Sistematika Penelitian CALL FOR PAPER 2010 MUNAS APTIKOM.

234 Seminar dan Call For Paper Munas Aptikom Politeknik Telkom Bandung, 9 Oktober 2010 Aplikasi CBTCBA yang dibangun tentunya perlu diperbandingkan dengan aplikasi CBTCBA lain yang sudah umum digunakan di institusi pendidikan terutama perguruan tinggi. Beberapa fitur dan rancangan dari aplikasi CBTCBA poluler diserap akan tetapi keserhanaan, kemudahan pemakaian dan kemudahan deployment menjadi fokus utama pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini.

2.2. Sampel, teknik pengumpulan dan analisis

data Bagian awal dari kajian ini adalah dilakukan analisis kondisi terkini dan identifikasi pemanfaatanTIK oleh siswai sekolah di Dataran Tinggi Toba. Dataran Tinggi Toba dipilih sebagai sampel penelitian karena sesuai dengan tujuan penelitian untuk meningkatkan pemanfaatan TIK di sekolah-sekolah daerah rural. Survei ini terkait dengan pengetahuan terhadap perangkat TIK khususnya perangkat lunak Open Source dan perangkat lunak CBTCBA. Dari hasil survei dilakukan formulasi terhadap hipotesa terkait keterkaitan pemanfaatan CBTCBA dengan proses belajar mengajar di sekolah. Proses survei dilakukan pada awal bulan September 2010 dengan sampel terdiri atas 100 lebih siswa pada 4 sekolah SMP dan SLTA di wilayah Kabupaten Toba Samosir. Profil pendidikan Toba Samosir dapat dilihat pada data statistik resmi pemerintah daerah ”Toba Samosir dalam Angka 2009” [BPS Toba Samosir, 2010]. Teknik sampling yang digunakan adalah Sampling Purposive yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan hanya mengikutsertakan empat sekolah dan seratus siswai sekolah sebagai sampel pada penelitian ini adalah karena keterbatasan waktu untuk melakukan jajak pendapat dan biaya untuk melakukan survei, serta kesulitan menjangkau semua daerah yang ada di dataran tinggi Toba.

2.3. Kajian Awal

Keberadaan FreeOpen Source Software sangat mendukung pengembangan CBTCBA sesuai dengan standard internasional yang ditetapkan oleh ISO 9126 [4]. Oleh karena itu, dalam kajian awal, penting untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan siswai di sekolah-sekolah sekitar mengenai Open Source Software. Pertanyaan pertama dalam kuesioner bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan responden terhadap perangkat lunak Open Source Software dan Naulinux. Dari hasil pada tabel 1a, 1b, dan 1c, dapat dilihat bahwa pada umumnya siswa belum terlalu memahami tentang perangkat TIK khususnya sistem operasi Linux dan Naulinux walaupun pada pertanyaan pertama terlihat bahwa siswai sudah banyak yang mengetahui Open Source Software walaupun dalam berbagai pertanyaan lisan pemahaman mereka tentang Open Source Software belum terlalu dalam . Tabel 1a Apakah Siswa tahu tentang Open Source Software Tabel 1b Apakah Siswa tahu tentang Sistem Operasi Linux Tabel 1c Apakah Siswa tahu tentang Sistem Naulinux Dalam kajian ini, dengan hasil yang ditunjuk oleh tabel 1b dan 1c diidentifikasi bahwa pengetahuan tentang sistem operasi sangat penting dalam rangka siswa lebih memahami bagaimana komputer beroperasi dan apa yang bisa dijalankan dan dipaketkan dalam sistem operasi. Kajian ini salah satunya bertujuan bahwa nantinya wawasan siswai tentang sistem operasi akan semakin berkembang. Porsi yang diberikan adalah sebatas alternatif dan pengembangan wawasan siswai tentang sistem operasi itu sendiri sebagai tambahan pengetahuan yang mungkin sudah ada dalam Jawaban Jumlah Ya 44 44.00 Tidak 50 50.00 Kosong 6 6.00 Jawaban Jumlah Ya 11 11.00 Tidak 83 83.00 Kosong 6 6.00 Jawaban Jumlah Ya 0.00 Tidak 93 93.00 Kosong 7 7.00 Seminar dan Call For Paper Munas Aptikom Politeknik Telkom Bandung, 9 Oktober 2010 235 pelajaran TIK formal siswa di sekolah masing- masing. Dari hasil yang ditunjukkan tabel 1c disimpulkan sementara bahwa Distro Naulinux perlu diperkenalkan kepada siswai sekolah. Demonstrasi sistem operasi Naulinux juga dilakukan untuk memberi gambaran fitur-fitur aplikasi dan konten pendidikan didalamnya. Selanjutnya, Pertanyaan kedua dalam kuesioner mencoba mengidentifikasi pengetahuan responden terhadap aplikasi CBTCBA. Dari hasil pada tabel 2a, dapat dilihat bahwa pada umumnya siswa belum tahu dan belum pernah menggunakan aplikasi CBTCBA. Tabel 2a Apakah Siswa pernah melakukan ujian berbasis computer Dari hasil yang ditunjukkan oleh tabel 2a dapat ditarik hipotesa bahwa perlu diperkenalkan aplikasi CBTCBA untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan siswai dalam proses pembelajaran formal di sekolah mereka.

2.4. Testimoni Siswai Terhadap CBTCBA

Melanjutkan pembuktian hipotesa bahwa siswai di tingkat SLTP dan SLTA sudah sebaiknya mempergunakan CBTCBA, kami melakukan demonstari perangkat CBT-Naulinux dan memberikan kesempatan bagi guru dan Siswa mempergunakan aplikasi tersebut. Dari demonstrasi dan ujicoba yang dilakukan guru dan siswa, kami mengidentifikasi bahwa respon mereka sangat positif. Tabel 2b menunjukkan bahwa hampir semua siswai berpendapat bahwa aplikasi CBTCBA penting untuk dimanfaatkan di sekolah. Sebagian dari siswa merasa tidak penting, berdasarkan alasan yang diberikan, dengan alasan indikasi biaya implementasi yang mahal. Tentunya indikasi tersebut pada dasarnya kurang tepat. Tabel 2b Apakah Siswa berpendapat penting menggunakan ujian berbasis computer Selanjutnya kami mengidentifikasi respon siswai terhadap perbandingan efektivitas antara metoda ujuan CBTCBA dengan ujian tertulis PPT. Tabel 2c menunjukkan bahwa hampir semua siswai berpendapat bahwa CBTCBA lebih efektif dibandingkan ujian tertulis. Walaupun dalam kajian ini kami bertujuan bukan untuk membuktikan bahwa ujian tertulis PPT kurang efektif dilakukan pada zaman modern sekarang ini. Tabel 2c Jawaban siswa terhadap metode ujian manakah yang lebih efektif Tentunya pendapat siswai pada tabel 2c ini masih perlu dipertajam konteks situasi pelaksanaan kedua metode ujian. Walaupun jawaban pertanyaan ini masih bisa diperdebatkan, bagaimanapun juga, respon siswai memberikan dampak positif terhadap usaha pendayagunaan CBTCBA di sekolah seperti yang dilakukan dalam penelitian ini.

3. Perancangan CBT-Naulinux

CBT-Naulinux dirancang untuk menjadi aplikasi CBTCBA yang sederhana baik dari sisi fungsional aplikasi, fitur, cara penggunaan, penguasaan pemakai, dan kemudahan deployment karena dipaketkan dengan Naulinux dengan rancangan konektivitas jaringan yang mudah. CBT-Naulinux dirancang sebagai aplikasi open source berbasis web dengan model two-tier. Tier client sebagai presentation, tier server sebagai data dan application tier. Aplikasi berbasis Open source dan web dipilih karena karakteristiknya mendukung standar rekayasa perangkat lunak ISO 9126 yang sering disebut software engineering “ilities” [4]. Akan tetapi penelitian ini tidak secara mendalam Jawaban Jumlah Ya 2 2.00 Tidak 92 92.00 Kosong 6 6.00 Jawaban Jumlah Ya 82 82.00 Tidak 10 10.00 Kosong 8 8.00 Jawaban Jumlah Ujian Online 85 85.00 Ujian Tertulis Kertas 7 7.00 Tidak Menjawab 8 8.00