TI pada Operasional CALL FOR PAPER 2010 MUNAS APTIKOM.

Seminar dan Call For Paper Munas Aptikom Politeknik Telkom Bandung, 9 Oktober 2010 271 menghubungi perusahaan mengenai isu layanan dan mengintegrasikan pelanggan melalui information sharing untuk membawa manfaat yang besar kepada kedua belah pihak, yaitu pelanggan dan perusahaan. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian dari perusahaan menggunakan TI untuk menerima keluhan pelanggan, sementara di sisi lain penggunaan TI untuk pemberitahuan yang darurat.

2.4 TI pada Vendor

Kepercayaan memainkan peran kunci dalam hubungan antar organisasi di mana TI memberikan fasilitas di dalamnya. Kepercayaan terjadi ketika suatu pihak percaya bahwa mitranya handal dan baik hati. Peningkatan kepercayaan Kebutuhan antara mitra mengidentifikasikan sebagai satu elemen hubungan pemasok-pembeli yang cukup penting dalam SCM. Beberapa penelitian meyakinkan di mana hubungan pemasok-pembeli yang sukses dengan adanya hubungan tingkat tinggi dari information sharing. Kualitas dan kuantitas information sharing mengacu pada tingkat kompleksitas informasi dalam berkomunikasi pada mitra dalam supply chain. TI membuka kolaboratif ke arah efek yang positif terhadap hubungan internal perusahaan.

2.5 TI pada Perusahaan

Organisasi mempunyai tingkat standar prosedur dan semua orang melatih prosedur-prosedur ini serta melakukannya. Namun, perubahan pasar yang terus menerus penting untuk untuk menginovasi, menawarkan paket layanan baru dan hubungan organisasi baru dengan pelanggan. Untuk melakukan ini memerlukan perubahan yang mendorong inovasi, mempertahankan stabilitas prosedur-prosedur yang sudah ada sampai inovasi yuang siap untuk diadopsi secara luas. TI bisa mengatasi masalah ini. Pemakaian TI dalam konteks ukuran perusahaan dengan mengukur jumlah karyawan dan volume penjualan. Sejalan dengan diukurnya jumlah karyawan, perusahaan yang lebih besar lebih mungkin untuk menggunakan TI dalam berkomunikasi dengan pelanggan dalam status pemesanan dan untuk mengelola fungsi layanan kepada pelanggan. Setiap pelanggan dan setiap situasi tentu akan berbeda. Jika perusahaan sedang melayani satu pelanggan utama, kemudian mengkoordinir layanan lain, akan berbeda pula. Pada setiap situasi, ada karakteristik lokal yang unik, khusus, bisnis unik, dan cara melakukannya yang efektif. TI akan membuat seimbang antara keseragaman yang diinginkan dalam bisnis global dan lokal. TI juga mempunyai dampak besar terhadap peningkatan proses ini. Sekarang ini TI mempunyai dampak besar terhadap perusahaan dalam SCM. Framework berikut ini memperlihatkan dampak TI terhadap SCM : Gambar 5. IT on SCM

3. Hasil dan Pembahasan

Supply Chain Management untuk pengelolaan produk-produk pertanian bukan merupakan sesuatu hal yang baru, terutama di negara maju, seperti Jepang dan Amerika. Namun di Indonesia hal ini akan menjadi tanda tanya besar, ketika SCM akan diaplikasikan. Untuk itu beberapa langkah penting harus dilakukan dalam menerapkan SCM, khususnya pada distribusi produk-produk pertanian. Pertama, gambarkan dengan rinci hubungan antara anggota- anggota dalam sistem SCM, termasuk jenis hubungan dan aliran-aliran informasi dan produk yang dibutuhkan. Kedua, gambarkan proses proses bisnis yang ada di dalam SCM secara rinci. Hal ini berguna dalam menentukan ruang lingkup, terutama dengan digunakannya Teknologi Informasi sebagai urat nadi keberhasilan penerapan SCM. Ketiga, tentukan manajemen konsep SCM, meliputi aturan main dan hal-hal yang harus diikuti oleh semua pemain yang berada didalam SCM. Keberhasilan para petani di Jepang dan Amerika dalam