Dimensi Ekonomi Pembobotan Dimensi dengan AHP

7.1.3.4 Dimensi Teknologi

Penentuan indeks status keberlanjutan teknologi perikanan tangkap dimulai dengan penentuan skor pada setiap atribut dalam dimensi teknologi berdasarkan realitas data di lapangan baik dengan wawancara dan pengamatan data primer maupun dengan menggunakan data sekunder. Alat tangkap untuk sumberdaya perikanan pelagis yang dianalisis adalah gill net, payang dan pancing. Payang dan gill net adalah alat tangkap yang aktif sedangkan pancing adalah alat tangkap pasif sehingga berdasarkan jumlah trip effort tiap pada alat tangkap tersebut maka dapat disimpulkan sebagian besar nelayan penangkap ikan pelagis menggunakan alat tangkap yang bersifat pasif. Dari jumlah effort juga diketahui bahwa pada alat tangkap gill net, pancing dan payang tidak terjadi pernambahan effort yang besar. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden terpilih didapatkan fakta bahwa : 1 Lama trip nelayan mengoperasikan alat tangkapnya adalah satu hari karena aktivitas perikanan tangkap nelayan Jakarta didominasi oleh usaha penangkapan ikan skala kecil; 2 Sebagian besar nelayan menjual hasil tangkapannya sesaat setelah tiba di PPI atau TPI, dan ikan yang dijual adalah ikan segar tanpa melalui perlakuan apapun; 3 Aktivitas penangkapan sumberdaya ikan pelagis sebagian besar menggunakan kapal berukuran 1-5 GT dengan ukuran kapal 2-5 meter. 4 Penggunaan alat tangkap bantu yang bersifat destruktif sudah sangat jarang ditemui. Secara ringkas penilaian untuk setiap atribut teknologi pada sumberdaya pelagis disajikan pada Tabel 38. Tabel 39. Hasil penilaian setiap atribut dimensi keberlanjutan teknologi untuk sumberdaya perikanan pelagis No Indikator Baik Buruk Skor Dasar Penilaian 1 Pilihan terhadap tempat pendaratan ikan 2 Pengamatan langsung, expert meeting 2 Lama trip penangkapan 2 Nilai modus 3 Jenissifat alat tangkap 2 Nilai modus, pengamatan langsung 4 Selektivitas alat tangkap 2 Nilai modus 5 Penanganan di kapal sebelum didaratkan 3 Nilai modus 6 Ukuran kapal penangkapan 2 Nilai modus 7 Penanganan pasca panen 2 Nilai modus 8 Penggunaan alat bantu perikanan yang destruktif 2 Nilai modus 9 Perubahan daya tangkap 2 2 Data sekunder Sumber : Hasil Analisis Data, 2013 Analisis Rapfish pada dimensi teknologi berjumlah sembilan atribut. Nilai skor pada dimensi teknologi untuk sumberdaya perikanan pelagis kemudian dianalisis dengan teknik Rapfish. Hasil yang diperoleh dari analisis dengan menggunakan teknik Rapfish adalah nilai indeks keberlanjutan pada dimensi teknologi untuk sumberdaya ikan pelagis Gambar 40. Gambar 40. Posisi status keberlanjutan sumberdaya perikanan pelagis pada dimensi teknologi Sumber : Hasil Analisis Data, 2013 Indeks keberlanjutan sumberdaya perikanan pelagis pada dimensi teknologi adalah 48,84. Berdasarkan kriteria status keberlanjutan maka sumberdaya perikanan pelagis pada dimensi teknologi berada pada kondisi kurang berkelanjutan. Nilai stress yang diperoleh dari dimensi teknologi adalah 13,91 persen atau masih kurang dari 25 persen yang berarti hasil analisis Rapfish sudah memenuhi kondisi good of fit. Nilai koefisien determinasi yang diperoleh adalah 92,84 persen yang berarti peubah-peubah yang digunakan dapat menjelaskan model sebesar 92,84 persen. Nilai statistik yang diperoleh dari hasil analisis Rapfish untuk dimensi teknologi pada sumberdaya perikana pelagis dapat dilihat pada Tabel 39. Tabel 39. Nilai statistik dari hasil analisis Rapfish pada dimensi teknologi untuk sumberdaya perikanan pelagis No Atribut Statistik Nilai Statistik Persentase 1 Stress 0,1391 13,91 2 R 0,9284 2 92,84 Sumber : Hasil Analisis Data, 2013 Hasil analisis sensitifitas atau leverage menggambarkan kondisi atribut- atribut teknologi yang sensitif mempengaruhi tingkat keberlanjutan sumberdaya perikanan pelagis. Berdasarkan analisis leverage, atribut-atribut yang perlu 48,84 GOOD BAD UP DOWN -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 O th er D is ti n g is h in g F ea tu res Fisheries Sustainability RAPFISH Ordination Real Fisheries References Anchors mendapat perhatian adalah perubahan daya tangkap, penggunaan alat bantu destruktif, penanganan pasca panen, selektivitas alat tangkap, jenissifat alat tangkap, dan lama trip. Gambar 41. Hasil analisis distribusi leverage pada dimensi teknologi untuk sumberdaya perikanan pelagis Sumber : Hasil Analisis Data, 2013 Gambar 42 menunjukkan hasil analisis monte carlo untuk sumberdaya ikan pelagis pada dimensi teknologi. Berdasarkan hasil analisis monte carlo diketahui bahwa sumberdaya ikan pelagis pada dimensi tekonologi telah mengalami banyak pertubasi. Hal ini ditunjukkan oleh plot biru yang menyebar. 5,48 9,11 11,85 15,99 17,87 13,52 9,47 3,12 5,34 5 10 15 20 Pilihan thd tempat pendaratan ikan Lama trip Jenis sifat alat tangkap Selektivitas alat tangkap perubahan daya tangkap penggunaan alat bantu destruktif Penanganan pasca panen ukuran kapal penangkapan Penanganan di kapal Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Sustainability scale 0 to 100 A tt ri b u te Leverage of Attributes Gambar 41. Hasil analisis monte carlo untuk sumberdaya ikan pelagis pada dimensi teknologi Sumber : Hasil Analisis Data, 2013

7.1.3.5 Dimensi Kelembagaan

Penilaian atribut pada dimensi kelembagaan untuk sumberdaya pelagis secara ringkas ditunjukkan pada Tabel 40. Tabel 40. Hasil penilaian setiap atribut keberlanjutan dimensi kelembagaan untuk sumberdaya perikanan pelagis No Indikator Baik Buruk Skor Dasar Penilaian 1 Ketersediaan peraturan formal dalam pengelolaan perikanan 2 1 Data sekunder, expert meeting , nilai modus dari hasil wawancara dengan responden 2 Just management 4 Nilai modus, expert meeting 3 Illegal fishing 2 1 Nilai modus 4 Adjacency and reliance 3 2 Pengamatan langsung Nilai modus 5 Equity in entry to fishery 2 Nilai modus 6 Alternatives 2 2 Nilai modus 7 Peranan lembaga formal DKP 3 1 Pengamatan langsung, expert meeting Sumber : Hasil Analisis Data, 2013 -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 O th er D is ti n g is h in g F ea tu res Fisheries Sustainability RAPFISH Ordination - Monte Carlo Scatter Plot Nilai skor pada dimensi kelembagaan untuk sumberdaya perikanan pelagis kemudian dianalisis dengan teknik Rapfish. Hasil yang diperoleh dari analisis dengan menggunakan teknik Rapfish adalah nilai indeks keberlanjutan pada dimensi kelembagaan untuk sumberdaya ikan pelagis Gambar 43. Gambar 43. Posisi status keberlanjutan sumberdaya perikanan pelagis pada dimensi kelembagaan Sumber : Hasil Analisis Data, 2013 Indeks keberlanjutan sumberdaya perikanan pelagis pada dimensi kelembagaan adalah 42,21. Berdasarkan kriteria status keberlanjutan maka sumberdaya perikanan pelagis pada dimensi kelembagaan berada pada kondisi kurang berkelanjutan. Nilai stress yang diperoleh dari dimensi kelembagaan untuk sumberdaya perikanan pelagis adalah 14,36 persen atau masih kurang dari 25 persen yang berarti hasil analisis Rapfish sudah memenuhi kondisi good of fit. Nilai koefisien determinasi yang diperoleh adalah 94,79 persen yang berarti peubah-peubah yang digunakan dapat menjelaskan model sebesar 94,79 persen. Nilai statistik yang diperoleh dari hasil analisis Rapfish untuk dimensi kelembagaan pada sumberdaya perikanan pelagis dapat dilihat pada Tabel 41. 42,21 GOOD BAD UP DOWN -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 O th er D is ti n g is h in g F ea tu res Fisheries Sustainability RAPFISH Ordination Real Fisheries References Anchors Tabel 41. Nilai statistik hasil analisis Rapfish pada dimensi kelembagaan untuk sumberdaya perikanan pelagis No Atribut Statistik Nilai Statistik Persentase 1 Stress 0,1436 14,36 2 R 0,9479 2 94,79 Sumber : Hasil Analisis Data, 2013 Berdasarkan analisis leverage diketahui bahwa tidak ada atribut-atribut yang dominan mempengaruhi keberlanjutan sumberdaya perikanan pelagis pada dimensi kelembagaan Gambar 44. Gambar 44. Hasil analisis distribusi leverage pada dimensi kelembagaan untuk sumberdaya perikanan pelagis Sumber : Hasil Analisis Data, 2013 Gambar 45 menunjukkan hasil analisis monte carlo untuk sumberdaya ikan pelagis pada dimensi kelembagaan. Berdasarkan hasil analisis monte carlo diketahui bahwa sumberdaya ikan pelagis pada dimensi kelembagaan telah mengalami banyak pertubasi. Hal ini ditunjukkan oleh plot biru yang menyebar. 2,92 5,52 1,21 7,68 6,15 5,63 4,70 2 4 6 8 10 ketersediaan peraatutan formal just management Peranan lembaga formal equity in entry to fishery adjacency and reliance alternatives ilegal fishing Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Sustainability scale 0 to 100 A tt ri b u te Leverage of Attributes