Seminar dan Call For Paper Munas Aptikom Politeknik
Telkom Bandung, 9 Oktober 2010
231
Transaction tables include tbl_mp_aktivitas, tbl_mp_pidato, tbl_mp_player, tbl_mp_rekor, and
tbl_mp_soal. Here is the data size of the tables. Table 11. Data on transaction tables.
Table size record
size KB
Tbl_mp_aktivitas 11.405 886,3
Tbl_mp_pidato 67 5,3
Tbl_mp_player 519 34,9
Tbl_mp_rekor 1.557 50,9 Tbl_mp_soal 4.936 1.100
From the data above can be seen that the master data size is much smaller than the transaction data.
Overall size of the master data is 9.2 kilobytes. Overall size of the transaction data is 2,077 kilobytes
or 2.077 megabytes. Transaction data is relative to 519 players. Thus, the ratio of master data on the
amount of transaction data for as many as 519 players is 0.44. The value of this ratio will further
decrease when the players getting a lot. The size of the data which is required by one player is four
kilobytes. This value is obtained by dividing the size of transaction data with the number of players. Thus,
to facilitate the needed space for 1000 players is 4 MB of data. The system requires space for 4 GB of
data to facilitate a million players.
7. Conclusion
Through this research, the following conclusions are as follows.
• Database design for the game Mafia Pajak is
being made and match with the game scenario. •
The ratio of master data to the transaction data is very small for the number of players is more
than 500. •
Size of data needed by one player is four kilobytes.
References
[1] Gertz, Michael., OracleSQL Tutorial, Database and Information System Group, Department of Computer
Science, University of California, Davis. [2] “Survei Gaji 2010”, SwaSembada July 14, 2010.
[3] Indonesia Car Price Guide, http:www.autocarprices.com, July 18, 2010
[4] Tabel Remunerasi Depkeu, http:remunerasipns.wordpress.com20100105tabel-
remunerasi-depkeu-2 July 18, 2010 [5] Yahoo Industry Browser,
http:finance.yahoo.commarketupdateoverview, July 18, 2010
232
Seminar dan Call For Paper Munas Aptikom Politeknik Telkom
Bandung, 9 Oktober 2010
CBT-NAULINUX: APLIKASI UJIAN BERBASIS KOMPUTER SEBAGAI PAKET E- LEARNING PADA DISTRO LINUX “NAULINUX”
CBT-NAULINUX: COMPUTER BASED TEST AS PART OF E-LEARNING PACKAGE IN DISTRO LINUX “NAULINUX”
Ramot Lubis
Politeknik Informatika DelDesa Sitoluama, Kecamatan Laguboti
lubisdel.ac.id
Abstrak Computer-based testing CBT ataupun sering juga disebut Computer-based Assessment CBA
memungkinkan pelaksanaan dan pengelolaan ujian dalam bentuk elektronis. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK yang semakin pesat, pemanfaatan CBTCBA
juga semakin pesat diberbagai institusi pendidikan.
Tanpa memperdebatkan antara kekurangan dan kelebihan dari CBTCBA dibandingkan dengan ujian tertulis kertas biasa PPT: paper-and-pencil test, zaman perkembangan TIK yang pesat sekarang ini,
pemanfaatan CBTCBA seharusnya dapat dilakukan oleh siapapun dengan melihat kondisi pendidikan dalam lingkungan tertentu. Contohnya, dalam kajian yang kami lakukan, kami mencoba
mengimplementasikan CBTCBA dalam lingkungan pendidikan di dataran tinggi Toba dengan mengintegrasikan paket CBTCBA dengan perangkat lunak dan konten pendidikan, dibungkus dalam
sistem operasi Linux, yang kami sebut Naulinux.
CBT-Naulinux dikembangkan berdasarkan pengalaman pemanfaatan CBTCBA lain seperti Moodle dan TCExam. CBT-Naulinux menawarkan kesederhanaan penggunaan baik untuk guru maupun siswa. Fitur
sederhana dan interaktif ada disisi guru dengan pendekatan model self-learning sehingga guru dapat menggunakan sistem tanpa perlu pelatihan yang khusus. Disisi siswa, CBT-Naulinux menggunakan
aplikasi animatif menggunakan Flash. Model konektivitas CBT-Naulinux antara guru dan siswa dibuat sesederhana mungkin. Dalam ujicoba yang dilakukan dalam kajian ini terlihat bahwa model
implementasi CBT-Naulinux cukup sederhana dan mudah diterapkan di kelas.
Kata Kunci: Computer Based Test Assessment, Open Source Software, Naulinux. __________________________________________________________________________________________
1. Pendahuluan
Computer-based testing CBT ataupun sering juga disebut Computer-based Assessment CBA
adalah metoda pelaksanaan dan pengelolaan ujian dalam bentuk elektronis. Soal ujian, hasil, nilai
disimpan secara elektronis dan demikian juga proses ujian dilaksanakan secara elektronis. Dengan
demikian, CBT menggunakan komputer maupun perangkat elektronik baik sebagai media standalone
maupun sebagai media terkoneksi dalam jaringan. Pemanfaatan CBTCBA yang sukses telah banyak
dicatat dalam berbagai tulisan. Prometric sebagai salah satu institusi “test center” yang telah sukses
menerapkan CBTCBA di seluruh dunia. Di samping itu banyak catatan tentang keunggulan
CBTCBA dibandingkan dengan PPT dan “best
Seminar dan Call For Paper Munas Aptikom Politeknik
Telkom Bandung, 9 Oktober 2010
233
practices” proses peralihan menuju pemanfaatan CBTCBA[1].
Tanpa memperbandingkan kelebihan maupun kekurangan CBT dibandingkan dengan ujian-
tradisional PPT, CBT tentunya merupakan suatu sistem yang patut digunakan dalam berbagai
kesempatan dalam proses belajar mengajar di institusi pendidikan. Kelebihan CBT tentunya dapat
dilihat dari semakin berkembangpesatnya aplikasi perangkat lunak CBT yang digunakan oleh berbagai
institusi pendidikan [2]. Ada banyak aplikasi CBT freeopen source yang umum digunakan seperti
Moodle [r1] dan TCExam [r2] dan masing-masing perangkat ini memiliki kelebihan dan kekurangan
[3]. Di Politeknik Informatika Del sendiri sudah sering menggunakan Moodle untuk melaksanakan
ujian berbasis komputer kepada mahasiswa.
Akan tetapi berdasarkan pengalaman dalam menggunakan, kedua produk CBT tersebut
memerlukan pengetahuan teknologi informasi tingkat menengah atau mahir untuk dapat dengan
baik memanfaatkan fasilitas Moodle atau TCExam yang dimaksud. Pada umumnya Moodle atau
TCExam banyak digunakan di institusi pendidikan tinggi.
Berdasarkan beberapa aspek yang kami pelajari dari CBT yang sudah ada, dalam kajian ini
didefinisikan bawa karakteristik CBT yang perlu dikembangkan harus memiliki i kemudahan
installasi deployment , ii kesederhanaan pemakaian, iii target pengguna pemula novice
user seperti gurusiswa di sekolah dasar dan menengah di daerah rural. Untuk itu, bagian utama
dari kajian ini adalah analisis requirement, perancangan, implementasi, dan ujicoba sebuah
aplikasi CBT yang kemudian dalam penelitian ini disebut CBT-Naulinux.
Selain itu, CBT-Naulinux dirancang terintegrasi dengan distro Linux Naulinux yang dikembangkan
sebagai sistem operasi pendidikan berbasis lokal. Naulinux sendiri sudah memiliki fitur-fitur seperti
berisi koleksi ratusan buku sekolah elektronik BSE [r3] dan berisi sekumpulan aplikasi dan simulator
laboratorium virtual untuk pendidikan dasar dan menengah.
Penelitian ini dimulai dengan survei terhadap siswai di sekolah menengah pertama SMP dan
sekolah menengah atas SMA di daerah sekitar dataran tinggi Tapanuli, Sumatera Utara. Dari
survei awal ini, diidentifikasi bagaimana tingkat pengetahuan siswai terkait aplikasi CBT pada
umumnya. Berangkat dari hasil survei tersebut, kemudian diperkenalkan aplikasi CBT-Naulinux
dan siswai diberi kesempatan untuk melaksanakan ujian dalam sebuah lingkup ujicoba yang dijelaskan
pada bagian Ujicoba pada makalah ini. Setelah ujicoba, masukan saran dan kesan dari siswai
diidentifikasi untuk melihat respon siswa terhadap pemanfaatan CBT-Naulinux.
2. Metode Penelitian
2.1. Sistematika Penelitian
Pemanfaatan CBTCBA dalam suatu proses akademik di institusi pendidikan menengah SLTP
dan SLTA merupakan suatu peluang sekaligus tantangan di dalam era teknologi informasi dan
komunikasi TIK moderen sekarang ini. Di dataran tinggi Toba secara khusus perlu dikaji bagaimana
tingkat pengetahuan dan ketertarikan siswai terhadap CBTCBA. Hipotesa awal dalam
penelitian ini terbangun dari fenomena bahwa pemanfaatan perangkat lunak TIK dalam sistem
pendidikan akan memiliki nilai dan manfaat yang lebih baik dibandingkan dengan hanya
mempertahankan tata cara konvensional.
Hipotesa awal ini diuji melalui survei jajak pendapat yang diberikan kepada siswai di empat
sekolah di daerah dataran tinggi Toba. Dari survei awal, dilanjutkan dengan uji coba perangkat
CBTCBA yang dirancang sesederhana mungkin untuk digunakan oleh tipikal pengguna pemula di
daerah rural yang masih relatif terbelakang dalam hal TIK. Dari hasil ujicoba kemudian dilakukan
identifikasi respon dan tingkat penerimaan acceptance respons siswai terhadap aplikasi
CBTCBA.
234
Seminar dan Call For Paper Munas Aptikom Politeknik Telkom
Bandung, 9 Oktober 2010 Aplikasi CBTCBA yang dibangun tentunya
perlu diperbandingkan dengan aplikasi CBTCBA lain yang sudah umum digunakan di institusi
pendidikan terutama perguruan tinggi. Beberapa fitur dan rancangan dari aplikasi CBTCBA poluler
diserap akan tetapi keserhanaan, kemudahan pemakaian dan kemudahan deployment menjadi
fokus utama pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini.
2.2. Sampel, teknik pengumpulan dan analisis
data
Bagian awal dari kajian ini adalah dilakukan analisis kondisi terkini dan identifikasi
pemanfaatanTIK oleh siswai sekolah di Dataran Tinggi Toba. Dataran Tinggi Toba dipilih sebagai
sampel penelitian karena sesuai dengan tujuan penelitian untuk meningkatkan pemanfaatan TIK di
sekolah-sekolah daerah rural. Survei ini terkait dengan pengetahuan terhadap perangkat TIK
khususnya perangkat lunak Open Source dan perangkat lunak CBTCBA. Dari hasil survei
dilakukan formulasi terhadap hipotesa terkait keterkaitan pemanfaatan CBTCBA dengan proses
belajar mengajar di sekolah.
Proses survei dilakukan pada awal bulan September 2010 dengan sampel terdiri atas 100
lebih siswa pada 4 sekolah SMP dan SLTA di wilayah Kabupaten Toba Samosir. Profil
pendidikan Toba Samosir dapat dilihat pada data statistik resmi pemerintah daerah ”Toba Samosir
dalam Angka 2009” [BPS Toba Samosir, 2010].
Teknik sampling yang digunakan adalah Sampling Purposive yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan hanya mengikutsertakan empat sekolah dan seratus
siswai sekolah sebagai sampel pada penelitian ini adalah karena keterbatasan waktu untuk melakukan
jajak pendapat dan biaya untuk melakukan survei, serta kesulitan menjangkau semua daerah yang ada
di dataran tinggi Toba.
2.3. Kajian Awal
Keberadaan FreeOpen Source Software sangat mendukung pengembangan CBTCBA
sesuai dengan standard internasional yang ditetapkan oleh ISO 9126 [4]. Oleh karena itu,
dalam kajian awal, penting untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan siswai di sekolah-sekolah
sekitar mengenai Open Source Software. Pertanyaan pertama dalam kuesioner
bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan responden terhadap perangkat lunak Open Source
Software dan Naulinux. Dari hasil pada tabel 1a, 1b, dan 1c, dapat dilihat bahwa pada umumnya
siswa belum terlalu memahami tentang perangkat TIK khususnya sistem operasi Linux dan Naulinux
walaupun pada pertanyaan pertama terlihat bahwa siswai sudah banyak yang mengetahui Open
Source Software walaupun dalam berbagai pertanyaan lisan pemahaman mereka tentang Open
Source Software belum terlalu dalam .
Tabel 1a Apakah Siswa tahu tentang Open Source Software
Tabel 1b Apakah Siswa tahu tentang Sistem Operasi Linux
Tabel 1c Apakah Siswa tahu tentang Sistem Naulinux
Dalam kajian ini, dengan hasil yang ditunjuk oleh tabel 1b dan 1c diidentifikasi bahwa
pengetahuan tentang sistem operasi sangat penting dalam rangka siswa lebih memahami bagaimana
komputer beroperasi dan apa yang bisa dijalankan dan dipaketkan dalam sistem operasi. Kajian ini
salah satunya bertujuan bahwa nantinya wawasan siswai tentang sistem operasi akan semakin
berkembang. Porsi yang diberikan adalah sebatas alternatif dan pengembangan wawasan siswai
tentang sistem operasi itu sendiri sebagai tambahan pengetahuan yang mungkin sudah ada dalam
Jawaban Jumlah
Ya 44
44.00 Tidak
50 50.00
Kosong 6
6.00
Jawaban Jumlah
Ya 11
11.00 Tidak
83 83.00
Kosong 6
6.00
Jawaban Jumlah
Ya 0.00
Tidak 93
93.00 Kosong
7 7.00