pada Lampiran 14 sedangkan perkembangan CPUE dari setiap alat tangkap yang diteliti dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17. Perkembangan CPUE alat tangkap sumberdaya ikan pelagis Sumber : Hasil Analisis Data, 2013
Dari hasil tangkapan per upaya tangkap CPUE untuk sumberdaya ikan pelagis dapat dilihat bahwa penambahan effort pada setiap alat tangkap tidak
menambah produksi secara signifikan. Gambar 17 menunjukan bahwa nilai CPUE pada setiap alat tangkap cukup rendah. Menurut Sparre dan Venema 1989,
CPUE merupakan indeks kelimpahan stok ikan di perairan. Oleh karena itu, melalui nilai yang dihasilkan pada analisis ini dapat diartikan bahwa stok
sumberdaya ikan pelagis di perairan Jakarta dapat dikatakan sudah mulai terancam keberlanjutannya sehingga upaya meningkatkan produksi bukanlah
rekomendasi kebijakan yang tepat.
6.1.2 Standarisasi Upaya Penangkapan
Perhitungan Fishing power indeks FPI diperlukan jika alat tangkap yang mengeksploitasi sumberdaya ikan atau suatu jenis ikan tertentu jumlahnya lebih
dari satu. FPI adalah tingkat kemampuan suatu alat tangkap dalam menangkap ikan atau suatu jenis ikan tertentu dalam waktu dan daerah penangkapan tertentu.
Dalam perhitungan FPI perlu dipilih salah satu alat tangkap yang paling dominan dalam operasi penangkapan untuk dijadikan rujukan dalam menyeragamkan
jumlah upaya penangkapan effort yang terjadi terhadap sumberdaya ikan tersebut. Dalam penelitian ini, alat tangkap yang dijadikan standar adalah jaring
0,00 0,02
0,04 0,06
0,08 0,10
0,12 0,14
0,16 0,18
0,20
Payang Gill net
Pancing
C P
U E
To n
t r
ip
insang sehingga jaring insang memiliki nilai FPI sama dengan satu. Nilai FPI dari alat tangkap yang diteliti dapat dilihat pada Lampiran 15.
Standarisasi upaya penangkapan adalah menyeragamkan besarnya nilai upaya penangkapan effort dari beberapa jenis alat tangkap yang berbeda ke
satuan jenis alat tangkap yang menjadi standar. Nilai effort standar didapat dari hasil perkalian effort dengan nilai FPI dari setiap alat tangkap yang diteliti. Nilai
effort standar dari setiap alat tangkap yang diteliti dapat dilihat pada Lampiran 16.
Alat tangkap jaring insang adalah alat tangkap yang dijadikan standar sehingga nilai effort standarnya adalah nilai effort aktualnya. Setelah didapat nilai
standar dari effort pada setiap alat tangkap maka langkah selanjutnya adalah menjumlahkan nilai effort standar semua alat tangkap sehingga didapat nilai total
effort standar yang diperlukan untuk perhitungan analisis bioekonomi selanjutnya.
Hubungan antara effort standar trip dengan CPUE standar pada sumberdaya ikan pelagis digambarkan dalam persamaan y=-0,000000702x+0,179,
secara grafis ditunjukkan pada Gambar 18. Hal ini dapat diartikan bahwa peningkatan aktivitas penangkapan effort akan menurunkan produktivitas hasil
tangkapan CPUE. Kondisi ini mengindikasikan sumberdaya ikan pelagis telah mengalami overfishing secara biologi biological overfishing. Hal ini karena
peningkatan jumlah effort tidak diikuti dengan peningkatan jumlah produksi sehingga terjadi inefisiensi ekonomi dalam usaha penangkapan ikan. Nilai CPUE
ini berbeda setiap tahunnya tergantung pada jumlah produksi dan jumlah effort yang digunakan.
Tabel 13. Tingkat produksi aktual, total effort standar dan CPUE standar sumberdaya ikan pelagis
Tahun Produksi ton
Effort SDT CPUE SDT
1997 12.574,827
105.617,267 0,119060
1998 10.837,265
179.498,674 0,060375
1999 15.013,985
142.658,687 0,105244
2000 11.236,229
63.414,453 0,177187
2001 5.759,775
64.897,647 0,088752
2002 6.186,795
59.702,095 0,103628
2003 8.431,456
81.319,774 0,103683
2004 9.935,039
80.775,013 0,122996
2005 10.640,162
80.585,527 0,132036
2006 12.562,273
80.280,770 0,156479
2007 8.911,080
80.989,970 0,110027
2008 7.127,065
197.323,448 0,036119
2009 7.273,198
196.799,554 0,036957
2010 4.678,118
224.245,587 0,020862
2011 3.515,979
201.365,797 0,017461
Sumber : Hasil Analisis Data, 2013
Gambar 18. Hubungan antara CPUE standar dan Effort standar untuk sumberdaya ikan pelagis
Sumber : Hasil Analisis Data, 2013
6.1.3 Estimasi Parameter Biologi
Pendugaan parameter biologi dilakukan dengan menggunakan model estimasi Algoritma Fox, model estimasi Clarke, Yashimoto dan Pooley CYP,
model estimasi Walters dan Hilborn W-H dan model estimasi Schnute. Adapun
0,000 0,050
0,100 0,150
0,200
C P
UE SD T
t o
n tr
ip
CPUE SDT
Effort trip
y = -0,000000702x+0,179
parameter yang diestimasi meliputi tingkat pertumbuhan intrinsik r, daya dukung lingkungan perairan K dan koefisien daya tangkap q. Selain itu juga
dilakukan uji statistik untuk validitas data serta membandingkan biomas x, produksi h dan Effort E pemanfaatan aktual dan optimal sumberdaya ikan dari
tiap-tiap model. Analisis surplus produksi dengan menggunakan motode estimasi
Algoritma Fox menggunakan data produksi aktual dan effort standar dalam kurun waktu Tahun 1997 sampai 2011 Lampiran 1. Dengan menggunakan Ordinary
Least Square OLS pada Microsoft Excell didap
atkan nilai koefisien α = 0,1789 dan koefisien = -000000702 Lampiran 2. Nilai α dan yang yang diperoleh
digunakan untuk menduga tingkat pertumbuhan intriksik sumberdaya r sebesar -2,85 koefisien kemampuan tangkap q sebesar 0,0000112, dan daya dukung
perairan sebesar 15.962,85 ton Lampiran 3. Pendugaan parameter biologi dengan metode CYP memerlukan nilai
logaritma CPUE pada waktu t dan t+1 serta jumlah effort pada waktu t dan t+1 Lampiran 4. Dari hasil OLS dengan menggunakan microsoft excell maka
diperoleh nilai dari koefisien α = 1,064, koefisien =0,1487 dan koefisien = -0,00000487 Lampiran 5. Dari nilai-nilai tersebut diduga tingkat pertumbuhan
intriksik sumberdaya r sebesar 1,4821, koefisien kemampuan tangkap q sebesar 0,00001696, dan daya dukung perairan sebesar 16.888,41 ton Lampiran
6. Metode estimasi Walters dan Hilborn W-H memerlukan nilai
perbandingan CPUE antara pada waktu t+1 dengan t serta jumlah effort pada waktu t Lampiran 7. Nilai tersebut kemudian diregresikan dengan metode OLS
menggunakan microsoft excell sehingga diperoleh nilai koefisien α = 0,1781,
koefisien = β,0567 dan koefisien = -0,000000101 Lampiran 8 .
Dari nilai- nilai tersebut diduga tingkat pertumbuhan intriksik sumberdaya ikan pelagis r
sebesar 0,1781, koefisien kemampuan tangkap q sebesar -0,000000101, dan daya dukung perairan sebesar 857.383,36 ton Lampiran 9.
Metode estimasi Schnute memerlukan nilai logaritma perbandingan antara CPUE t+1 dengan CPUE t, nilai rata-rata CPUE t+1 dengan CPUE t, serta nilai
rata-rata effort t dan effort t+1 Lampiran 10. Nilai tersebut kemudian