Keberlanjutan Sumberdaya Ikan pada Dimensi Ekonomi

perikanan tangkap di Provinsi DKI Jakarta. Ketujuh atribut tersebut, yaitu ketersediaan peraturan formal, just management, ilegal fishing, adjacency and reliance, equity in entry to fishery,alternatives , dan peran lembaga formal. Definisi ketujuh atribut tersebut adalah menurut Hartono et.al 2005 adalah sebagai berikut : 1 Ketersediaan peraturan formal Semakin banyak peraturan perundangan yang telah dibuat maka pengelolaan sumberdaya perikanan akan lebih mudah diaturdikelola. 2 Posisi nelayan just management Proses pengambilan keputusan serta pelaksanaan peraturan yang semakin melibatkan seluruh stakeholders termasuk nelayan dalam posisi yang seimbang akan lebih dapat menghasilkan mekanisme pengaturan sumberdaya perikanan yang baik. 3 Ilegal fishing Pemanfaat sumberdaya perikanan akan lebih patuh pada aturan pengelolaan sumberdaya perikanan pada saat kepedulaian masyrakat terhadap segala kegiatan penangkapan ikan tinggi adanya tekanan publik. 4 Kedekatan nelayan secara geografissejarah dalam pengelolaan perikanan adjacency and reliance Nelayan yang hidup berdekatan dengan area penangkapannya dan telah dilakukan selama beberapa generasi serta sangat tergantung kehidupannya pada usaha perikanan maka cenderung akan mempertahankan kelestarian area penangkapan tersebut. 5 Kedekatan hubungan tradisional equity in entry to fishery Semakin dibatasi akses ke usaha perikanan serta pengaturan tersebut berdasarkan pada sejarahtradisi yang telah berlangsung turun temurun maka umumnya keputusan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan semakin bijak. Disamping itu juga akan mengurangi potensi terjadinya konflik pemanfaatan sumberdaya perikanan tersebut. 6 Pekerjaan di luar perikanan tangkap alternatives Semakin banyak pekerjaan di luar perikanan secara tidak langsung menurunkan tingkat eksploitasi sumberdaya perikanan. 7 Peranan lembaga formal Lembaga formal yang paling berwenang dalam kebijakan pengelolaan aktivitas perikanan tangkap di Provinsi DKI Jakarta adalah Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta. Semakin besar peranan lembaga ini dalam mengelola perikanan tangkap maupun aktivitas lain di kawasan pesisir dan laut yang secara langsung mempengaruhi kondisi sumberdaya perikanan tangkap maka keberlanjutan sumberdaya perikanan tangkap akan semakin tinggi.

4.4.3.2 Teknik Rapfish

Penelitian ini menggunakan perangkat lunak software RAPFISH untuk menganalisis keberlanjutan sumberdaya perikanan yang diteliti. Analisis keberlanjutan dengan menggunakan Teknik Rapfish dimulai dengan me-review atribut dan mendefinisikan atribut perikanan yang akan dianalisis, mengidentifikasi dan melakukan penilaian scoring perikanan yang akan dianalisis Pitcher 1999. Prosedur analisis dengan teknik Rapfish pada penelitian ini akan melalui beberapa tahapan sebagai berikut : 1 Mengevaluasi dan menetapkan atribut dari kelima dimensi review atribut. Atribut merupakan parameter dari dimensi yang mewakili kondisi sumberdaya perikanan tangkap di Provinsi DKI Jakarta. Atribut yang telah disusun kemudian dilakukan evaluasi untuk dilihat hubungan antar atribut, apakah memiliki hubungan linier atau tidak. Jika terdapat hubungan linier maka disatukan menjadi satu atribut. Evaluasi dan penetapan atribut dilakukan dengan pendekatan scientific judgement berdasarkan pendekatan keilmuan yang sesuai baik berdasarkan hasil kajian maupun penelitian maupun sumber pustaka lainnya. Penetapan atribut juga dilakukan dengan mempertimbangkan ketersediaan data dari atribut tersebut. Atribut yang dipilih dalam penelitian ini diharapkan dapat mencerminkan tingkat keberlanjutan di setiap dimensi dan dan disesuaikan dengan ketersediaan informasi yang dapat diperoleh dari karakter sumberdaya yang dikaji Pitcher dan preikshot 2001. 2 Analisis terhadap data perikanan lokasi studi melalui data statistik. 3 Analisis data pengamatan lapangan dan studi literatur. 4 Melakukan skoring aspek keberlanjutan perikanan. Penilaian terhadap keseluruhan atribut dari masing-masing dimensi keberlanjutan dalam pengelolaan perikanan tangkap Provinsi DKI Jakarta dikategorikan ke dalam baik, cukup baik, kurang baik, dan buruk. Seluruh atribut yang diperoleh dari hasil pengamatan akan dianalisis dengan teknik Rapfish. Pengolahan data dengan menggunakan teknik Rapfish terjadi dalam tiap modul VBA Visual Basic Applications yang masing-masing terhubung pada “g77ALSCAL.dll” untuk operasi multi-dimensional scalling MDS, analisis leverage JackKnife, dan analisis Monte Carlo. A. Analisis MDS multi-dimensional scalling Analisis multidimensi ini digunakan untuk menentukan titik-titik dalam Rapfish yang dikaji relatif terhadap dua titik yang menjadi acuan. Titik yang menjadi acuan tersebut adalah baik good dan buruk bad. Posisi titik-titik dalam Rapfish sangat banyak dan sangat sulit untuk digambarkan sehingga diperlukan suatu teknik dalam penentuan posisi titik-titik tersebut secara visual yang dikenal dengan metode multidimensional scalling MDS Fauzi dan Anna 2005. Teknik ordinasi penentuan jarak di dalam MDS didasarkan pada Euclidian Distance yang dalam ruang berdimensi n dapat ditulis sebagai berikut : Konfigurasi atau ordinasi dari suatu objek atau titik di dalam MDS kemudian diaproksimasi dengan dengan meregresikan jarak Euclidian d ij dari titik i ke titik j dengan titik asal ij d sebagaimana persamaan berikut : ij = α + ij Metode ALSCAL mengoptimasi jarak kuadrat squared distance = d + ijk terhadap data kuadrat titik asal = O ijk yang dalam tiga dimensi i, j, k ditulis dalam formula yang disebut S-Stress sebagai berikut : Di mana jarak kuadrat merupakan jarak Euclidian yang dibobot, atau ditulis: Pada setiap pengukuran yang bersifat mengukur metric seberapa fit goodness of fit, jarak titik pendugaan dengan titik asal, menjadi sangat penting. Goodness of fit dalam MDS tidak lain mengukur seberapa tepat how well konfigurasi dari suatu titik dapat mencerminkan data aslinya. Goodness of fit ini dalam MDS dicerminkan dari besaran nilai S-Stress yang dihitung berdasarkan nilai S di atas. Nilai stress yang rendah menunjukan good fit sementara nilai S yang tinggi sebaliknya. Di dalam Rapfish, model yang baik ditunjukan dengan nilai stress yang lebih kecil dari 0,25 S 0,25 Fauzi dan Anna 2005. Microsoft Excell digunakan untuk melakukan analisis MDS berikut dengan algoritma ALSCAL. Metode MDS merupakan salah satu metode ordinasi pada ruang dimensi yang diperkecil. Ordinasi suatu obyek pengamatan yang diukur dengan menggunakan banyak variable sulit dilihat secara visual mengingat bahwa posisi obyek di dalam ruang berdimensi lebih dari tiga yang tidak mungkin digambarkan. Analisis multidimensional diterapkan untuk mentrasnformasikan skor dari keseluruhan atribut keberlanjutan perikanan menurut dimensinya pada ordinasi antara 0 buruk dan 100 baik Kavanagh dan Pitcher 2004. Ketepatan tranformasi tersebut dikontrol oleh statistik stress dan koefisien determinasi. Asumsi bahwa kinerja pengelolaan terletak antara 0 sampai 100 persen atau buruk sampai ke baik sekali. Diantara nilai buruk sampai baik maka ada interval nilai kinerja yaitu cukup dan kurang, sehingga diperoleh empat tingkatan kinerja yaitu buruk, kurang, sedang dan baik. Tingkatan kinerja dibagi menjadi 4 tingkat sehingga diperoleh interval 0, 25 persen, 50 persen, 75 persen, dan 100 persen. Hasil penilaian kinerja atribut dari masing-masing dimensi dipetakan ke dalam dua titik acuan yang merupakan titik buruk bad dan titik baik good. Kategori hasil penilaian atribut disajikan pada Tabel 7.