Estimasi Produksi Lestari Laj
Gambar 30. Posisi status keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis pada dimensi ekologi
Sumber : Hasil Analisis Data, 2013 Nilai skor keberlanjutan pada dimensi ekologi yang diperoleh adalah
23,46. Berdasarkan klasifikasi kondisi atau status keberlanjutan menurut Nurmalina 2008 maka kondisi keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis dari
dimensi ekologi berada pada status tidak berkelanjutan. Dari hasil analisis Rapfish juga diperoleh nilai stress dan nilai R
2
. Nilai stress yang diperoleh untuk dimensi ekologi adalah 14,3. Menurut Kavanagh,
nilai stress yang diperbolehkan adalah apabila dibawah nilai 0,25. Nilai stress atau yang dilambangkan dengan S yang semakin rendah menunjukkan good of fit
begitu pula sebaliknya Fauzi dan Anna 2004. Nilai stress yang didapat sudah memenuhi kondisi fit atau hasil analisis yang didapat cukup baik karena S 25
persen. Nilai koefisien determinasi selang kepercayaan yang diperoleh R
2
sebesar 94,38 persen yang berarti model dengan menggunakan peubah-peubah saat ini sudah menjelaskan 94,38 persen dari model yang ada. Tabel 27
menunjukkan beberapa nilai statistik yang diperoleh dengan menggunakan metode MDS.
23,46 GOOD
BAD UP
DOWN -60
-40 -20
20 40
60
20 40
60 80
100 120
O th
er D
is ti
n g
is h
in g
F ea
tu res
Fisheries Sustainability
RAPFISH Ordination
Real Fisheries References
Anchors
Tabel 27. Nilai statistik hasil analisis menggunakan metode MDS pada dimensi ekologi untuk sumberdaya ikan pelagis
No Atribut Statistik
Nilai Statistik Persentase
1 Stress
0,1430 14,3
2 R
0,9438
2
94,38 Sumber : Hasil Analisis Data, 2013
Rapfish selain digunakan untuk mengetahui indeks dan status keberlanjutan sumberdaya perikanan dengan menggunakan MDS juga dapat
digunakan untuk mengetahui atribut-atribut sensitif yang mempengaruhi indeks keberlanjutan dari sumberdaya tersebut melalui leverage analysis. Menurut
Pitcher dan Preikshot 2001, apabila nilai faktor atribut pengaruh secara merata berada pada rentang dua persen dan enam persen serta tidak ada faktor pengaruh
yang bernilai lebih dari delapan persen maka tidak ada atribut yang dominan dalam dimensi tersebut.
Hasil analisis faktoratribut pengungkit leverage attributes pada dimensi ekologi pada sumberdaya perikanan pelagis ditunjukkan pada Gambar 31.
Berdasarkan Gambar 31 diketahui bahwa dari enam atribut yang dianalisis ada satu atribut yang sensitif mempengaruhi keberlanjutan perikanan tangkap di
Provinsi DKI Jakarta, yaitu tingkat eksploitasi. Tingkat eksploitasi mempunyai pengaruh dominan dalam keberlanjutan sumberdaya perikanan pelagis karena
ikan termasuk sumberdaya yang dapat diperbaharui sehingga ketika tingkat eksploitasi ikan sudah melebihi potensi lestarinya maka akan menpengaruhi
kemapuan ikan untuk pulih secara alami Hal ini dapat terlihat dari ukuran ikan yang semakin kecil karena ikan tidak mempunyai waktu untuk tumbuh maksimal
ataupun jenis ikan yang semakin berkurang karena ikan kesempatan ikan untuk bereproduksi untuk memulihkan daya dukungnya semakin berkurang. Atribut
tingkat eskploitasi perlu mendapat perhatian dan dikelola dengan baik agar nilai indeks keberlanjutan dimensi ekologi pada sumberdaya ikan pelagis dapat
meningkat di masa depan.
Gambar 31. Faktor pengungkit pada dimensi ekologi Sumber : Hasil Analisis Data, 2013
Berdasarkan analisis monte carlo diketahui bahwa kondisi ekologis sumberdaya perikanan pelagis banyak mengalami pertubasi gangguan dilihat
dari plot yang menyebar, seperti disajikan pada Gambar 32.
Gambar 32. Hasil analisis Monte Carlo untuk sumberdaya ikan pelagis pada dimensi ekologi
Sumber : Hasil Analisis Data, 2013
2,4 7,8
6,7 8,0
4,7 2,4
1 2
3 4
5 6
7 8
9 size of fish caught
species caught Tekanan pemanfaatan perairan
exploitation status range collapse
proporsi ikan yang dibuang
Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Sustainability scale 0 to 100
A tt
ri b
u te
Leverage of Attributes
-60 -40
-20 20
40 60
20 40
60 80
100 120
O th
er D
is ti
n g
is h
in g
F ea
tu res
Fisheries Sustainability
RAPFISH Ordination - Monte Carlo Scatter Plot