110 111
Untuk membantu mikroorganisme rumen mencerna jerami padi, berbagai usaha telah dilakukan sebelum jerami padi diberikan kepada ternak antara lain perlakuan pisik, khemis dan penambahan
berbagai feed aditif, suplementasi multivitamin dan mineral. Untuk memaksimalkan pemanfaatan jerami padi sebagai sumber serat, maka berbagai hijauan lain perlu ditambahkan. Misalnya hijauan
gamal yang berfungsi sebagai sumber protein yang mudah terdegradasi di dalam rumen. Degradasi
protein gamal akan menghasilkan N-NH
3
yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme rumen untuk mensintesis protein tubuhnya. Dengan demikian diharapkan populasi maupun aktivitas
mikroorganisme rumen meningkat sehingga kecernaan pakan yang mengandung jerami padi juga meningkat yang pada akhirnya mampu meningkatkan pertumbuhan dan pertambahan bobot badan
ternak ruminansia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecernaan Bahan Kering BK dan Bahan Organik BO serta hasil fermentasi ransum yang mengandung jerami padi dan disuplementasi dengan
gamal sebagai Rumen Degradable Protein RDP secara in vitro.
2. Metode Penelitian Ransum Perlakuan
Ransum perlakuan dibuat sebagai pakan komplit dalam bentuk mash terdiri dari hijauan dan
konsentrat. Komposisi ransum disajikan pada Tabel 1, komposisi konsentrat pada Tabel 2 dan kandungan nutrien ransum pada Tabel 3.
Tabel 1. Komposisi Ransum Perlakuan Bahan Penyusun Ransum
BK Perlakuan
A B
C D
Rumput Gajah 45,00
30,00 15,00
0,00 Jerami padi
0,00 10,00
20,00 30,00
Gamal 15,00
20,00 25,00
30,00 Kaliandra
10,00 10,00
10,00 10,00
Konsentrat 30,00
30,00 30,00
30,00 Total
100,00 100,00
100,00 100,00
Tabel 2. Komposisi Konsentrat Bahan Penyusun Konsentrat
BK Bungkil kelapa
42,50 Polard
6,00 Tepung ikan
1,50 Gaplek
45,50 NaCl
2,00 Multi vitamin mineral
0,50 Molasis
2,00 Total
100,00 Tabel 3. Kandungan Nutrien Ransum
Kandungan Nutrien Ransum BK
Perlakuan A
B C
D Protein Kasar
11,71 11,51
11,54 12,05
Lemak Kasar 1,63
1,83 1,65
2,29 Serat Kasar
25,36 25,94
25,53 21,59
TDN 60,98
59,65 58,65
60,91 NDF
62,57 58,23
56,23 59,40
ADF 45,48
42,76 38,10
36,95 ADL
3,45 4,78
5,23 7,78
Analisis pada Lab. Nutrisi Loka Penelitian sapi Potong Grati 2011
Sifat Fisik Ransum
a densitas Masing-masing sampel ransum yang telah digiling halus dimasukkan ke dalam tabung silinder
ukuran 37 ml sampai permukaan rata dan selanjutnya ditimbang. Densitas dapat dihitung dengan rumus:
Densitas = tabung
volume sampel
berat 1
b daya serap air Sampel ransum yang sudah kering udara dioven dengan oven 60
C dan telah digiling halus dimasukkan ke dalam tabung sebanyak 3 gram dan diberi air sebanyak 25 ml. Kemudian sampel
tersebut direndam air 1x24 jam. Setelah direndam, sampel disaring dengan kertas saring dan disedot dengan pompa vakum sampai airnya tidak menetes. Setelah tidak menetes, sampel
kemudian ditimbang. Daya serap air dapat dihitung dengan rumus:
Daya serap air = 100
x awal
berat awal
berat akhir
berat −
2
c daya larut air Sampel ransum kering udara dioven dengan temperatur 60
C yang telah digiling halus dan disaring dengan diameter saringan 1 mm dimasukkan ke dalam cawan sebanyak 3 gram.
Kemudian sampel tersebut direndam 1x24 jam. Setelah direndam, sampel disaring dengan kertas saring dan disedot dengan pompa vakum sampai airnya tidak menetes, dilanjutkan
dengan pengovenan sampel pada suhu 105 C selama 2 jam, kemudian ditimbang. Daya larut
air dapat dihitung dengan rumus:
112 113
Daya larut air = 100
ker ker
ker x
awal ing
bahan berat
akhir ing
bahan berat
awal ing
bahan berat
− 3
Fermentasi In Vitro
In vitro dilakukan pada dua waktu inkubasi yaitu 4 jam dan 48 jam. Metode yang digunakan adalah Minson Mc Leod Method [3] yang dimodiikasi. Cara kerja untuk penelitian in vitro
yaitu: sampel ransum yang telah halus dimasukkan ke dalam tabung in vitro sebanyak 0,2500 g dan ditambah 25 ml cairan rumen buffer McDougall dengan kondisi 40
o
C, selanjutnya diinkubasikan dalam shakerbath dengan suhu 40
o
C selama 4 jam. Cara kerja yang sama dilakukan untuk inkubasi selama 48 jam.
Setelah lama waktu inkubasi yang ditentukan, selanjutnya dikeluarkan dan dipusingkan pada 3500 rpm selama 10 menit. Substrat akan terpisah menjadi endapan di bagian bawah dan supernatan
yang bening berada di bagian atas. Supernatan dipakai untuk analisis N-NH
3
, VFA Total. Endapan digunakan untuk analisis degradasi bahan kering BK dan bahan organik BO. Kecernaan
fermentatif BK dan BO ransum dapat dihitung dengan rumus : BK sampel g – [BK residu g – BK residu blangko g]
KCFBK = ----------------------------------------------------------------------- x 100 BK sampel g
4
BO sampel g – [BO residu g – BO residu blangko g] KCFBO = ---------------------------------------------------------------------- x 100
BO sampel g 5
KCFBK = Koeisien Cerna Fermentatif Bahan Kering
KCFBO = Koeisien Cerna Fermentatif Bahan Organik BK
= Bahan Kering BO
= Bahan Organik
Konsentrasi N-NH
3
dan VFA Total
Kadar N-NH
3
ditentukan dengan metode phenolhypochlorite melalui pembacaan dengan Spectrofotometer menurut Solorzano [4]. Sebanyak 15 ml supernatan dimasukkan ke dalam botol
yang sudah berisi 5 tetes asam sulfat pekat, kemudian diencerkan 100 kali. Supernatan yang sudah diencerkan ini diambil sebanyak 5 ml, dimasukkan ke dalam tabung spektro yang sudah diisi
dengan larutan standar. Kemudian ditambahkan berturut-turut 0,2 ml larutan phenol; 0,2 ml larutan Natrium nitroprusside; dan 0,5 ml larutan pengoksidasi. Pembacaan reaksi warna dilakukan 5 menit
setelah penambahan larutan pengoksidasi dengan spektrofotometer.
Pengukuran kadar asam lemak atsiri VFA Total dilakukan dengan cara penyulingan uap menurut General Laboratory Procedure [5]. Sebanyak 5 ml supernatan dimasukkan ke dalam tabung
khusus kemudian ditambahkan 1 ml H
2
SO
4
15 lalu ditutup. Tabung dihubungkan dengan labu pendingin dan labu yang berisi air lalu dipanaskan. Hasil destilasi ditampung di dalam erlenmeyer
yang berisi 5 ml NaOH 0,5N. Proses destilasi berakhir sampai destilat yang ditampung mencapai volume ± 300 ml. Tambahkan 1-2 tetes indikator phenolptalin dan dititer dengan HCl 0,5N sampai
terjadi perubahan warna dari merah jambu menjadi tidak berwarna. VFA Total = a – b x N HCl x 10005 mM
a = ml HCl yang dibutuhkan untuk titrasi blanko 5 ml NaOH b = ml HCl yang dibutuhkan untuk titrasi hasil destilasi
Analisis Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis dengan sidik ragam. Apabila terdapat hasil yang berbeda nyata P0,05 antar perlakuan, maka analisis dilanjutkan dengan uji kontras ortogonal
pada taraf 5 [6].
3. Hasil dan Pembahasan Sifat Fisik Ransum