Pengujian CALL FOR PAPER 2010 MUNAS APTIKOM.

280 Seminar dan Call For Paper Munas Aptikom Politeknik Telkom Bandung, 9 Oktober 2010 19.jpg 0.05 99.9 Kolesterol akut 0.09 87.9 Kolesterol akut

4. KESIMPULAN

Telah dihasilkan aplikasi perangkat lunak yang dapat digunakan untuk identifikasi kolesterol pada iris mata, dengan parameter-parameter yang digunakan untuk proses pelatihan BPNN sangat mempengaruhi keberhasilan dalam mengidentifikasi iris mata yang akan diujikan, antara lain banyaknya neuron pada lapisan tersembunyi, bobot awal yang diberi nilai random. Hasil pada waktu dilakukan pengujian untuk tabel 3 dengan nilai persentase kemiripan yang rendah mengakibatkan iris mata yang diujikan tidak dikenali, jika diberikan perbedaan nilai laju pemahaman yang terlalu tinggi, dan pada pengujian dengan laju pemahaman 0.05 didapatkan nilai persentase kemiripan mencapai 100. Kelebihan pada aplikasi ini diharapkan dapat membantu ahli iridologi untuk melakukan identifikasi gangguan kolesterol dengan cara yang aman, dan mudah karena hanya memerlukan gambar iris mata dari orang yang akan diperiksa. Kelemahan pada aplikasi ini antara lain untuk keakuratan dalam mengidentifikasi iris mata normal, gejala kolesterol, kolesterol sub-akut dan kolesterol akut dipengaruhi oleh proses seleksi untuk pengambilan iris mata pada waktu pengujian, dan kualitas citra iris mata yang akan diujikan. DAFTAR PUSTAKA [1] Ali, Jafar M.H dan Hassanien, Aboul Ella, An Iris Recognition System to Enhance E- Security Environment Based on Wavelet Theory, AMO-Advanced Modeling and Optimazion, Vol. 5, No. 2, 2003. http:www.biometricscatalog.orgdocuments 2ff6bd5a-8a16-440a-9386-1ce7cb32f3f2.pdf di akses pada tanggal 11 Januari 2008. [2] Basuki, Achmad dkk, 2005, “Pengolahan Citra Digital”, Yogyakarta : Graha Ilmu. [3] Hiru, Karkyadno danan, 2005, ”Iridologi Mendeteksi Penyakit Hanya Dengan Mengintip Mata”, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. [4] Munir, Rinaldi, 2004, ”Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik”, Bandung : INFORMATIKA. [5] Oktavia, Nur Yusuf dkk, 2002, ”Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Pengenalan Huruf Pada Pengolahan Citra Berbasis Web”, Skripsi : PENS-ITS. [6] Siang, JJ, 2005, ”Jaringan Syaraf Tiruan Pemrogramannya Menggunakan Matlab”, Yogyakarta : ANDI. [7] Su’udi, Ahmad Indah S.Y, 2006, ”Menjadi Dokter Muslim Metode : Ilahiyah, Alamiah Dan Ilmiah”, Java Pustaka Media Utama, Surabaya. [8] Wildes, Richard P, Iris Recognition: An Emerging Biometric Technologi, Proceeding of the IEEE, Vol. 5, No 9, 9 September 1997. http:www.paper.edu.cnpersonluosiwei2.p df di akses pada tanggal 12 Januari 2008. [9] Zainal, Amdan, 2002, “AplikasiNeural Network Pada Pengenalan Pola Tanda Tangan”, Skripsi: PENS-ITS Seminar dan Call For Paper Munas Aptikom Politeknik Telkom Bandung, 9 Oktober 2010 281 PEMBANGUNAN IT GOVERNANCE DI SEKTOR PUBLIK PEMERINTAHAN YANG BAIK Herri Setiawan Universitas Indo Global Mandiri, Palembang herri_igmyahoo.com Abstak Saat ini TI telah menjadi hal yang sangat diperlukan, sehingga memungkinkan pemerintah dapat menyediakan layanan kepada masyarakat menjadi lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan. Sayangnya pengelolaan TI di pemerintahan Indonesia sampai saat ini masih belum terlaksana dengan optimal. Hal ini dikarenakan penggunaan TI yang masih belum bersifat terintegrasi, kebijakan yang masih sering tumpang tindih dan sumber daya manusia yang terbatas. Permasalahan tersebut sebenarnya dapat diatasi melalui mekanisme tata kelola TI IT Governance yang terdefinisi dengan baik. Berbagai standar seperti COBIT, ITIL, dan sebagainya dapat digunakan sebagai referensi. Kata kunci : TI, pemerintahan, IT Governance, COBIT, ITIL 1. Pendahuluan Pelayanan Publik yang diberikan pemerintahan harus lebih baik kepada masyarakat. Untuk mencapai cita-cita tersebut institusi pemerintahan dari tingkat pusat sampai daerah perlu memperbaiki sistim birokrasi yang ada. Karena selama ini birokrasi yang ada cenderung tidak memiliki kepastian seperti apa yang diharapkan. Birokrasi yang ada tidak bisa menciptakan efisiensi dan efektifitas kerja, sehingga birokrasi sering dianggap menjadi penghambat untuk mencapai tujun pemerintahan. UNDANG-UNDANG RI Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang secara resmi diberlakukan mulai 1 Mei 2010, isinya mengamanatkan semua badan publik untuk menyediakan akses informasi publik dengan cepat dan tepat waktu, berbiaya ringan, dan cara sederhana. Yang dimaksud badan publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelengaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBNAPBD, sumbangan masyarakat, danatau luar negeri. Badan publik sebagai business owner juga harus menerapkan prinsip-prinsip tata kelola TI IT governance yang baik, serta merancang arsitektur teknologi informasinya secara matang sehingga pembangunan sistemteknologi informasi dapat dilakukan secara terintegrasi dan mampu mengoptimalkan semua sumber daya organisasi. Kebutuhan informasi menjadi salah satu faktor penggunaan TI, karena dengan TI kita dapat menghasilkan informasi yang cepat, akurat, dan bisa diakses kapanpun dibutuhkan. Saat ini informasi menjadi dasar dan pendukung dalam pengambilan keputusan, ini dikarenakan penggunaan TI pada saat ini bukan hanya untuk membantu proses perhitungan tetapi penggunaan TI telah mencapai satu titik yang sangat tinggi, yakni sebagai alat pendukung pengambilan keputusan. Permasalahan yang dihadapi antara lain dikarenakan kebijakan yang sering berubah-ubah, tidak adanya panduan atau referensi dalam pengadaan fasilitas-fasilitas TI, divisi TI yang dinilai kurang antisipatif terhadap resiko gangguan, dan terbatasnya SDM pengelola TI. Faktor penghambat implementasi TI di tanah air karena tidak diperhatikannya IT governance. Hambatannya hanya berupa kekurang- pahaman tentang apa dan bagaimana itu IT governance serta manfaatnya TI merupakan jawaban atas banyak tantangan bisnis pada saat ini termasuk di pemerintahan. Karenanya setiap proses pada saat implementasinya harus mendapat perhatiaan yang khusus. Pada penelitian ini implementasi standar IT governance yang akan digunakan adalah pendekatan menggunakan standar framework COBIT. 2. COBIT Control Objectives for Information and Related Technology

2.1 Pengertian

Cobit Adalah satu metodologi yang memberikan kerangka dasar dalam menciptakan sebuah Teknologi Informasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi dengan tetap memperhatikan faktor – faktor lain yang berpengaruh. Cobit Adalah suatu panduan standar praktik manajemen teknologi informasi. Standar COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute 282 Seminar dan Call For Paper Munas Aptikom Politeknik Telkom Bandung, 9 Oktober 2010 yang merupakan bagian dari ISACA Information Systems Audit and Control Association. 2.2 Sejarah Cobit Cobit diciptakan untuk menyediakan model yang detail dan spesifik untuk IT governance. Berisi standar dan regulasi ISO, EDIFACT, dan lain- lain.Codes of Conduct issued by Council of Europe.Stándar Profesional Auditing, yaitu : COSO, IFAC, IIA, ISACA, AICPA standards, dll. Pertama kali dipubliksikam pada bulan April 1996, edisi kedua terbit pada tahun 1998, edisi ketiga pada Juli 2000, edisi keempat pada bulan Desember 2005 dengan versi terakhir adalah edisi 4.1 yang dikeluarkan pada tahun 2007. Lingkup kriteria informasi yang sering menjadi perhatian dalam COBIT adalah: • Effectiveness Menitikberatkan pada sejauh mana efektifitas informasi dikelola dari data-data yang diproses oleh sistem informasi yang dibangun. • Efficiency Menitikberatkan pada sejauh mana efisiensi investasi terhadap informasi yang diproses oleh sistem. • Confidentiality Menitikberatkan pada pengelolaan kerahasiaan informasi secara hierarkis. • Integrity Menitikberatkan pada integritas datainformasi dalam sistem. • Availability Menitikberatkan pada ketersediaan datainformasi dalam sistem informasi. • Compliance Menitikberatkan pada kesesuaian datainformasi dalam sistem informasi. • Reliability Menitikberatkan pada kemampuanketangguhan sistem informasi dalam pengelolaan datainformasi. Sedangkan fokus terhadap pengelolaan sumber daya teknologi informasi dalam COBIT adalah pada: • Applications • Information • Infrastructure • People 3. Fokus IT governance ISACA, COBIT 4.1, 2007 strategic alignment ; yang memfokuskan kepastian terhadap keterkaitan antara strategi bisnis dan TI serta penyelarasan antara operasional teknologi itu dan bisnis. value delivery ; mencakup hal-hal yang terkait dengan penyampaian nilai yang memastikan bahwa TI memenuhi manfaat yang dijanjikan dengan memfokuskan pada pengoptimalan biaya dan pembuktian nilai hakiki akan keberadaan teknologi itu sendiri. resource management ; berkaitan dengan pengoptimalan investasi dan pengelolaan secara tepat sumber daya TI yang kritis mencakup aplikasi, informasi, infrastruktur, dan SDM. risk management ; atas keberadaan risiko, transparansi atas risiko yang signifikan terhadap proses bisnis serta tanggung jawab pengelolaan risiko dalam organisasi. performance measurement ; yang berfokus pada penelusuran dan pengawasan implementasi dari strategi, pemenuhan proyek yang berjalan, penggunaan sumber daya, kinerja proses, dan penyampaian layanan. Gambar 1 – FOKUS IT GOVERNANCE

4. Prinsip Dasar COBIT

Untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi. Prinsip dasar COBIT menggambarkan : a. Kebutuhan Bisnis b. Sumber Daya TI c. Proses TI