video kemudian siswa mengidentifikasi unsur-unsur pembangun cerita dalam video yang ditayangkan. Setelah itu siswa membuat catatan kecil tentang hasil
identifikasi untuk dibawa ke forum diskusi kelompok. Penggunaan video adalah sebagai bahan rangsangan bagi peserta didik agar lebih mudah dalam
melaksanakan pembelajaran dengan teknik yang telah dikombinasikan dengan strategi TTW.
2.2 Landasan Teoretis
Teori-teori yang mendukung penelitian ini adalah 1 Hakikat cerita pendek, mencakup pengertian dan unsur pembangun cerita pendek, 2 Hakikat
teks cerita pendek, mencakup pengertian teks cerpen, struktur teks cerpen, dan kaidah kebahasaan teks cerpen, 3 Hakikat menulis teks cerita pendek, mencakup
pengertian menulis teks cerpen dan tahap-tahap menulis teks cerpen, 4 Strategi Think-Talk-Write TTW, 5 Teknik meneruskan cerita, 6 Media audiovisual,
7 Sikap religius dan sikap sosial, 8 Penerapan strategi TTW dan teknik meneruskan cerita melalui media audiovisual dalam pembelajaran menulis teks
cerpen.
2.2.1 Hakikat Cerita Pendek
2.2.1.1 Pengertian Cerita Pendek
Cerita pendek adalah cerita yang isinya mengisahkan peristiwa pelaku cerita secara singkat dan padat tetapi mengandung kesan yang mendalam,
peristiwa itu dapat nyata atau imanjinasi Sukirno 2010:83. Sedangkan menurut
Haryati 2011:21 cerita pendek adalah cerita yang berbentuk cerita yang berbentuk prosa yang relatif pendek. Predikat pendek di sini bukan ditentukan
oleh panjang pendeknya halaman untuk mewujudkan cerita itu atau sedikitnya tokoh yang terdapat di dalamnya, melainkan disebabkan oleh ruang lingkup
permasalahan yang ingin disampaikan lewat bentuk karya itu. Zaidan Hendy dalam Kusmayadi 2010:7 mengungkapkan bahwa cerpen
adalah karya sastra berbentuk prosa yang isinya merupakan kisah pendek yang mengandung kisah tunggal. Jakob Sumardjo dalam Kusmayadi 2010:7
mendeskripsikan cerpen sebagai cerita atau rekaan yang fiktif. Artinya bukan berupa analisis argumentasi dan peristiwanya tidak benar-benar telah terjadi serta
relatif pendek. Kependekan sebuah cerpen bukan karena bentunya yang jauh lebih pendek dari novel, melainkan dari aspek masalahnya.
Batasan panjang karangan sebuah cerpen Nugroho Notosusanto dalam Kusmayadi 2010:7 menyatakan bahwa panjang cerpen sekitar 5.000 kata atau
kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap. Mochtar Lubis dalam Kusmayadi 2010:8 mengatakan umumnya panjang cerpen antara 500 sampai 30.000 kata.
Sedangkan untuk cerpen-cerpen anak tentunya bisa lebih pendek lagi. Meskipun ceritanya tidak terlalu panjang kisah yang disampaikan haruslah tuntas ada awal,
tengah, dan akhir cerita. Pendapat lain menyebutkan bahwa pedoman umum cerpen terdiri atas
2.000 kata 10.000 kata. Penggolongannya adalah sebagai berikut : cerita pendek short story, cerita pendek yang pendek short, short story, cerita pendek yang
sangat pendek very short-short story, cerpen yang pendek hanya terdiri atas 750
sampai 1.000 kata cerpen jenis ini biasanya disebut cerita mini. Adapun cerpen yang ditulis sampai dengan 10.000 kata bisa disebut dengan cerpan Kusmayadi
2010:8. Cerpen memiliki ciri yang berbeda dengan jenis prosa yang lain, ciri
cerpen yang diungkapkan oleh Kusmayadi 2010:8 adalah 1 cerita pendek merupakan sebuah kisahan pendek yang dibatasai oleh jumlah kata atau halaman,
2 cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada peristiwa. Artinya, peristiwa yang diceritakan hanya satu tunggal, 3 cerita pendek mempunyai
satu alur, 4 latar dalam cerita pendek biasanya tunggal. Terkadang latar tidak begitu penting perannya, hanya sebagai pelengkap cerita saja karena tidak
dideskripsikan secara lengkap, 5 cerita pendek memuat jumlah tokoh yang terbatas, penokohan dalam cerita pendek terfokus pada tokoh utama saja.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa cerita pendek adalah karya sastra berbentuk prosa yang berisi cerita mengenai seorang tokoh
dan peristiwa yang dialaminya, konfliknya sederhanya dan memiliki kesan tunggal.
2.2.1.2 Unsur-unsur Pembangun Cerita Pendek