalam skala ordinal berdasarkan kriteria keberlanjutan setiap dimensi, dan 3 tahap analisis ordinasi nilai indeks
keberlanjutan dengan metode MDS. Analisis keberlanjutan akan menghasilkan informasi mengenai status keberlanjutan perikanan di Provinsi DKI Jakarta dilihat
dari lima dimensi keberlanjutan dan sedangkan dari analisis dinamik diharapkan dapat diketahui langkah yang dapat diambil saat ini dalam rangka pembangunan
perikanan tangkap yang berkelanjutan di masa depan. Hasil ketiga alat analisis utama ini diharapkan mampu menghasilkan kebijakan yang tepat bagi
pengembangan ekonomi perikanan tangkap yang berkelanjutan di Provinsi DKI Jakarta. Secara grafis kerangka pendekatan studi dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 11.
Gambar 11. Diagram alir kerangka pendekatan studi
Permasalahan : 1. Pencemaran perairan dan degradasi
2. Produksi perikanan menurun 3. Konflik antar stake holders
4. Tumpang tindih peraturan 5. Koordinasi lemah dan tidak terintegrasi
Ekologi : -
Kondisi ekosistem dan lingkungan pencemaran,
dsb -
Potensi sumberdaya -
dll Ekonomi :
- Tingkat pendapatan
nelayan, kesejahteraan -
Kontribusi PAD -
Modal : alat tangkap armada
- dll
Sosial Teknologi: -
Tingkat tenaga kerja keterampilan
- Kemiskinan nelayan
- Teknologi ramah
lingkungan -
Investasi keuntungan -
Pendidikan nelayan -
dll Kelembagaan :
- Konflik antar
stakeholders pengusaha, nelayan pemerintah
- Organisasi
- Penyuluhan
- Penegakkan hukum
- dll
Analisis Bioekonomi
Solusi Optimal
Analisis Keberlanjutan Rapfish
Informasi status keberlanjutan pengelolaan perikanan tangkap dilihat dari dimensi ekologi,
ekonomi, sosial, teknologi dan kelembagaan
Kebijakan ekonomi perikanan tangkap berkelanjutan
Analisis Dinamik Vensim
Perikanan tangkap berkelanjutan
Sumberdaya ikan luar Jakarta yang
didaratkan di Jakarta
Analisis Degradasi Depresiasi