Berdasarkan dokumentasi di atas terlihat aktivitas siswa bertanya saat mengalami kesulitan dalam diskusi kelompok. Selain itu keantusiasan dan minat
siswa ditunjukkan dengan pembentukan kelompok yang tertib sesuai dengan instruksi yang diberikan.
4.2.1.2 Kekondusifan Diskusi Kelompok Mengidentifikasi Struktur Teks
Cerita Pendek
Pada kegiatan
ini siswa
berdiskusi dalam
kelompok untuk
mengidentifikasi struktur teks cerpen. Kekurangan yang terdapat pada siklus I diperbaiki pada siklus II dengan membentuk kelompok baru agar kegiatan diskusi
berjalan dan mendapat hasil yang lebih baik. Hasil observasi proses pembelajaran aspek kekondusifan diskusi kelompok
mengidentifikasi struktur teks cerita pendek pada siklus I tergolong cukup kondusif. Persentasenya sebesar 68,75 , masih terdapat beberapa siswa yang
tidak melakukan diskusi kelompok dengan baik. Pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 81,25 , siswa sudah melakukan diskusi kelompok dengan baik. Dari
jurnal guru, siswa sudah baik dalam melakukan diskusi kelompok hanya beberapa siswa yang kurang bisa bekerja sama dalam diskusi kelompok. Pembentukan
kelompok baru pada siklus II membuat siswa lebih bisa bekerja sama dalam diskusi kelompok.
Berikut dokumentasi foto yang menunjukkan aktivitas siswa dalam melakukan diskusi kelompok mengidentifikasi struktur teks cerpen.
Siklus I
Siklus II Gambar 22 Perbandingan Aktivitas Diskusi Siswa Mengidentifikasi Struktur
Teks Cerpen Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan dokumentasi di atas terlihat aktivitas siswa saat melaksanakan diskusi kelompok mengidentifikasi struktur teks cerpen, pada
siklus I masih terdapat beberapa siswa yang kurang serius dalam berdiskusi. Pada siklus II jumlah siswa yang kurang serius dalam diskusi berkurang. Dalam diskusi
siswa juga tidak segan untuk bertanya apabila mengalami kesulitan.
4.2.1.3 Keintensifan Diskusi Kelompok setelah Menyimak Tayangan Video
Pada tahap ini siswa diberikan tugas untuk berdiskusi dalam kelompok menentukan unsur pembangun cerita pada video yang ditayangkan. Minat siswa
ditingkatkan dengan penayangan video yang berbeda dari siklus I. Setelah menentukan unsur pembangun cerita, tiap kelompok menuliskan kembali cerita
pada video yang telah ditayangkan dan meneruskan cerita tersebut menjadi sebuah cerita yang utuh.
Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran pada aspek keintensifan diskusi kelompok setelah menyimak tayangan video pada siklus I mencapai
persentase 62,5 . Terdapat beberapa siswa yang kurang bisa bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam diskusi. Pembentukan kelompok baru pada
siklus II meningkatkan hasil menjadi 78,125 , dengan dibentuknya kelompok baru siswa menjadi lebih bisa bekerja sama dalam diskusi kelompok setelah
menyimak tayangan video. Dari jurnal guru, pelaksanaan diskusi sudah cukup baik. Pembentukan
kelompok baru membuat siswa lebih bisa bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam diskusi. Dengan anggota kelompok yang baru, membuat
siswa termotivasi untuk memberikan pendapatnya dalam diskusi kelompok. Dari
jurnal siswa diperoleh kemudahan dan kesulitan yang dialami siswa dalam melaksanakan diskusi setelah menyimak tayangan video. Kesulitan yang adalah
perbedaan pendapat dan ide dalam meneruskan cerita menyebabkan dalam menuliskan hasil diskusi membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus
menyatukan pandangan yang berbeda. Kemudahan yang didapat antara lain mencari ide untuk meneruskan cerita lebih cepat karena sudah mengetahi unsur
pembangun cerita.
Berikut dokumentasi foto yang menunjukkan aktivitas siswa dalam melakukan diskusi kelompok setelah menyimak tayangan video.
Gambar 23 Aktivitas Siswa Menyimak Tayangan Video dan Berdiskusi setelah Menyimak Tayangan Video Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan dokumentasi foto terlihat siswa antusias dalam menyimak
video yang ditayangkan, setelah menyimak tayangan video siswa berdiskusi untuk meneruskan cerita berdasarkan video tersebut.
4.2.1.4 Keintesifan Pelaksanaan Kegiatan Menyusun Teks Cerita Pendek