merupakan alasan utama negara membangun perikanannya resources based development
. 2 Meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial nelayan.
3 Memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri terhadap sumber makanan dari sektor perikanan.
Dalam praktek pelaksanaan pengelolaan, pihak pengelola harus dapat menentukan pilihan terbaik mengenai, tingkat perkembangan perikanan, tingkat
pemanfaatan yang diijinkan, ukuran ikan yang boleh ditangkap, lokasi dan waktu penangkapan, pengaturan alokasi keuangan untuk menyusun atau regulasi
pengelolaan, penegakkan hukum law enforcement serta pengembangan produksi.
2.2 Sumberdaya Perikanan Tangkap dan Alat Penangkapan Ikan
2.2.1 Sumberdaya Perikanan Tangkap
Menurut Naamin 1987, sumberdaya perikanan tangkap dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu :
1 Sumberdaya perikanan demersal, yakni jenis ikan yang hidup di dasar perairan. Widodo 1980 mengungkapkan perubahan ikan demersal
berdasarkan sifat ekologinya, yaitu reproduksi yang stabil, hal ini disebabkan oleh habitat di lapisan dasar laut yang relatif stabil sehingga mengakibatkan
daur hidup ikan demersal juga stabil dan ikan demersal mempunyai daerah ruaya yang sempit, ikan demersal cenderung menempati suatu daerah dengan
tidak membentuk kelompok besar. Oleh karena itu, besar kesediaannya sangat dipengaruhi oleh luas daerah yang ditempatinya. Apabila kondisi lingkungan
memburuk, ikan pelagis masih mampu beruaya ke daerah perairan baru yang lebih baik kondisinya sedangkan jenis ikan demersal tidak mampu untuk
menghindar sehingga dapat mengakibatkan penurunan stok sumberdaya ikan demersal. Ikan demersal pada umumnya dapat hidup dengan baik pada
perairan yang bersubtrat lumpur, lumpur berpasir, karang dan karang berpasir Fischer dan Whiteahead 1974.
2 Sumberdaya perikanan pelagis kecil, yakni jenis ikan yang hidup di permukaan perairan, mempunyai ukuran 5-50 cm ukuran dewasa,
didominasi oleh enam kelompok besar, yaitu kembung Rastrelliger sp,
layang Decapterus sp, jenis selar Selaroides sp dan Atale sp, lemuru Sardinella sp dan teri Stolephorus sp. Ikan pelagis kecil adalah ikan yang
hidup dilapisan permukaan, sampai kedalaman 30-60 m, tergantung pada kedalaman laut. Bila hidup di perairan yang secara berkalamusiman
mengalami up welling pengadukan ikan pelagis kecil dapat membentuk biomassa yang besar Mukhsin 2002.
3 Sumberdaya perikanan pelagis besar, yakni jenis ikan oceanic yang hidup di permukaan dan sangat jauh dari lepas pantai, mempunyai ukuran 100-250 cm
ukuran dewasa. Umumnya ikan pelagis besar adalah ikan peruaya dan perenang cepat. Contoh dari kelompok ini antara lain ikan tuna Thunnus
spp, cakalang Katsuwonus pelamis, tenggiri Scomberomorus spp, dan tongkol Euthynnus spp.
4 Sumberdaya udang dan biota laut non ikan lainnya, seperti rajungan, kepiting, cumi-cumi dan sebagainya.
2.2.2 Alat Tangkap Ikan
Secara umum perkembangan metode penangkapan ikan yang didasarkan kepada sifat atau tingkah laku ikan antara lain Brandt 1984 :
1 Menggunakan tangan. 2 Menggunakan bantuan hewan terlatih.
3 Menjepit atau melukai obyek, misalnya alat penjepit ombak dan harpoon. 4 Membuat mabuk atau membius ikan, misalnya pembiusan secdara mekanik,
kimiawi dan elektrik. 5 Memikat ikan dengan mangsanya, misalnya golongan pancing lines.
6 Memikat ikan agar masuk ke dalam alat, misalnya penghalang, perangkap dan net.
7 Merangkap ikan yang bergerak loncat ke permukaan, beberapa jenis-jenis ikan mempunyai kemampuan untuk meloncat melewati permukaan, misalnya
untuk menangkap serangga atau mengatasi rintangan maupun usaha mereka dalam menghindari predator, misalnya aerial trap.
8 Menyaring kolom ikan dimana ikan berada dengan menggunakan alat berkerangka, misalnya seser, stow net, dll.
9 Melingkupi gerombolan ikan schooling dengan kantong, misalnya payang dan pukat pantai diseret ke arah pantai dan trawl diseret sepanjang kapal
bergerak. 10 Melingkari gerombolan ikan dan mengurungnya tidak hanya dari arah tepi
tetapi juga dari bawah, misalnya jaring lingkar purse seine dan lampara. 11 Menggiring ikan ke arah jaring, misalnya muro ami.
12 Mengkondisikan ikan dengan cahaya atau umpan di atas cakupan jaring untuk selanjutnya diangkat, misalnya bagan perahu dan bagan tancap.
13 Menebar jaring di atas ikan, misalnya jala. 14 Menghadang ikan dengan jaring sehingga terjerat atau terpuntal, misalnya
jaring insang gillnet dan jaring puntal. 15 Mengeluarkan ikan atau biota air lainnya dari suatu perairan dan
memindahkannya ke atas kapal, misalnya fish pump. Statistik perikanan tangkap Indonesia menggelompokkan alat penangkap
ikan menjadi sembilan kelompok sebagaimana diuraikan pada Tabel 1.