Dampak Ekonomi Program Pengembangan Kecamatan di Provinsi Bali

82 83 masyarakat. Kegiatan pengembangan pasar melalui PPK dilakukan dengan membangun dan merahabilitasi bangunan pasar. Selama tahun 2003-2008 telah dilakukan pengembangan pasar sebanyak 12 unit di kabupaten Bulelng, 13 unit di Kabupaten Bangli, 6 unit di Kabupaten Karangasem. Dilihat dari kontribusi pengembangan pasar melalui PPK terhadap jumlah pasar yang ada pada tahun 2008 tampak bahwa kontribusi terbesar adalah di Kabupaten Bangli yang mencapai 39,39. Selanjutnya disusul secara berurutan di kabupaten karangasem sebesar 33,33, dan Kabupaten Buleleng sebesar 14,63 Tabel 7. Rata-rata kontribusi kegiatan PPK di empat kabupaten untuk pengembangan pasar adalah mencapai 29.12 Tabel 7 Dampak Fisik PPK Terhadap Pengembangan Pasar, 2003-2008 No. Kabupaten Jumlah Pasar Umum Pengembangan Kontribusi Bangunan Rehab Jumlah 1 Buleleng 82 10 2 12 14.63 2 Bangli 33 11 2 13 39.39 3 Karangasem 57 4 15 19 33.33 Rata-rata 29.12 Dampak Fisik Bidang Pendidikan Sarana dan prasarana pendidikan yang dikembangkan pada PPK meliputi pembangunan gedung sekolah, rehabilitasi gedung sekolah, bantuan beasiswa, pengadaan alat-alat pendidikan, paket pendidikan, pelatihan keterampilan, dan bantuan honor tak tetap. Sepanjang 2003-2008 telah dikerjakan kegiatan membangun dan merehabilitasi gedung sekolah sebanyak 146 di Kabupaten Buleleng, 14 di Kabupaten Bangli, 8 di Kabupaten Klungkung, dan 4 di Kabbupaten Karangasem. Dampak isik kegiatan pengembangan prasarana dan sarana pendidikan yang diukur dari kontribuasinya terhadap jumlah gedung sekolah yang ada pada tahun 2008 paling besar di Kabupaten Buleleng yaitu sebesar 20,33. Selanjutnya disusul secara berurutan di Kabupaten Bangli sebesar 10,18, dan Kabupaten Karangasem sebesar 1,47 Tabel 8. Rata- rata kontribusi kegiatan PPK di empat kabupaten untuk pengembangan penunjang pendidikan adalah sebesar 10.66. Tabel 8 Dampak Fisik PPK Terhadap Pengembangan Sekolah, 2003-2008 No. Kabupaten Jenis Sekolah Jum- lah Memba-ngunan Mere-hab Jum-lah Kontribusi TK SD SMP SMA 1 Buleleng 76 529 69 44 718 10 136 146 20.33 2 Bangli 63 163 34 15 275 14 14 28 10.18 3 Karangasem 57 365 34 21 477 3 4 7 1.47 Rata-rata 10.66 Dampak Fisik Bidang Kesehatan Kegiatan pengembangan prasarana dan sarana penunjang kesehatan yang dikerjakan melalui PPK dianataranya adalah membangun dan merehabiltasi gedung kesehatan, pelayan kesehatan posyandu, dan kegaiatn dalam bidang kesehatan lainnya. Selama tahun 2003-2008 telah dilakukan kegiatan membangun dan merehabilitasi gedung kesehatan sebanyak 4 buah di Kabupaten Buleleng, 2 buah di Kabupaten Bangli, dan 4 buah di kabupaten Karangasem. Dampak isik kegiatan pengembangan pada PPK pada penyediaan sarana dan prasarana kesehatan selama tahun 2003-2008 yang diukur dari kontribusi kegiatan membangun dan merehabilitasi gedung kesehatan terhadap jmlah Puskesmas yang ada pada tahun 2008 terbesar di Kabupaten Karangasem yaitu sebesar 33,33. Selanjutnya disusul berturut-turut di Kabupaten Buleleng sebesar 22,22 dan di Kabupaten Bangli 18,18. Rata-rata kontribusi kegiatan PPK di empat kabupaten untuk pengembangan penunjang kesehatan adalah sebesar 18,43 Tabel 9. Tabel 9. Dampak Fisik PPK Terhadap Pengembangan Puskesmas, 2003-2008 No. Kabupaten Jumlah Puskesmas Membangun dan Merehab Gedung Kontribusi 1 Buleleng 18 4 22.22 2 Bangli 11 2 18.18 3 Karangasem 12 4 33.33 Rata-rata 18,43

3.3. Dampak Ekonomi Program Pengembangan Kecamatan di Provinsi Bali

Program ekonomi adalah salah satu dari beberapa program PPK, yang bertujuan meningkatkan aktivitas ekonomi di pedesaan melalui penyaluran dana bergulir untuk modal Simpan Pinjam kelompok Perempuan SPP. Dana untuk kelompok ini kemudian dibagi rata kepada anggota kelompok sebagai modal usaha produktif, seperti modal berdagang canang, modal pembibitan tanaman, modal beternak, dsb. Diharapkan dari modal yang digulirkan ini, akan tercipta banyak usaha produktif terutama di kalangan kaum perempuan di daerah pedesaan. Tentunya tujuan akhir dari program bidang ekonomi ini tidak hanya menyalurkan dana bergulir kepada kaum perempuan, tetapi yang lebih penting adalah timbulnya dampak positif dari program ini berupa terciptanya aktivitas ekonomi produktif dan adanya peningkatan modal. Dari tioga kabupaten tertinggal yang menjadi wilayah penelitian, diambil secara acak satu kecamatan tertinggal di tiap kabupaten tertinggal, dan satu kelompok Simpan Pinjam Perempuan SPP pada setiap kecamatan yang terambil sebagai sampel kecamatan tertinggal. Dari empat kelompok SPP di empat kecamatan dan empat kabupaten tertinggal, program ekonomi SPP menimbulkan dampak positif bagi keempat kelompok SPP tersebut, yang ditunjukkan oleh adanya peningkatan modal sebesar Rp 58.090.000,- atau meningkat rata-rata per tahun sebesar 13,20, dari modal awal sebesar Rp 110.000.000,- menjadi Rp 168.090.000,- tahun 2009 Tabel 10. Ketika ditanyakan persepsi mereka terhadap program ekonomi dana bergulir PPK kepada ketua kelompok, hampir semuanya mengatakan bahwa kelompok merasakan manfaat 84 85 dari dana ini, dan program PNPM Mandiri ini sangat membantu meneruskan usaha kelompok. Dari pengakuan para ketua kelompok yang mewakili populasi kelompok SPP di empat kabupaten tertinggal, dapatlah dijeneralisasi bahwa program ekonomi PPK telah menimbulkan dampak positif dalam menciptakan aktivitas ekonomi dan meningkatkan pendapatan anggota SPP, yang berarti secara tidak langsung mengentaskan mereka dari kemiskinan. Tabel 10 Dampak Ekonomi Program Pengembangan Kecamatan Terhadap Kelompok Simpan Pinjam Perempuan di Provinsi Bali, 2009 dalam ribuan No Kabu-paten Keca-matan Kelompok SPP Modal Awal Rp Saldo s.d Akhir 2009 Rp Pening-katan Modal Pertumbuhan thn Keterangan 1 Bangli mulai 2005 Susut Naga Sari 60.000 107.367 47.367 19,74 Kelompok merasa-kan manfaat dari dana ini 2 Karang-asem mulai 2004 Rendag Langlang Buana 30.000 33.800. 3.800 2,53 Program PNPM Mandiri ini sangat membantu meneruskan usaha kelompok 3 Buleleng mulai 2006 Buleleng Rama Sinta I 10.000 12.949. 2.949. 9,83 Kelompok merasakan manfaat dari dana ini Bali 100.000. 154.116. 54.116. 13,20 Dampak program ekonomi PPK tidak hanya dapat diukur secara kelompok, tetapi dapat diukur secara individu anggota kelompok SPP. Dengan mengambil sampel secara acak sebanyak 5 orang anggota pada setiap SPP sampel, maka akan dapat diketahui dampak ekonomi program PPK. Dari 20 sampel anggota kelompok SPP di empat kabupaten tertinggal, maka dana yang digulirkan oleh PPK sebesar Rp 32.500.000, dan sekitar 4 tahun telah berkembang menjadi Rp 54.095.000, atau meningkat sebesar Rp 21.595.000, atau meningkat sebesar 16,61 per tahun. Semua anggota kelompok sampel mengaku bahwa dana bergulir ini bermanfaat sebagai modal usaha kecil-kecilan Tabel 11. Di Kabupaten Bangli modal bergulir sebesar Rp 1.000.000 per anggota dipergunakan untuk usaha anyaman, dengan tingkat pertumbuhan modal sebesar 12,5 per tahun. Di Kabupaten Karangasem modal bergulir sebesar Rp 3.500.000,- per anggota, semua anggota sebesar rata-rata 3,43 per tahun. Di Kabupaten Buleleng modal bergulir sebesar Rp 1.000.000,- per anggota, semua anggota mempergunakannya untuk usaha dagang, dengan tingkat pertumbuhan modal rata-rata 16,61 per tahun Tabel 11. Tabel 11 Dampak Program Pemberdayaan Kecamatan Terhadap Ekonomni Rumahtangga Individu di Provinsi Bali, 2009 Dalam Ribuan Kabupaten No. Nama Responden Modal Pinjaman Pengguna-an Modal Saldo s.d Akhir 2009 Rp juta Peningkatan Modal Pertumbuhan per tahun Persepsi Bangli mulai 2005 1 Ni Wayan Sutari 1.000 menganyam 1.500 500 12,5 bermanfaat 2 Ni Ketut Menuh 1.000 menganyam 1.500 500 12,5 bermanfaat 3 Ni Wayan Indrawai 1.000 menganyam 1.500 500 12,5 bermanfaat 4 Ni Ketut Mariai 1.000 menganyam 1.500 500 12,5 bermanfaat 5 Ni Wayan Mariani 1.000 menganyam 1.500 500 12,5 bermanfaat SubTotal 5.000 7.500 2.500 12,5 Karangasem mulai 2004 1 Ni Wayan Murniai 3.500 Pembibitan kayu mahoni 4.100 600 3,43 sangat bermanfaat 2 Ni Nyoman Jai 3.500 Pembibitan kayu mahoni 4.005 505 2,89 sangat bermanfaat 3 Ni Nengah Suta 3.500 Pembibitan kayu mahoni 4.400 900 5,14 sangat bermanfaat 4 Ni Luh Putu Srinadi 3.500 Pembibitan kayu mahoni 4.200 700 4,00 sangat bermanfaat 5 Ni Wayan Suarmi 3.500 Pembibitan kayu mahoni 4.250 750 4,29 sangat bermanfaat SubTotal 17.500 20.955 3.455 3,43 Buleleng mulai 2006 1 Ketut Sukaraih 1.000 usaha dagang 1.700 700 23,33 bermanfaat 2 Rusmayani 1.000 usaha dagang 1.900 900 30,00 bermanfaat 3 I Gst Ayu Kt. Sumerai 1.000 usaha dagang 1.700 700 23,33 bermanfaat 4 Sariasih 1.000 dagang 1.700 700 23,33 bermanfaat 5 Rasmini 1.000 dagang 1.800 800 26,67 bermanfaat SubTotal 5.000 8.800 3.800 25,33 Berdasarkan sampel anggota kelompok SPP penerima dana bergulir PPK, dapatlah dijeneralisasi bahwa dampak ekonomi dana bergulir PPK kepada anggota SPP di tiga kabupaten tertinggal adalah positif, ditunjukkan oleh digunakannya dana bergulir tersebut untuk usaha- usaha ekonomi produktif, adanya pertumbuhan positif dari modal bergulir tersebut, dan diakuinya oleh anggota SPP bahwa dana bergulit tersebut sangat bermanfaat bagi mereka sebagai pemenuhan dari kekurangan modal usaha. Program dana bergulir ini secara tidak langsung akan membantu mengentaskan keluarga-keluarga kaum perempuan dari kemiskinan. 86 87 Tentunya modal usaha yang lebih besar dari Rp 1.000.000 kepada setiap anggota sangat diperlukan, karena akan dapat memperbesar usaha mereka. Apalagi akhir-akhir ini harga-harga melambung naik, sehingga modal usaha Rp 1.000.000 sangatlah kecil nilainya. Karenanya, di tahun-tahun mendatang pengelola PPK hendaknyaa memperbesar dana bergulir untuk setiap anggota SPP, sehingga usaha produktif yang dibuat dan dikembangkan menjadi lebih besar, volume produksi menjadi lebih besar, dan tambahan pendapatan yang diperoleh juga lebih besar. Seiring dengan perjalanan waktu maka kemiskinan perempuan dapat dientaskan, sehingga perempuan hidupnya lebih sejahtera.

3.4 Kendala dan Solusi Implementasi Program Pengembangan Kecamatan PPK di Provinsi Bali