Analisis Laju Degradasi Analisis Degradasi dan Depresiasi

mengurangi tingkat kebahayaannya terhadap lingkungan. Porter 1993 menyatakan bahwa pembaharuan teknologi diperlukan apabila secara nyata mampu menekan biaya produksi. Dengan demikian teknologi yang berkelanjutan dapat diartikan sebagai teknologi yang mampu meningkatkan keuntungan menyeluruh bagi usaha perikanan baik dari segi peningkatan efisiensi dan produktivitas produksi maupun penurunan limbah dan dampak buruknya terhadap lingkungan. Pada umumnya, pengembangan teknologi dibidang penangkapan ikan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas penangkapan untuk memenuhi permintaan konsumsi yang semakin meningkat danatau untuk meningkatkan daya saing sesama nelayan karena semakin terbatasnya sumberdaya ikan. Perkembangan teknologi yang semakin efektif seperti memperkecil ukuran mata jaring dan menambah kedalaman jaring bisa berdampak pada menurunnya ketersediaan sumberdaya ikan sehingga persaingan dalam memperebukan sumberdaya ikan yang terbatas akan terjadi. Persaingan dalam teknologi penangkapan biasanya ditandai dengan dioperasikannya alat penangkpan ikan yang makin produktif namun kurang ramah lingkungan bahkan bersifat destruktif. Dimensi teknologi merupakan cerminan dari pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap dengan menggunakan suatu teknologi. Teknologi yang baik adalah teknologi yang dapat mendukung keberlanjutan setiap aktivitas ekonomi dalam sektor perikanan tangkap. Kajian dimensi teknologi ini sangat penting karena aplikasi teknologi dapat menggambarkan tingkat serapan teknologi oleh masyarakat penggunanya. Pada aktivitas perikanan tangkap, penggunaan teknologi dapat menggambarkan skala usahanya. Interaksi dimensi teknologi dengan dimensi lainnya, seperti dimensi ekonomi dan sosial dapat berdampak langsung maupun jangka panjang terhadap kondisi dimensi ekologi. Dalam perikanan tangkap, penggunaan teknologi juga dapat mengindikasikan etika pengelola perikanan dalam memanfaatkan sumberdaya ikan. Penggunaan teknologi yang tidak tepat dapat memicu terjadinya kerusakan lingkungan atau dapat menimbulkan konflik sosial antar pemanfaat sumberdaya ikan. Beberapa kriteria untuk teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan yaitu selektifitas tinggi, tidak destruktif terhadap habitat, tidak membahayakan nelayan, menghasilkan ikan bermutu baik, produk tidak membahayakan kesehatan konsumen, hasil tangkapan ikan yang dibuang minimum, mempunyai dampak minimum terhadap keanekaragaman sumberdaya hayati, tidak menangkap spesies yang dilindungi atau terancam punah, dan diterima secara sosial Monintja dalam Bengen 2000. Pengertian dimensi ini dalam bingkai pembangunan perikanan tangkap berkelanjutan di perairan Jakarta diterjemahkan ke dalam sembilan atribut yang secara operasional dapat menggambarkan status keberlanjutan perikanan tangkap yang dianalisis menurut dimensi teknologi. Atribut dalam dimensi teknologi dalam penelitian ini antara lain, pilihan terhadap tempat pendaratan ikan, lama trip penangkapan, jenissifat alat tangkap, selektifitas alat tangkap, penanganan di kapal sebelum didaratkan, ukuran kapal penangkapan, penanganan pasca panen, penggunaan alat bantu destruktif dan perubahan daya tangkap. 1 Pilihan terhadap Tempat Pendaratan Ikan Tempat pendaratan ikan yang menyebar atau berjumlah banyak secara langsung mempercepat waktu penurunan ikan sehingga meningkatkan keuntungan nelayan Hartono et.al 2005. Provinsi DKI Jakarta mempunyai tiga belas tempat pendaratan ikan, yaitu enam berada di wilayah pesisir Jakarta dan tujuh berada di wilayah Kepulauan Seribu. 2 Lama Trip Penangkapan Atribut lama trip penangkapan menggambarkan jarak fishing ground keberadaan sumberdaya perikanan. Kemampuan lama melaut secara tidak langsung menunjukkan kemampuan mengeksploitasi sumberdaya perikanan. Semakin singkat waktu melaut makan semakin kecil kemampuan mengeksploitasi sumberdaya perikanan. 3 JenisSifat Alat Tangkap Alat tangkap ikan pelagis seperti gill net dan payang dikategorikan sebagai alat tangkap yang aktif sedangkan alat tangkap pancing dikategorikan alat tangkap pasif. Alat tangkap ikan demersal seperti bubu dan rampus dikategorikan sebagai alat tangkap yang pasif sedangkan bouke ami dan dogol dapar dikategorikan sebagai alat tangkap yang aktif.