Latar Setting KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

kepada perbauran dari minat, keinginan, emosi, dan moral yang membentuk individu yang bermain dalam suatu cerita. Cerpen akan menarik dibaca jika pengarang bisa menciptakan tokoh yang berkarakter kuat. Penciptaan karakter dapat digali dari nama pelaku, umur, pekerjaan, tempat tinggal, penampilan, perilaku, status, status sosial, teman- temannya, obsesinya, dan hal yang dibencinya. Untuk menjaaga efektevitas cerita, sebuah cerpen sebaiknya tidak memiliki terlalu banyak tokoh. Jika terlalu banyak tokoh justu bisa mengaburkan jalan cerita. Penggambaran watak tokoh akan lebih menarik jika tidak dituliskan terlalu detail. Penggambaran watak tokoh yang sedikit diberikan oleh pengarang akan menarik pembaca untuk lebih meresapi lagi cerpen yang dibacanya. Pembaca akan lebih memperhatikan hal-hal kecil yang dilakukan oleh seorang tokoh misalnya kebiasaan yang dilakukannya, dialog dengan tokoh lain, dan pendapat tokoh lain untuk mengetahui watak dan karakter tokoh tersebut. Dari definisi yang telah dijabarkan di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah individu yang terlibat dalam sebuah cerpen. Tokoh dibedakan menjadi dua yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Penokohan adalah penggambaran watak tokoh dalam cerpen, dalam menggambarkan watak tokoh terdapat dua metode yaitu metode langsung dan tidak langsung.

c. Latar Setting

Latar atau disebut juga setting adalah tempat atau waktu terjadinya cerita. Unsur cerita yang menunjukkan kepada kita di mana dan kapan kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung disebut latar, ada pula yang menyebutnya landasan tumpu yakni lingkungan tempat peristiwa terjadi Kusmayadi 2010:24. Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro 2009:216 latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Sementara Nuryatin 2010:13 berpendapat bahwa latar adalah gambaran tentang tempat, waktu atau masa, dan kondisi sosial terjadinya cerita. Itu berarti bahwa latar terdiri atas latar tempat, waktu atau masa, dan kondisi sosial terjadinya cerita. Aminuddin 2009:66 setting adalah latar peristiwa dalam karya fiksi, baik berupa tempat, waktu, maupun peristiwa, serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis. Jadi latar atau setting menunjuk pada tempat, waktu, dan lingkungan sosial terjadinya cerita. Menurut Kusmayadi 2010:24 secara garis besar latar cerita dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yakni latar tempat adalah hal yang berkaitan dengan masalah geografis, latar tempat menyangkut deskripsi tempat suatu peristiwa terjadi. Latar waktu berkaitan dengan masalah sejarah historis, mengacu pada saat terjadinya peristiwa. Latar sosial berkaitan dengan kehidupan kemasyarakatan, latar sosial merupakan lukisan status yang menunjukkan seorang atau beberapa orang tokoh dalam masyarakat yang ada di sekelilingnya. Statusnya dalam kehidupan sosial dapat digolongkan menurut tingkatannya. Dalam penulisan cerpen pemilihan latar yang tepat akan mendukung jalannya cerita. Pilihlah latar yang berkaitan dengan tokoh dan kejadian yang terjadi. Sebuah cerpen akan lebih menarik jika latar yang dimunculkan tidak tipikal dan tidak mudah ditebak. Pilihlah sebuah latar yang tiba-tiba bisa memunculkan konflik bagi pelakunya. Jadi dapat disimpulkan bahwa latar atau setting adalah tempat dan waktu tejadinya peristiwa dalam sebuah cerita. Latar juga dapat berarti lingkungan terjadinya cerita.

d. Alur Plot

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN

3 21 111

“Pengaruh Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”.

0 5 247

Meningkatkan hasil belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif tipe think talk write (ttw) pada siswa kelas IV Mi Al Ishlahat Jatiuwung Kota Tangerang

0 10 0

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

Pengaruh strategi pembelajaran think-talk write (TTW) tehadap hasil belajar fisika siswa : kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung

2 16 103

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS DESKRIPSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MELALUI METODE THINK TALK WRITE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VII B SMP MARDISISWA 1 SEMARA

1 10 250

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW) BERBANTUAN TEKS WAWANCARA TOKOH BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 KUDUS

3 34 231

Pengaruh Strategi Think Talk Write terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Pernapasan pada Manusia

0 15 243

Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa : studi ekperimen di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan

0 5 225

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERPEN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 2 JATIKALEN NGANJUK.

4 46 186