116
Seminar dan Call For Paper Munas Aptikom Politeknik Telkom
Bandung, 9 Oktober 2010 service yang didefinisikan dalam penelitian ini
sebagai modul software yang mampu berkomunikasi dengan modul software lain dengan
tugas dan fungsi secara umum dan dapat diakses melalui internet di dengan standar XML Extensible
Markup Language dan SOAP Simple Object Access Protocol.
Web service memainkan peranan penting untuk memecahkan masalah pada website yang
tidak dapat berbagi sumber daya di antara fungsi yang ada, yang disebabkan oleh sistem operasi yang
beraneka ragam, bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat sistem database, dan
format informasi yang berbeda. Namun, sistem operasi yang berbeda tidak menjadi masalah karena
sistem informasi di internet dapat ditampilkan pada browser pada sistem operasi apa pun juga. Program
yang digunakan untuk mengimplementasikan informasi yang dapat dibuat dari bahasa
pemrograman yang berbeda, seperti HTML, ASP, PHP, CGI, Perl, atau JSP, yang dapat menampilkan
halaman web itu sendiri. Sebaliknya, walaupun bahasa pemrograman yang berbeda dapat
ditampilkan pada halaman web, tetapi informasi dan dokumen tidak dapat diperoleh dan diunduh
secara langsung dari bahasa pemrograman yang berbeda untuk ditampilkan pada browser.
Akibatnya, XML digunakan sebagai sarana untuk menerjemahkan berbagai bahasa pemrograman
supaya dapat digunakan dengan bahasa pemrograman lain. Dengan demikian perlu
disediakan web service yang dapat diterapkan sebagai standar umum bagi penyedia layanan
informasi di dalam website [2].
2.2. Framework Web Service
Meskipun web service memainkan peranan yang lebih penting dalam berbagai sektor pada
website, sebagian besar webmaster kurang menyadari akan manfaat dan pentingnya web
service, termasuk menangani permasalahan troubleshooting. Hal ini menjadi penyebab masalah
awal dalam pengembangan web service pada sistem informasi pendidikan. Web service yang akan
dikembangkan perlu memahami prinsip web service, yaitu untuk desain, kreativitas, dan
pemeliharaan. Ada pun standar web service yang sesuai dengan standar IBM
di antaranya : Service-Oriented Architecture SOA, adanya pengembang web service, dan
manajemen sistem web service.
2.2.1. Arsitektur Web Service
Arsitektur web service terdiri dari manajemen sistem pada Web Sphere Application Server, Web
Service dengan SOAP, WSDL dan XML, sistem keamanan, J2EE, keamanan Web Sphere dan WS-
Security, manajemen web service dan berbagai produk yang saling terkait, dan pengalaman dalam
membangun infrastruktur web service.
2.2.2. Pengembang Web Service
Pengembang web service harus memiliki kemampuan dalam hal pengetahuan tentang SOAP,
XML, UDDI, WSDL yang digunakan untuk menggambarkan layanan, SOA, UML, pengetahuan
untuk mengembangkan arsitektur untuk e-business, dan berbagai arsitektur web service dari berbagai
referensi.
3. Pendidikan Vokasi Perguruan Tinggi
Pengelolaan informasi pendidikan vokasi perguruan tinggi di Indonesia sudah memiliki
kriteria yang sama dari sisi status hukum dan perundangan dalam dunia pendidikan. Perguruan
tinggi vokasi ini ini dikategorikan berdasarkan kelompok teknik, sekolah tinggi kejuruan,
politeknik, teknologi pertanian, seni, dan sebagainya. Dengan demikian, informasi layanan di
website pendidikan vokasi di perguruan tinggi, diklasifikasikan menjadi 4 bagian [3], di antaranya :
1 Bagian manajemen sumber daya; 2 Bagian perencanaan dan kerjasama; 3 Bagian
pengembangan pendidikan; dan 4 Bagian layanan akademik. Pendidikan vokasi di perguruan tinggi di
Indonesia idelanya lebih menekankan semua pada pengembangan sumber daya TIK lokal, TIK untuk
penilaian kinerja manajemen, pengawasan, dan media kegiatanbelajar mengajar dengan sistem on-
line. Selain itu, pendidikan vokasi di perguruan tinggi yang memiliki daya saing memiliki
akuntabilitas dan manajemen pendidikan yang baik dalam hal mengumpulkan data, interkoneksi
jaringan pendidikan vokasi satu dengan yang lainnya, dan interkoneksi pendidikan vokasi dengan
dunia kerja. Di masa depan, webservice akan digunakan secara teknis dalam website perguruan
tinggi, sehingga webmaster harus menyadari akan pentingnya fungsi dan peran webservice dalam
pemanfaatannya di pendidikan vokasi di perguruan tinggi.
4. Standar Desain Website Pendidikan Vokasi
Informasi manajemen pendidikan vokasi di perguruan tinggi telah dipublikasikan melalui
website yang sudah menyediakan link data antar institusi perguruan tinggi. Meskipun kerangka
informasi manajemen pendidikan vokasi di perguruan tinggi sebagian belum memenuhi semua
standar desain website pendidikan vokasi, berdasarkan analisis website pendidikan vokasi di
perguruan tinggi Indonesia sudah memenuhi
Seminar dan Call For Paper Munas Aptikom Politeknik Telkom
Bandung, 9 Oktober 2010
117
layanan informasi manajemen pendidikan vokasi di masa depan, tetapi belum ada website yang
memiliki standar internasional. American Association of Webmasters, [4] menetapkan sistem
penilaian dan kriteria untuk desain web dalam 4 kategori yaitu: 1 Desain dan Kreativitas; 2
Konten; 3 Navigasi; dan 4 Scripting dan Teknis.
6. Hasil dan Pembahasan
Website politeknik telah menyumbang sebanyak 2,55 website dari sekitar 1.293 PTS
yang terdiri dari 407 Akademi, 9 Politeknik, 571 Sekolah Tinggi, 44 Institut, dan 262 Universitas.
dan 77 PTN yang terdiri dari 2 Akademi, 26 Politeknik, 4 Sekolah Tinggi, 10 IKIP, 4 Institut,
dan 31 Universitas. Untuk bahasa pemrograman yang digunakan, dari 35 website politeknik,
sebanyak 77,3 menggunakan HTML, 23,9 menggunakan PHP, 2,2 menggunakan ASP, dan
sisanya 176,6 menggunakan JSPCGI Perl. Yang menggunakan Dreamweaver sebanyak 9,0, Ms.
Frontpage sebanyak 3,4. Yang lainnya Flash, Namo, dan paket Net Obyek sebanyak 0,4.
Content Management System CMS hanya 22,7 dan mayoritas tidak suka menggunakan
CMS sebesar 77,3. PHP Nuke sebesar 8,6, Mambo sebesar 7,3, Joomla 1,7, dan yang
lainnya sebesar 2,6. Moodle sekitar 1,3, Xoops sekitar 0,9, dan
Post Nuke program sebesar 0,4. Aplikasi database yang digunakan
menunjukkan sekitar 24,2 menggunakan database dan sisanya 75,8 tidak menggunakan database.
Database MySQL digunakan sebesar 22,9, sedangkan database lain dan Ms. Access dan SQL
sekitar 0,4.
Sekitar 87,6 tidak RSS feed dan hanya 12,4 yang menggunakannya. RSS feed paling besar
digunakan sekitar 10,3, CSS sekitar 1,7, dan XML sekitar 0,4.
Hasil analisis jumlah dan persentase layanan informasi di website politeknik, dari 35 website
politeknik menggunakan layanan informasi sekitar 44,93 yang sering di-update. Jenis informasi studi
meliputi : perkuliahan sebesar 80,70, struktur organisasi politeknik sebesar 65,70, layanan
pendidikan sebesar 45,05, manajemen sumber daya sebesar 33,06, pengembangan pendidikan
sebesar 24,45, dan perencanaan serta kerja sama sebesar 20,06.
7. Kesimpulan
Web service memiliki peranan yang penting bagi website politeknik. Namun, komponen informasi
yang ada di website juga harus memperhatikan informasi seputar manajemen sumber daya,
perencanaan dan kerjasama, pengembangan pendidikan, dan layanan akademik. Web master dan
web desainer direkomendasikan untuk mengikuti standar konten webmaster internasional yang terdiri
dari : desain dan kreativitas, konten, navigasi, dan script serta teknis.
REFERENCES [1]
Kemdiknas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2008 Tentang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
[2] Gottschalk and others. Introduction to Web Services Architecture.IBM System Journal.
2002. 142: 170-177. [3] IBM. Web Services Education Overview. New
York: IBM Corporation. Available online: http:www.ibm.com 2004.
[4] Office of the Vocational Education
Commission. Regulations and Rules Governing Educational Institution Administration B.E.
2549. Bangkok: Office of the Vocational Education Commission. 2006.