Dimensi Kelembagaan Status Keberlanjutan Setiap Dimensi pada Sumberdaya Perikanan Demersal

penangkapan Seijo et al. 1998. Pendapatan nelayan merupakan indikator penting untuk menilai potensi keberlanjutan usaha perikanan tangkap. Pendapatan yang rendah mengindikasikan bahwa potensi nelayan untuk mendapatkan kehidupan yang layak semakin rendah. Untuk mengukur tingkat pendapatan nelayan digunakan nilai UMR sehingga dapat dinilai apakah pendapatan nelayan telah sesuai dengan rata-rata pendapatan pekerja pada industri kecil dan menengah. Pendapatan nelayan yang dimaksud dalam penelirtian ini adalah pendapatan nelayan tanpa mempertimbangkan statusnya. Hal ini dikarenakan pendapatan nelayan pemilik kapal dan pekerja di Jakarta ralatif sama. Pendapatan nelayan dipengaruhi oleh keuntungan per upaya tangkap. Menurut model produksi surplus, kegiatan upaya tangkap akan terus meningkat sampai batas tertentu hingga keuntungan tangkap sama dengan nol Purnomo 2012. Mengacu kepada prinsip tersebut, terjadinya peningkatan upaya tangkap setelah tingkat eksploitasi optimal MSY akan mengakibatkan penurunan pendapatan nelayan. Kondisi seperti ini saat ini terjadi pada kawasan penelitian sehingga apabila upaya tangkap effort meningkat pendapatan nelayan akan terus menurun. Pendapatan nelayan nilainya dipengaruhi oleh keuntungan per upaya tangkap KUT dan jumlah upaya tangkap per bulan.

8.2 Pemodelan sistem

Pemodelan sistem adalah tahapan untuk merancang model pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan di Provinsi DKI Jakarta. Pemodelan sistem terdiri atas tiga aktivitas, yaitu konseptualisasi sistem, formulasi model dan pengujian model. Tahapan di awali dengan penentuan ruang lingkup dan asumsi- asumsi model sebagai bagian dari konseptualisasi model. Proses dilanjutkan dengan membangun model konseptual dalam bentuk diagram kausal loop Eriyatno 1999. Formulasi model dilakukan dengan menuangkan model konseptual ke dalam model komputer dalam bentuk stock and flow diagram SFD dan model matematik yang didasarkan dari analisis bioekonomi. Tahapan terakhir adalah melakukan pengujian model yaitu melalui verifikasi dan validasi model.

8.2.1 Ruang Lingkup dan Asumsi Model

Ruang lingkup model pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan dalam penelitian ini adalah : a Model dibangun hanya berdasarkan pendekatan produksi. b Indikator keuntungan dalam model hanya mempertimbangan keuntungan yang diterima nelayan berdasarkan hasil analisis bioekonomi. c Model tidak mencakup prediksi variabel-variabel ekonomi makro, seperti suku bunga, nilai tukar rupiah atau harga bahan bakar. Model diasumsikan berlaku apabila keadaan ekonomi makro berlangsung stabil. d Model hanya mempertimbangkan pelaku utama yang terkait dengan aktivitas perikanan tangkap, yaitu nelayan.

8.2.2 Model Sumberdaya Perikanan Tangkap Berkelanjutan

a Diagram stock and flow model Diagram kausal sistem perikanan tangkap berkelanjutan menggambarkan hubungan keterkaitan antara indikator keberlanjutan, seperti ditunjukkan pada Gambar 63. Hubungan yang terjadi antara variabel sistem dapat berupa pola hubungan positif maupun negatif. Pola hubungan positif mempunyai arti bahwa peningkatan nilai suatu variabel atau indikator akan berpengaruh terhadap peningkatan variabel atau indikator lainnya. Sebaliknya, apabila peningkatan nilai suatu variabel atau indikator menyebabkan penurunan nilai variabel atau indikator lainnya disebut pola hubungan negatif Purnomo 2012 Jumlah stok sumberdaya mempunyai peranan penting dalam menentukan keberlanjutan sumberdaya perikanan tangkap, bukan hanya pada dimensi ekologi akan tetapi pada model secara umum. Hasil tangkapan dan ketersediaan stok sumber daya ikan mempunyai pola hubungan yang negatif, artinya peningkatan hasil tangkapan sampai melebihi batas lestari justru berpotensi menurunkan ketersediaan sumber daya ikan sehingga tangkapan selanjutnya akan berpotensi menurun. Pada dimensi ekonomi, keuntungan usaha penangkapan mempunyai peranan kunci dalam menentukan nilai indikator keberlanjutan pada dimensi ekonomi maupun dimensi lainnya. Pola hubungan yang terjadi adalah pola hubungan yang positif, artinya peningkatan keuntungan akan berpotensi untuk meningkatkan keuntungan per upaya tangkap. Pada dimensi sosial, indikator keuntungan dari dimensi ekonomi mempunyai pengaruh besar terhadap nilai indikator keuntungan per bulan dibandingkan UMR. Gambar 66. Diagram Stock and Flow pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan b Mekanisme keterkaitan dan umpan balik pada model Pada model pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan, variabel atau indikator dari sub model satu dengan lainnya mempunyai hubungan yang saling terkait. Adanya hubungan tersebut menyebabkan terjadinya dinamika model. Jika nilai suatu variabel pada suatu sub model berubah maka akan berpengaruh terhadap nilai variabel pada sub model lainnya. Keputusan untuk melakukan intervensi model dilakukan setelah diperoleh nilai dari parameter-parameter yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya berkelanjutan. Dalam penelitian ini nilai-nilai parameter dalam model didapat berdasarkan hasil analisis bioekonomi. Selanjutnya, agar upaya peningkatan keberlanjutan sumberdaya perikanan dapat berjalan efektif maka terlebih dahulu dikembangkan alternatif skenario kebijakan. Dalam penelitian ini, skenario kebijakan yang digunakan untuk memprediksi keberlanjutan sumberdaya perikanan adalah skenario pembatasan upaya tangkap sampai pada kondisi MEY dan MSY.

8.2.3 Perancangan Model Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Tangkap Berkelanjutan

Pada bagian ini dijelaskan secara rinci formulasi yang digunakan dalam sistem Penjelasan diawali dengan menyajikan model konseptual dalam bentuk diagram kausal loop dari setiap sub model. Penjabaran model konseptual dalam bentuk model sistem dinamis direpresentasikan dalam bentuk diagram stock and flow SFD. Pada diagram ini telah tercakup variabel-variabel penting model yang menentukan perilaku dari masing-masing dimensi. Simbol-simbol yang terdapat pada SFD telah mengandung persamaan matematik dalam bentuk persamaan sistem dinamis. Persamaan sistem dinamis yang sangat penting dalam menentukan kinerja model disajikan pada bagian ini. 8.2.3.1 Sub model ekologi Keberlanjutan pada dimensi ekologi dalam penelitian ini direpresentasikan melalui keberlanjutan stok sumberdaya. Gambar 67 menyajikan diagram stock and flow pada sub model ekologi. Gambar 67. Stok and flow diagram untuk sub model ekologi Untuk memprediksi ketersediaan stok digunakan pendekatan model surplus produksi. Pendekatan tersebut mendasarkan kepada asumsi bahwa sumber daya ikan bersifat dinamis, dipengaruhi oleh faktor jumlah tangkapan dan karakteristik biologi ikan, yaitu laju pertumbuhan dan kematian ikan. Faktor tersebut dicerminkan dalam bentuk nilai parameter, yaitu pertumbuhan intrinsik ikan r, koefisien penangkapan q dan daya dukung lingkungan K. Berdasarkan