Cl Pulse CALL FOR PAPER 2010 MUNAS APTIKOM.

Seminar dan Call For Paper Munas Aptikom Politeknik Telkom Bandung, 9 Oktober 2010 57 Dengan kondisi khusus jarak pulsa kesembilan dengan pulsa kedelapan adalah 1700 us. Pulsa kesembilan ini berfungsi sebagai flag bahwa pulsa yang dikirimkan ini merupakan pulsa navigasi.

4.1.3 Envelope Generator

Pulse generator dibangitkan berdasarkan cuplikan per periode waktu. Gambar 4.3a Hasil Pengukuran Pulsa Positif Loran C Gambar 4.3b Hasil Pengukuran Pulsa Negatif Loran C Gambar 4.3c Hasil Pegukuran Delay Jarak antar pulsa Loran C Pulsa positif maupun pulsa negatif memiliki periode pulsa sebesar 300 us, sedangkan delay akan menghasilkan nilai “0” pada gelombangnya.

4.1.4 Sine Generator

Blok Sine Generator berfungsi sebagai penghasil sinyal carrier 100 KHz dengan besar periodenya adalah 10 us yang dibangkitkan jika hanya ada pulsa yang terdeteksi. Artinya sinyal carrier ini hanya dibangkitkan selama 300 us. Gambar 4.4 Hasil Pengukuran Sinyal Carrier selama ada pulsa terdeteksi Sinyal carrier yang dibangkitkan selama 300 us disini bermaksud agar tidak ada kesalahan dalam membaca fasa. Untuk menghindari kesalahan pengiriman pulsa-pulsa Loran pada sisi stasiun master, karena yang membedakan pulsa positif dan negatif adalah melalui fasa dari sinyal carrier ini. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari simulasi yang dilakukan menggunakan Model Sim PLUS 6.0 dan Implementasi menggunakan FPGA, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu : 1. FPGA berhasil membangun sistem pemancar LORAN untuk servis navigasi. Yaitu dengan membangkitkan sinyal LORAN untuk stasiun master. 2. Ketelitian lebar pulsa 300 s dan delay antara pulsa sebesar 700 s dapat di hasilkan oleh FPGA. Sehingga sesuai dengan standar LORAN. 3. Sub system envelope generator dibangkitkan oleh sub system pulse generator, kemudian envelope mempunyai fasa dan lebar yang sama dengan pulsa yang dihasilkan blok pulse generator. 4. Sinyal carrier dengan frekuensi 100 Khz, di hasilkan selama 300 us dan akan memodulasi pulsa envelope sehingga terbentuk sinyal LORAN. 5. Sinyal Loran yang terbentuk mempunyai lebar 300 s, delay antara sinyal 700 s.

5.2 Saran

Beberapa hal yang belum dilakukan dapat menjadi saran pengembangan penelitian berikutnya 1. Untuk pengkajian selanjutnya dapat perencanaan untuk sistem LORAN-C di Indonesia. 2. Penelitian dan pengembangan untuk tahap selanjutnya dapat dilihat di Road Map pengembangan sistem Loran-C di Indonesia yang terdapat di lampiran. 58 Seminar dan Call For Paper Munas Aptikom Politeknik Telkom Bandung, 9 Oktober 2010

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] ECKER , W.J, “Loran-C User Handbook”, Office of Navigation Safety and Waterway Services, Washington, DC, 1980. [2] U.S Departement of Transportation, “Specification of the Transmitted Loran-C Signal”, United Stated Coast Guard, 1994. [3] L. Mills, David, “A Computer-Controlled LORAN-C Receiver for Precision Timekeeping”, Electrical Engineering Department University of Delaware, 1992. [4] H. Dana, Peter, “Loran C Signal Reflections”, International Loran Association, Long Beach, California, 1990. [5] C. Lo, Sherman, “Data Transmission Using LORAN C”, Department of Aeronautics and Astronautics, Stanford University, 2001. [6] Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : Km.5 Tahun 2001, “Penyempurnaan Tabel Alokasi Spektrum Frekuensi Radio Indonesia”, Departemen Perhubungan RI, 2001. [7] Adiono, Trio, “Perancangan Prototyping Rangkaian Digital dengan VHDL”, [8] ITB Microelectronic Center, “Tutorial VHDL” [9] www.eurofix.tud eltft.nllcint