Sikap Sosial Hakikat Sikap Religius dan Sikap Sosial

Pada saat pembelajaran berlangsung aspek religius peserta didik yang dapat diamati dan dijadikan sebagai pnilaian adalah 1 berdoa sebelum mulai mengikuti pembelajaran, 2 berdoa dengan sikap yang baik dan tidak membuat gaduh, 3 memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut, 4 mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.

2.2.7.2 Sikap Sosial

Selain sikap religius, kurikulum 2013 juga ingin menanamkan sikap sosial pada peserta didik. Sikap sosial dalam pembelajaran akan membentuk peserta didik yang berahklak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Menurut Narwanti 2011:58, bahwa pilar empati menempa kepribadian siswa agar terampil secara sosial. Lewat pilar ini, kepedulian terhadap sesama dibentuk. Dari konsep Narwanti, seseorang yang mampu memahami perasaan dan pikiran orang lain atau yang kita sebut dengan empati, maka seseorang ini telah mampu bersikap sosial. Terdapat tujuh sikap sosial yang ingin ditanamkan dan menjadi penilaian dalam kurikulum 2013 yaitu : a. jujur b. disiplin c. tanggung jawab d. toleransi e. gotong royong f. sopansantun g. percaya diri Sikap sosial yang pertama adalah jujur, perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan Kemendikbud 2013. Indikator pencapaian sikap jujur yaitu 1 tidak menyontek dalam mengerjakan ulanganujian, 2 tidak menjadi plagiat mengambilmenyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber dalam mengerjakan tiap tugas, 3 mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu apa adanya, 4 menyerahkan kepada yang berwenang barang yang ditemukan, 5 membuat laporan laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya, 6 mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki. Kedua disiplin, perilaku yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan Kemendikbud 2013. Indikator pencapaian sikap disiplin yaitu 1 datang tepat waktu, 2 patuh dan tertib pada aturan sekolah, 3 mengerjakanmengumpulkan tugas sesuai waktu yang ditentukan, 4 mengikuti kaidah bahasa yang baik dan benar. Ketiga tanggung jawab, sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan alam, sosial dan budaya, negara dan Tuhan Yang Maha Esa Kemendikbud 2013. Indikator pencapaian sikap tanggung jawab yaitu 1 melaksanakan tugas individu dengan baik, 2 menerima risiko dari tindakan yang dilakukan, 3 tidak menyalahkanmenuduh orang lain tanpa bukti yang akurat, 4 mengembalikan barang yang dipinjam, 5 mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan, 6 menepati janji, 7 tidak menyalahkan orang lain atas tindakan yang dilakukan diri sendiri, 8 melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruhdiminta. Keempat toleransi, sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya Kemendikbud 2013. Indikator pencapaian sikap toleransi yaitu 1 tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat, 2 menerima kesepatakan meskipun berbeda dengan pendapatnya, 3 dapat menerima kekurangan orang lain, 4 dapat memaafkan kesalahan orang lain, 5 mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan, 6 tidak memaksakan keyakinan atau pendapat diri pada orang lain, 7 kesediaan untuk belajar dari terbuka terhadap keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat memahami orang lain lebih baik, 8 terbuka untuk menerima sesuatu yang baru. Kelima gotong royong, bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas Kemendikbud 2013. Indikator pencapaian sikap gotong royong yaitu 1 terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan kelas atau sekolah, 2 kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan, 3 bersedia membentu orang lain tanpa mengharapkan imbalan, 4 aktif dalam kerja kelompok, 5 memusatkan perhatian pada tujuan kelompok, 6 tidak mendahulukan kepentingan pribadi, 7 mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapatpikiran antara diri sendiri dengan orang lain, 8 mendorong orang lain untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Keenam sopan atau santun, adalah sikap baik dalam pergaulan dari segi bahasa maupun tingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya norma kesantunan yang diterima bisa berbedabeda di berbagai tempat, lingkungan, atau waktu Kemendikbud 2013. Indikator pencapaian sikap sopansantun yaitu 1 menghormati orang yang lebih tua, 2 tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur, 3 tidak meludah di sembarang tempat, 4 tidak menyela pembicaraan, 5 mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain, 6 bersikap 3S salam, senyum, sapa, 7 meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang milik orang lain, 8 memperlakukan orang lain sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan. Terakhir atau ketujuh percaya diri, kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan Kemendikbud 2013. Indikator pencapaian sikap percaya diri yaitu 1 berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu, 2 mampu membuat keputusan dengan cepat, 3 tidak mudah putus asa, 4 tidak canggung dalam bertindak, 5 berani presentasi di depan kelas, 6 berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.

2.3 Penerapan Strategi Think-Talk-Write TTW dan Teknik Meneruskan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN

3 21 111

“Pengaruh Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”.

0 5 247

Meningkatkan hasil belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif tipe think talk write (ttw) pada siswa kelas IV Mi Al Ishlahat Jatiuwung Kota Tangerang

0 10 0

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

Pengaruh strategi pembelajaran think-talk write (TTW) tehadap hasil belajar fisika siswa : kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung

2 16 103

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS DESKRIPSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MELALUI METODE THINK TALK WRITE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VII B SMP MARDISISWA 1 SEMARA

1 10 250

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW) BERBANTUAN TEKS WAWANCARA TOKOH BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 KUDUS

3 34 231

Pengaruh Strategi Think Talk Write terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Pernapasan pada Manusia

0 15 243

Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa : studi ekperimen di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan

0 5 225

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERPEN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 2 JATIKALEN NGANJUK.

4 46 186