FPI
i
SE = Upaya penangkapan effort hasil standarisasi pada tahun ke-i. = fishing power indeks atau faktor daya tangkap jenis unit penangkapan yang
akan distandarisasi pada tahun ke-i;
Estimasi stok ikan menggunakan model surplus produksi CYP untuk sumberdaya perikanan pelagis dan model surplus produksi Schnute untuk
sumberdaya ikan demersal Pemilihan model tersebut berdasarkan hasil evaluasi model yang sesuai dengan apriori teori kemudian didasarkan pada hasil analisis
statistiknya. Data sekunder sebagai rujukan analisis data diperoleh dari buku statistik
perikanan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012. Data produksi dan jumlah alat tangkap yang diperoleh yakni selama 15 tahun, mulai dari tahun 1997 sampai
dengan tahun 2011. Data effort diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah alat tangkap dengan rata-rata jumlah trip nelayan Jakarta per tahun. Data jumlah trip
nelayan diperoleh berdasarkan wawancara langsung dengan nelayan terpilih. Sebelum melakukan analisis optimasi terlebih dahulu dilakukan
perhitungan catch per unit effort CPUE. Perhitungan CPUE sebagai dasar perhitungan fungsi lestari dan analisis maximum economic yield MEY.
Berdasarkan estimasi parameter-parameter biologi yang dihasilkan dari model yang memenuhi kriteria statistik, ekonomi dan ekonometrika dapat diketahui pula
pengelolaan sumberdaya perikanan di Provinsi DKI Jakarta pada kondisi Maximum Sustainable Yield
MSY.
dimana : = hasil tangkapan spesies ke-n maksimum lestari
= biomass spesies ke-n maksimum lestari = effort spesies ke-n maksimum lestari
Parameter ekonomi yang digunakan dalam analisis bioekonomi adalah rata-rata harga ikan per ton dan rata-rata biaya per trip penangkapan. Biaya per
trip penangkapan didapat dari hasil wawacara dengan nelayan terpilih kemudian diambil rata-rata biaya per trip dari setiap unit penangkapan. Komponen biaya
merupakan faktor penting dalam usaha perikanan tangkap karena besarnya biaya akan mempengaruhi efisiensi dari usaha tersebut.
Untuk mendapatkan rata-rata harga ikan per ton digunakan metode rata- rata tertimbang, yaitu :
dimana : p
= rata-rata harga ikan per ton Na,b,c,..,n
= nilai ikan a, b, c, ...n Va,b,c,...n
= volume produksi ikan a,b,c,...n
4.4.2 Analisis Degradasi dan Depresiasi
Degradasi dan depresiasi sumberdaya dapat diartikan sebagai penurunan nilai dari sumberdaya baik secara kuantitas maupun kualitas dan manfaat secara
ekonomi sebagai dampak dari pemanfaatan sumberdaya tersebut. Jika nilai koefisien degradasi dan depresiasi suatu sumberdaya berada pada kisaran nilai
toleransi yaitu 0-0,5 maka sumberdaya tersebut belum mengalami degradasi dan depresiasi.
4.4.2.1 Analisis Laju Degradasi
Menurut Fauzi A dan S Anna 2005, degradasi dapat diartikan sebagai tingkat atau laju penurunan kualitas atau kuantitas sumberdaya alam yang dapat
diperbaharui renewable resources atau dengan kata lain, kemampuan alami sumberdaya alam dapat diperbaharukan untuk melakukan regenerasi sesuai
kapasitas produksinya berkurang. Kondisi ini dapat terjadi baik karena kondisi alam maupun karena pengaruh aktivitas manusia. Degradasi sumberdaya alam
dapat dihitung berdasarkan Anna S 2003 :
dimana : = laju degradasi
h h
= produksi lestari pada periode t
4.4.4.2 Analisis Laju Depresiasi
= produksi aktual pada periode t
Analisis depresiasi sumberdaya ditujukan untuk mengukur perubahan nilai moneter dari pemanfaatan sumberdaya alam, atau dengan kata lain depresiasi
merupakan pengukuran degradasi yang dirupiahkan. Menurut Anna S 2003 formula pengukuran depresiasi sumberdaya dapat dinotasikan sebagai berikut :
dimana : = laju degradasi
π π
= keuntungan lestari pada periode t
4.4.3 Analisis Keberlanjutan
= keuntungan aktual pada periode t
4.4.3.1 Dimensi Keberlanjutan
Berbeda dengan sumberdaya daratan terresterial, sumberdaya perikanan tangkap bersifat migratif, open access dan common property, yaitu sumberdaya
tidak menetap pada suatu kawasan saja, pemanfaatannya bersifat terbuka dan kepemilikannya bersifat umum. Oleh sebab itu pembangunan sumberdaya ikan
berkelanjutan berarti pembangunan yang tidak hanya mampu menciptakan kegiatan penangkapan sumberdaya perikanan tangkap yang kompetitif dan
menguntungkan sehingga menciptakan kehidupan yang baik bagi masyarakat perikanan dan menjamin ketahanan pangan yang bersumber dari protein hewani
khususnya ikan tetapi juga mampu menjamin kelangsungan dari lingkungan perairan dan sumberdaya alam didalamnya yang mendukung kegiatan perikanan
tangkap. Analisis keberlanjutan untuk sumberdaya perikanan pada penelitian ini
terdiri atas lima dimensi keberlanjutan, yaitu keberlanjutan sumberdaya ikan pada dimensi ekologi, keberlanjutan sumberdaya ikan pada dimensi ekonomi,
keberlanjutan sumberdaya ikan pada dimensi teknologi, keberlanjutan