2.3 Daya Dukung Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan
Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain Undang-
Undang nomor 23 Tahun 1997. Menurut Clark 1996, daya dukung merupakan konsep yang tepat dalam memanfaatkan sumberdaya secara terbatas. Daya
dukung lingkungan dibagi menjadi dua, yakni; 1 daya dukung ekologis ecological carrying capacity, dan 2 daya dukung ekonomis economic
carrying capacity Scones 1993. Daya dukung ekologis adalah jumlah
maksimum organisme pada suatu lahan yang dapat didukung tanpa mengakibatkan kematian karena faktor kepadatan dan tanpa terjadinya kerusakan
lingkungan secara permanen. Daya dukung ekologis ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan. Daya dukung ekonomi adalah tingkat produksi skala usaha yang
memberikan keuntungan maksimum secara lestari dalam suatu lahan dan ditentukan oleh tujuan usaha secara ekonomi. Dalam hal ini digunakan parameter-
parameter kelayakan usaha secara ekonomi. Konsep dasar dari sustainability adalah penggunaan suatu sumberdaya
alam sedemikian rupa sehingga tidak terkuras atau rusak secara permanen. Menurut Charles 2001 untuk mendukung keberlanjutan perikanan diperlukan
keberlanjutan aspek ekologi, sosio-ekonomi, komunitas dan institusi, yaitu : 1. Ecological sustainability keberlanjutan ekologis, yaitu memelihara
keberlanjutan stok ikan sehingga tidak melewati daya dukungnya serta meningkatkan kapasitas dan kualitas dari ekosistem.
2. Socioeconomic sustainability keberlanjutan sosial ekonomi, yaitu mempertahankan keberlanjutan kesejahteraan baik individu maupun
masyarakat. 3. Community sustainability keberlanjutan komunitas, yaitu mempertahankan
keberlanjutan kesejahteraan dari sisi masyarakat. 4. Institutional Sustainability keberlanjutan institusional, yaitu memelihara
aspek finansial dan administrasi yang sehat yang merupakan prasyarat dari ketiga pembangunan berkelanjutan di atas. Secara ringkas dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 3. Segitiga keberlanjutan perikanan Charles 2001.
Pendekatan yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sistem perikanan berkelanjutan dapat dilakukan dengan pendekatan dari aspek lingkungan biofisik,
lingkungan manusia dan institusi politik dan ekonomi. Lingkungan biofisik dapat ditentukan dengan tiga cara, yaitu : 1 menentapkan batas-batas ekologis dan
menyesuaikan dalam hubungan dengan ekosistem; 2 mengenali kebutuhan untuk menggabungkan aktivitas manusia dengan siklus alam; dan 3 aktivitas
utama didasarkan pada sumberdaya yang dapat diperbaharui. Pendekatan aspek manusia dilakukan dengan tiga cara¸ yaitu : 1 pemenuhan kebutuhan dasar
manusia; 2 menerapkan asas kesamaan dan keadilan sosial; dan 3 peraturan yang pasti. Penentuan institusi politik dan ekonomi kelembagaan dapat
ditentukan dengan enam cara, yaitu : 1 membangun perspektif jangka panjang lebih dominan; 2 menetapakan tujuan ganda sosiallingkunganekonomi; 3
mengantisipasi perkembangan di masa datangadaptif institusi dirancang untuk merespon dan memecahkan masalah; 4 responsif terhadap krisis pada level
berbeda; 5 menetapkan orientasi dari sistem yang dibangun interaksi antar komponen, pertukaran, umpan balik; dan 6 menetapkan prinsip-prinsip
manajemen yang kondusif terbuka jujur diinformasikan pemberdayaan pengambilan keputusan.
Pendekatan ketiga aspek tersebut mempunyai kriteria dan indikator yang jelas untuk menilai keberlanjutan sistem perikanan. Menurut Charles 2001,
Ecological Sustainability
Instutional Sustainability
Sosio-economic Sustainability
Community Sustainability
sistem perikanan yang berkelanjutan ditinjau dari aspek ekologis meliputi tingkat penangkapan, jumlah biomassa, ukuran ikan, kualitas lingkungan, keragaman
spesies, luas area rehabilitasi, luas area dilindungi, dan pemahaman ekosistem Tabel 2.
Tabel 2. Kriteria dan indikator keberlanjutan aspek ekologi sistem perikanan
Kriteria Keberlanjutan
Indikator Keberlanjutan minimum,
jika :
Tingkat penangkapan
MSY-tangkapanMSY Tangkapan melebihi MSY
Biomassa Biomassa relatif ke
rata-rata Total biomassa atau
reproduksi stok biomassa di bawah ambang kritis
Trend biomassa Persentase perubahan
rata-rata tahunan selama beberapa tahun
Biomasssa turun secara cepat atau kurangnya rekruitmen
Ukuran ikan Rata-rata ukuran ikan
relatif ke rata-rata Ukuran rata-rata yang
tertangkap relatif lebih kecil daru ukuran optimal
Kualitas lingkungan
Kualitas relatif ke rata- rata + perubahan
rata-rata Kualitas lingkungan rendah
dan menurun
Keragaman spesies
tangkapan Jumlah spesies rata-
rata tangkapan + diversitas rata-rata
Jumlah spesies tertangkap dan indeks diversitas relatif di
bawah tingkat sebelumnya
Keragaman ekosistem
Jumlah spesies rata- rata tangkapan +
diversitas rata-rata Jumlah spesies dan indeks
diversitas rendah dan menurun
Area rehabilitasi Luas area rehabilitasi
total area Peningkatan luas area yang
tercemar Area dilindungi
Luas area dilindungi total area
Pengurangan kawasan lindung karena eksploitasi
Pemahaman ekosistem
Tingkat pengetahuan relatif ke level lebih
tinggi Pemahaman sumberdaya dan
ekosistem tidak jelas
Sumber : Charles 2001 Menurut Charles 2001, kriteria sistem perikanan yang berkelanjutan
ditinjau dari aspek sosial ekonomi masyarakat meliputi fleksibilitas masyarakat,
kemandirian masyarakat, daya dukung manusia, daya dukung lingkungan, kesamaan distribusi, kapasitas armada lestari, investasi, suplai pangan, dan
ketahanan pangan jangka panjang Tabel 3.
Tabel 3. Kriteria dan indikator keberlanjutan aspek sosial ekonomimasyarakat sistem perikanan
Kriteria Keberlanjutan
Indikator Keberlanjutan minimum, jika
:
Fleksibilitas masyarakat
Indeks keragaman tenaga kerja
Kurangnya alternatif pekerjaan yang dapat dilakukan nelayan
Kemandirian masyarakat
Proposi kegiatan ekonomi berbasis lokal
Ketergantungan tinggi terhadap kekuatan ekonomi luar
Daya dukung manusia mata
pencaharian Penggunaan atau
potensial kelangsungan tenaga kerja relatif ke
populasi Keberlanjutan ekonomi atau
lapangan kerja di bawah perkiraan penggunaan atau
potensial populasi
Daya dukung manusia
lingkungan Kapasitas daya serap
lingkunganproduksi limbah manusia
Limbah manusia melebihi kemampuan lingkungan untuk
menerimanya
Kesamaan Rasio koefisien Gini
dan pendapatan atau distribusi pangan
Penyebaran pendapatan dan suplai makanan di bawah
ketentuan minimum
Kapasitas penangkapan
ikan fishing capacity
Rasio kapasitas pada tingkat MSY terhadap
kapasitas terpasang Kapasitas terpasang melebihi
hasil tangkapan lestari MSY
Investasi tepat Kapasitas investasi
saat stok optimal Investasi di atas tingkat
kapasitas stok maksimum atau 0 saat stok menurun
Suplai makanan Suplai pangan per
kapita kebutuhan minimum nutrisi
relatif Ketersediaan pangan per orang
di bawah kebutuhan minimum nutrisi
Ketahanan pangan jangka
panjang Kemungkinan
kecukupan pangan 10 tahun ke depan
Stabilitas suplai pangan rendah atau suplai turun dengan cepat
Sumber : Charles 2001
Charles 2001 mengemukakan bahwa kriteria sistem perikanan yang berkelanjutan ditinjau dari aspek institusional meliputi efektivitas manajemen,
penggunaan metode tradisional, penggabungan input lokal, kapasitas terpasang, dan keberlangsungan institusi Tabel 4.
Tabel 4. Kriteria dan indikator keberlanjutran aspek institusional sistem
perikanan
Kriteria Keberlanjutan
Indikator Keberlanjutan minimum,
jika :
Keefektifan menajemen
Tingkat keberhasilan pengelolaan negara
dan kebijakan pengaturan
Organisasi pengelolaan DKP yang ada tidak
mampu mengontrol tingkat eksploitasi dang mengatur
pengguna sumberdaya
Penggunaan metode pengelolaan
tradisional local wisdom
Tingkat penggunaan Metode pengelolaan
lingkungan dan sumberdaya tradisional local wisdom
tidak digunakan
Pemanfaatan atau pemberdayaan
institusi lokal Tingkat
pemberdayaan Pengelolaankegiatan
perencanaan tidak mempertimbangkan dan
menerapkan faktor sosial kultural lokal tradisi,
pengambilan keputusan masyarakat, pengetahuan
ekologi, dll
Kapasitas terpasang Tingkat upaya
kapasitas terpasang Kapasitas terpasang dalam
organisasi kurang relevan Keberlanjutan
institusi Tingkat keuangan
dan keberlangsungan organisasi
Organisasi pengelola kekurangan dukungan
finansial jangka panjang atau politik pendukung struktur
Sumber : Charles 2001 Menurut Fauzi 2006 keberlanjutan sustainable adalah suatu keadaan
yang berkesinambungan di mana kegunaan yang diperoleh dari suatu obyek atau sumber daya pada masa mendatang tidak berkurang dibandingkan saat ini.
Keberlanjutan merupakan permasalahan yang kompleks karena mencakup
berbagai aspek atau dimensi keberlanjutan, seperti dimensi sumber daya, sosial, ekonomi dan lingkungan Hall 2001. Penilaian keberlanjutan yang hanya
menitikberatkan pada salah satu dimensi saja ternyata menyebabkan ketimpangan atau dampak buruk pada dimensi lainnya.
2.4 Analisis Bioekonomi
Perikanan sebagai sumberdaya yang dapat pulih atau renewable resource memerlukan managemen pengelolaan yang tepat agar dapat memberikan rente
yang optimal bagi masyarakat namun kelestarian sumberdaya itu tetap terjaga untuk generasi mendatang. Secara implisit pernyataan tersebut mengandung dua
makna, yaitu makna ekonomi dan makna biologi. Hal ini berarti, pemanfaatan optimal sumberdaya ikan harus mengakomodasi aspek ekonomi dan biologi.
sehingga pendekatan bioekonomi dalam pengelolaan sumberdaya perikanan merupakan hal yang harus dipahami oleh setiap pelaku yang terlibat dalam
pengelolaan sumberdaya perikanan Fauzi 2004. Pada mulanya, pengelolaan sumberdaya ikan hanya didasarkan pada faktor
biologi semata, dengan pendekatan yang disebut Maximum Sustainable Yield tangkapan maksimum yang lestari. Inti pendekatan ini adalah bahwa setiap
spesies ikan memiliki kemampuan untuk berproduksi yang melebihi kapasitas produksi surplus, sehingga apabila surplus ini dipanen tidak lebih dan tidak
kurang maka stok ikan akan mampu bertahan secara berkesinambungan sustainable
. Para pakar biologi perikanan mencoba menurunkan sustainable yield curve
yang didasarkan pada keseimbangan populasi ikan atau biomassa ikan. Populasi ikan diasumsikan akan tumbuh karena terdapat kelahiran dalam populasi
itu recruitment, adanya pertumbuhan ikan dalam populasi tersebut growth, kemudian populasi ikan tersebut dibatasi oleh kematian alami yang disebabkan
oleh predator dan keterbatasan lingkungan perairan. Keterbatasan lingkungan itu terjadi karena :
1 Persediaan makanan dalam perairan. Persediaan makanan bukan hanya diperlukan oleh ikan dalam perairan, tetapi juga oleh organisme lain yang
terdapat dalam perairan tersebut; 2 Ketersediaan oksigen. Oksigen diperlukan bukan hanya oleh ikan yang dalam
perairan tetapi berbagai organisme dalam kolom air juga memerlukan
oksigen. Kolom air memerlukan oksigen untuk menetralisir pencemaran yang ada dalam perairan, dalam ilmu ekologi disebut sebagai daya asimilasi;
3 Keterbatasan ruang karena ada kendala fisik dan kimiawi yang implisit terdapat dalam kolom air, sehingga ikut membatasi ruang hidup populasi ikan
Zulham 2005. Apabila ketiga keterbatasan itu dianggap konstan, dan x didefinisikan
sebagai biomassa ikan, t adalah waktu dan Fx adalah fungsi yang menggambarkan pertumbuhan alami populasi ikan sehingga dinamika
pertumbuhan populasi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
Perairan memiliki daya dukung lingkungan yang disebut Shcaefer 1957 sebagai carrying capacity K
yang menunjukkan kemampuan lingkungan untuk menopang kehidupan populasi ikan. Interaksi berbagai pertumbuhan dalam
populasi itu oleh Schaefer 1957 disebut sebagai intrinsic growth rate r. Jumlah populasi akan mencapai K, jika selama priode t pertumbuhan populasi x adalah
nol. Dengan demikian pertumbuhan populasi ikan menurut Schaefer 1957 dapat dituliskan sebagai :
Jumlah biomas ikan yang mencapai carrying capacity dapat dilihat pada tampilan Gambar 4. Gambar 4 menjelaskan bahwa pada rentang waktu tertentu
tingkat pertumbuhan populasi relatif rendah,namun karena persediaan makanan yang melimpah maka pertumbuhan populasi ikan Fx akan meningkat. Akibat
kendala yang terdapat pada lingkungan maka Fx akan mencapai maksimum dan kemudian menurun. Pertumbuhan Fx itu akan mencapai titik nol pada saat
biomassa x sama dengan K karena lingkungan tidak mampu lagi mendukung pertambahan populasi ikan. Secara grafik hubungan biomassa dengan daya
dukung lingkungan digambarkan seperti tampak pada Gambar 4.