c. Source
dan Sink Simbol awan menunjukkan source dan sink suatu material yang mengalir
ke dalam dan ke luar suatu level. d.
Information Link Aliran ini merupakan penghubung antar sejumlah variabel di dalam suatu
sistem jika suatu aliran informasi keluar dari level, aliran tersebut tidak mengurangi akumulasi yang terdapat di dalam level.
e. Variabel Auxiliary
Variabel Auxiliary adalah penambahan informasi yang dibutuhkan dalam
merumuskan persamaan atau variabel rate. Dapat pula dikatakan bahwa Variabel Auxiliary
adalah variabel yang membantu untuk memformulasikan variabel rate. Variabel Auxiliary digambarkan dengan
suatu lingkaran penuh. f.
Parameter konstanta Konstanta adalah suatu besaran yang nilainya tetap selama proses
stimulasi. g.
Delay Dalam menggambarkan delay dibutuhkan penghubung panah bergaris
yang menunjukkan delay dan panah sebagai aliran informasi jika nilai awal delay sama dengan variabel input tetapi jika nilai awal ditetapkan
terlepas dari variabel input maka hanya dibutuhkan satu panah delay sebagai penghubung.
Causal loop pada penelitian ini akan menggambarkan sistem keberlanjutan
pengembangan perikanan tangkap di Provinsi DKI Jakarta serta berbagai komponen yang terkait berikut interaksinya yang menjelaskan perilaku hubungan
sebab akibat antar komponen sistem dalam mencapai tujuan. Causal loop sistem keberlanjutan perikanan tangkap di Provinsi DKI Jakarta pada penelitian ini
secara makro disajikan pada Gambar 13. Causal loop sistem keberlanjutan pengembangan perikanan tangkap di Provinsi DKI Jakarta secara makro terdiri
atas keterkaitan subsistem ekologi, subsistem ekonomi, subsistem sosial, subsistem teknologi dan subsistem kelembagaan. Pola hubungan yang terjadi
antara subsistem dengan pencapaian keberlanjutan perikanan tangkap di DKI
Jakarta adalah hubungan positif, yang berarti apabila kebelanjutan pada subsistem ekologi, ekonomi, teknologi, sosial dan kelembagaan meningkat maka
peningkatan tersebut akan berdampak pada peningkatan keberlanjutan pengembangan perikanan tangkap di DKI Jakarta.
Gambar 14. Causal loop makro sistem perikanan tangkap berkelanjutan di Provinsi DKI Jakarta.
Selanjutnya, sistem perikanan tangkap berkelanjutan di Provinsi DKI Jakarta dibangun dengan cara mengakomodir berbagai komponen sistem yang
terkait. Hubungan antar komponen sistem, input maupun output dalam model dinyatakan diagram input-output. Diagram input-output menggambarkan proses
transformasi masukan model menjadi keluaran model. Pada langkah identifikasi sistem terdapat konsep black box yang tidak diketahui apa yang terjadi di
dalamnya tetapi hanya diketahui dari input yang masuk dan output yang keluar dari black box tersebut. Dalam menyusun black box harus diketahui tiga
informasi, yaitu peubah input, peubah output dan parameter yang membatasi sistem Eriyatno 1999. Komponen black box terdiri atas input lingkungan, input
terkendali dan tidak terkendali, output dikehendaki dan tidak dikehendaki, parameter dan manajemen pengendalian Eriyatno 2003. Uraian komponen black
box tersaji dalam Tabel 9.
Perikanan tangkap berkelanjutan di Provinsi
DKI Jakarta Keberlanjutan
ekologi
Keberlanjut an ekonomi
+
Keberlanjutan sosial
Keberlanjutan teknologi
Keberlanjutan kelembagaan
+ +
+ +
Tabel 9. Uraian komponen dalam sistem black box
No Komponen Sistem
Uraian
A Input Sistem
1 Input Lingkungan
Eksogenous 1. Mempengaruhi sistem tetapi tidak
dipengaruhi sistem 2. Tergantung pada jenis sistem yang ditelaah
2. Input yang endogen
yang terkendali dan tidak terkendali
1. Merupakan peubah yang sangat perlu bagi sistem untuk melaksanakan fungsi yang
dikehendaki 2. Sebagai peubah untuk mengubah kinerja
sistem dalam pengoperasiannya a. Input yang
terkendali 1. Dapat bervariasi selama pengoperasian sistem
untuk mencapai kinerja yang dikehendaki atau untuk menghasilkan output yang
dikehendaki
2. Perannya sangat penting untuk mengubah kinerja sistem selama pengoperasian
3. Dapat meliputi aspek manusia, bahan, energi, modal, dan informasi
b. Input yang tidak terkendali
1. Tidak cukup penting perannya dalam mengubah kinerja sistem
2. Tidak diperlukan agar sistem dapat berfungsi 3. Bukan merupakan input lingkungan
eksogenous karena disiapkan oleh perancang
B Output Sistem
1. Output yang
dikehendaki 1. Merupakan respon sistem terhadap kebutuhan
yang telah ditetapkan dalam analisis kebutuhan
2. Merupakan peubah yang harus dihasilkan oleh sistem untuk memuaskan kebutuhan
yang telah diidentifikasi
2 Output yang tidak
dikehendaki 1. Merupakan hasil sampingan yang tidak dapat
dihindari dari sistem yang berfungsi dalam menghasilkan keluaran yang dikehendaki
2. Selalu diidentifikasikan dalam tahap identifikasi sistem terutam semua pengaruh
negatif yang potensial dapat dihasilkan oleh sistem yang diuji
3. Sering merupakan kebalikan dari keluaran yang dikehendaki
No Komponen Sistem
Uraian
C Parameter
1. Digunakan untuk menetapkan struktur sistem 2. Merupakan peubah keputusan penting bagi
kemampuan sistem menghasilkan keluaran yang dikehendaki secara efisien dalam
memenuhi kepuasan bagi kebutuhan yang ditetapkan
3. Dalam beberapa kasus kadang-kadang perlu mengubah peubah ini selama pengoperasian
sistem untuk membuat kemampuan sistem bekerja lebih baik dalam keadaan lingkungan
yang selalu berubah
4. Tiap sistem memiliki parameter rancangan khas tersendiri untuk identifikasi
D Manajemen
Pengendali Merupakan faktor pengendalian kontrol
terhadap pengoperasian sistem dalam menghasilkan keluaran yang dikehendaki
Sumber : Eriyatno 2003
4. Simulasi Model
Simulasi model adalah peniruan perilaku suatu gajala atau proses. Simulasi bertujuan untuk memahami gajala atau proses tersebut, membuat analisis dan
peramalan perilaku gejala atau proses di masa depan. Guna membuat simulasi diperlukan tahapan berikut, yaitu penyusunan konsep, pembuatan model, dan
simulasi dan validasi hasil simulasi. Untuk melakukan simulasi pada model diperlukan perangkat lunak software yang secara cepat dapat melihat perilaku
dari model yang telah dibuat. Ada beberapa software yang dapat digunakan untuk keperluan ini, yaitu Vensim, Dynamo, Ithink, Stella dan Power Simulation.
Penelitian ini menggunakan software Vensim.
5. Validasi Model dan Verifikasi Model
Aspek yang penting dalam pembuatan model adalah pemilihan kriteria kecocokan validasi yang mencapai kesesuaian pertukaran atau timbal balik trade-
off antara tingkat kesesuaian sistem dan daya dukung serta kompleksitas model.
Oleh karena itu diperlukan verifikasi dan validasi model. Verifikasi adalah memeriksa sintesa sistem dengan logika atau analisis secara teoritik. Verifikasi
dapat dibedakan berdasarkan tahapan pemodelannya, yaitu verifikasi model konseptual dan verifikasi logis. Verifikasi model konseptual adalah pengujian
relevansi asumsi-asumsi dan teori-teori yang dipegang oleh pengambil keputusan
dan analisis dalam melakukan cara pandang situasi masalah. Verifikasi logis adalah tahap memeriksa dilibatkannya atau diabaikannya suatu variabel atau
hubungan sehingga aspek yang perlu diperhatikan dalam formulasi model adalah ukuran performansi sistem.
Validasi merupakan tahap akhir dalam pengembangan pemodelan untuk memeriksa model dengan meninjau apakah output model sesuai dengan sistem
nyata dengan memperhatikan konsistensi internal, korespondensi dan representasi. Tahap validasi model dilakukan untuk menjawab dua hal, yaitu 1 apakah model
konsisten terhadap realitas yang digambarkannya; dan 2 apakah model konsisten dengan tujuan kegunaan dan hal yang dipermasalahkannya.
Proses verifikasi dan validasi yang dilakukan pada pemodelan sistem ini terdiri atas verifikasi struktur dan validasi perilaku model.
o Verifikasi struktur model
Proses verifikasi pada pemodelan ini adalah verifikasi struktur dan uji konsistensi. Verifikasi struktur model diperlukan batasan-batasan baik
batasan sistem, variabel maupun asumsi yang digunakan. Dalam mengkaji dan justifikasi pemodelan dalam penelitian ini akan lebih baik jika peneliti
memiliki sejumlah pengalaman serta jumlah informasi yang memadai tentang prinsip-prinsip pengembangan ekonomi perikanan tangkap sehingga
dapat menguasai permasalahan aktual di lapangan serta memahami mekanisme bekerjanya sistem kawasan. Informasi dan pengalaman dapat
berupa pendapatinformasi dari respondenpakar maupun dari sejumlah referensi yang tersedia.
o Validasi perilaku model
Mengingat kebijakan pengembangan ekonomi perikanan tangkap yang berkelanjutan di DKI Jakarta belum ada maka yang dilakukan adalah uji
prediksi perilaku model. Validasi model pada penelitian ini lebih difokuskan pada uji prediksi perilaku model di masa depan. Uji prediksi dilakukan
dengan mengamati suatu kecenderungan model atas perubahan-perubahan variabel. Dalam validasi model dilakukan dua pengujian, yaitu uji validasi
struktur dan uji validasi kinerja. Uji validasi struktur lebih menekankan pada keyakinan pada pemeriksaan kebenaran logika pemikiran sedangkan uji
validasi kinerja lebih menekankan pemeriksaan kebenaran yang taat data empiris. Model dapat dikatakan baik jika mudah dikomunikasikan, dapat
memberikan pemahaman terhadap perilaku model, dan masih terbuka untuk perbaikan sistem.
4.5 Batasan Penelitian
a Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi,
produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran. b Lingkungan sumberdaya ikan adalah perairan tempat kehidupan sumberdaya
ikan, termasuk biota dan faktor alamiah sekitarnya. c Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus
hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. d Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang
tidak dalam keadaan dengan alat atau cara apa pun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan,
menangani, mengolah, danatau mengawetkannya. e Effort adalah upaya untuk menangkap ikan dengan menggunakan teknologi
penangkapan tertentu yang dinyatakan dalam satuan trip. f Laju pertumbuhan stok ikan natural growth adalah pertambahan jumlah
stok karena terjadinya perkembangbiakan ikan maupun pertumbuhan massa tubuh.
g Lebih tangkap overfishing diartikan sebagai jumlah ikan yang ditangkap melebihi jumlah yang diperbolehkan untuk mempertahankan stok ikan lestari
dalam suatu wilayah laut tertentu. h Produksi adalah hasil tangkapan ikan yang dinyatakan dalam satuan berat.
i Perikanan open access adalah kondisi dimana setiap nelayan dapat ikut terlibat dalam memanfaatkan atau mengeksploitasi ikan tanpa adanya kontrol
atau pembatasan. j Maximum Sustainable Yield MSY adalah tingkat pemanfaatan yang
maksimum dengan tetap menjaga kelestarian dari sumberdaya ikan.
k Maximum Economic Yield MEY adalah tingkat pemanfaatan maksimum yang memberikan rente ekonomi yang tetap menjaga kelestarian sumberdaya
ikan. l Over exploited : Kondisi sumberdaya perikanan dimana produksi tahun
terakhir sudah melebihi hasil tangkapan maksimum lestari. m Over Fishing : Lebih tangkap, yaitu jumlah upaya penangkapan yang
melebihi upaya maksimum. n Pemanfaatan sumberdaya ikan berlebih over fishing secara biologi adalah
kondisi dimana pemanfaatan ikan telah melebihi potensi maksimum lestari MSY.
o Pemanfaatan sumberdaya ikan berlebih over fishing secara ekonomi adalah kondisi dimana penerimaan total dari hasil penangkapan sama dengan biaya
penangkapan sehingga keuntungan yang diperoleh sama dengan nol π = 0 .
p Kapalarmada perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi
penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitianeksplorasi perikanan.
q Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan.
r Nelayan Jakarta adalah nelayan yang daerah penangkapan ikannya fishing ground
hanya di sekitar wilayah perairan Jakarta. s Biaya penangkapan ikan cost per unit effort adalah biaya operasional yang
dikeluarkan untuk melakukan penangkapan ikan per tahun per unit effort. t Nilai rente adalah selisih antara harga produk sumberdaya ikan dengan biaya
yang dikeluarkan untuk memproduksi sumberdaya ikan tersebut. u Pemanfaatan sumberdaya ikan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu
faktor internal kestabilan ekosistem perairan dan faktor eksternal pencemaran lingkungan.
V. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA
Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata tujuh meter di atas permukaan laut. Terletak pada posisi 6
˚1β’ δS dan 106˚48’ BT. δuas wilayah Provinsi DKI Jakarta terdiri dari luas daratan 662,23 km
2
termasuk 110 pulau yang tersebar di Kepulauan Seribu dan dan lautan seluas 6.977,5 km
2
Secara administrasi, Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi lima wilayah kota dan satu kabupaten. Provinsi DKI Jakarta terletak disebelah Selatan Laut
Jawa; sebelah Timur berbatasan dengan KabupatenKota Bekasi; sebelah Selatan dengan KabupatenKota Bogor dan Depok serta sebelah Barat dengan
KabupatenKota Tangerang. Lokasi Provinsi DKI Jakarta yang strategis di Kepulauan Indonesia menjadikan Jakarta pintu gerbang utama dalam perdagangan
antar pulau dan hubungan Internasional dengan pelabuhan utamanya Tanjung Priok dan Bandara Soekarno Hatta. Bappeda Jakarta 2010. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007, Provinsi DKI Jakarta sebagai ibukota negara memiliki status istimewa dan diberikan otonomi khusus sehingga seluruh
kebijakan mengenai pemerintahan maupun anggaran ditentukan pada tingkat provinsi.
BPS Provinsi DKI Jakarta 2012. Lebih dari 40 persen 24.000 Ha daratan di DKI
Jakarta berada dibawah permukaan air laut Bappeda Jakarta 2010.
Wilayah perairan Jakarta terletak di Kota Adminsitrasi Jakarta Utara dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Perairan Jakarta dipengaruhi oleh dua
wilayah yang memiliki karakterisik berbeda, yaitu wilayah pesisir Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu. Keseluruhan wilayah perairan Jakarta terbentang dari
106 10’LS dan 10703’BT hingga 510’ sampai 610’LS. Wilayah pesisir
Teluk Jakarta membentang dari Tanjung Pasir pada sebelah barat hingga ke Tanjung Karawang di sebelah timur, mempunyai rentang mulai sepanjang kurang
lebih 40 km dan luas kira-kira 490 km
2
Nontji 1984. Sebanyak 13 sungai yang bermuara di Teluk Jakarta adalah Angke, Bekasi, Cakung, Cidurian, Ciliwung,
Cikarang, Cimandiri, Ciranjang, Cisadane, Citarum, Karawang, Krukut, dan Sunter. Wilayah Perairan Jakarta yaitu Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu