Sub model ekonomi Sub model sosial

ekonomi, atibut penyerapan tenaga kerja, keuntungan, kontribusi sektor perikanan terhadap total PDRB, proporsi sumberdaya ikan luar yang didaratkan di DKI Jakarta, dan tujuan pemasaran merupakan atribut sensitif yang mempengaruhi keberlanjutan dimensi ini. Oleh sebab itu peningkatan keberlanjutan sumberdaya ikan pelagis di DKI Jakarta dapat dimulai dengan peningkatan keberlanjutan pada atribut-atribut tersebut, terutama atribut keuntungan dan proporsi sumberdaya ikan luar yang didaratkan di Jakarta. 7 Untuk sumberdaya ikan demersal, hasil AHP dan analisis leverage mengindikasikan bahwa dari kelima dimensi keberlanjutan yang dianalisis diketahui bahwa pada aktivitas penangkapan ikan demersal, dimensi ekologi mempunyai prioritas terpenting dalam mempengaruhi keberlanjutan usaha ini sedangkan hasil analisis leverage mengindikasikan pada dimensi ekologi, atibut tingkat eksplotasi adalah atribut yang paling mempengaruhi kebelanjutan dimensi ini. Oleh sebab itu, peningkatan status keberlanjutan sumberdaya ikan demersal dapat dimulai dengan peningkatan status keberlanjutan pada dimensi ekologi, yaitu dengan cara membuat kebijakan yang mengatur tingkat eksploitasi dan mendorong pemanfaat sumberdaya ikan demersal untuk menangkap ikan di perairan teluk bagian luar off shore . 8 Aktivitas perikanan tangkap di Provinsi DKI Jakarta adalah ‘katup pengaman’ sehingga keberdaaannya tidak bisa diabaikandihilangkan dari kebijakan pengelolaan kawasan pesisir dan laut ibukota di masa depan. Usaha perikanan tangkap harus tetap dipertahankan eksistensinya walaupun hanya usaha skala kecil. Sebagai kota pesisir dengan luas laut hampir sepuluh kali dari luas daratan, kehidupan masyarakat pesisir ibukota tidak bisa dipisahkan dari usaha penangkapan ikan. Usaha penangkapan ikan merupakan usaha yang dilakukan masyarakat pesisir ketika tidak bisa memperoleh penghidupan dari usaha di darat. Tabel 60. Rangkuman Hasil Analisis Kebijakan Pengembangan Ekonomi Perikanan Tangkap Berkelanjutan di Provinsi DKI Jakarta Analisis Bioekonomi Analisis Laju Degradasi dan Depresiasi Analisis Keberlanjutan Analisis Dinamik - Pemanfaatan sumberdaya perikanan pelagis dan demersal di Provinsi DKI Jakarta sudah melewati batas optimalnya sehingga diperlukan pengelolaan upaya penangkapan secara tepat. - Besaran rata-rata laju deradasi dan depresiasi sumberdaya ikan pelagis secara berturut-turut adalah 0,65 dan 0.67, yang berarti berada di atas batas toleransinya. Dengan demikian, sumberdaya ikan pelagis di perairan Jakarta dapat dikatakan telah mengalami degradasi dan depresiasi. - Besaran rata-rata laju deradasi dan depresiasi sumberdaya ikan demersal adalah 0,33 yang berarti berada di bawah batas toleransinya. Dengan demikian, sumberdaya ikan demersal di perairan Jakarta dapat dikatakan belum mengalami degradasi dan depresiasi. - Status keberlanjutan sumberdaya pelagis dan demersal berada dalam status kurang berkelanjutan - Dimensi yang paling mempengaruhi kebelanjutan sumberdaya perikanan pelagis adalah dimensi ekonomi sedangkan dimensi yang paling mempengaruhi kebelanjutan sumberdaya perikanan demersal adalah dimensi ekologi - Berdasarkan analisis leverange, atribut sensitif yang mempengaruhi keberlan jutan sumberdaya perikanan pelagis dan demersal adalah tingkat eksploitasi, tingkat keuntungan, penyerapan tenaga kerja, kontribusi terhadap PDRB, sumberdaya ikan luar, tujuan pemasaran, penanganan pasca panen, penggunaan alat bantu destruktif, perubahan daya tangkap, selektivitas alat tangkap, jenissifat alat tangkap, dan lama trip, - Berdasarkan hasil simulasi diketahui bahwa pada kondisi aktual tanpa pemabatasan upaya tangkap stok sumberdaya akan semakin berkurang sehinggan akan mempengaruhi volume tangkap yang akan berimplikasi pada menutunnya keuntungan tangkap. - Berdasarkan hasil simulasi pada sumberdaya perikanan pelagis dan demersal diketahui bahwa pembatasan effort pada tingkat MSY dan MEY akan mempertahankan stok sumberdaya, dan meningkatkan keuntungan tangkap Sumber : Hasil Analisis Data, 2013 21 7