Materi Muatan Karya UNUD untu Anak Bangsa.

142 143 Tabel 1. Peraturan Gubernur Sebagai Peraturan Perundang-undangan No Urut No Pergub Thn Tentang Dasar Kewenangan Keterangan 1. 182006 Harga Dasar Air Pengenaan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah Dan Air Permukaan Pasal 6 Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2004 tentang Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaa Adanya pendelegasian kewenangan Peraturan perundang-undangan 2. 72007 Tata Cara Pengisian Keanggotaan Organisasai Dan tata kerja Komisis penanggulangan aids Prrovinsi Bali Pasal 19 ayat 5 Peraturan derah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Penanggulangan HIVAids Adanya pendelegasian kewenangan Peraturan perundang-undangan Sumber : Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2002 sd 2006 dan Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2007. Dihimpun oleh Biro Hukum dan Ham Setda Provinsi Bali Dari pemaparan peraturan gubernur sebagai peraturan perundang-undangan dan tabel peraturan gubernur dapat disimpulkan bahwa peraturan gubernur dalam bentuk peraturan perundang-undangan merupakan peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum.Sebagai contoh dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 18 tahun 2006 tentang Harga Dasar Air Pengenaan Pajak Pengambilan Dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah Dan Air Permukaan.

3. Peraturan Gubernur Sebagai Peraturan Kebijakan.

Pemerintah Daerah dalam praktiknya ketika membuat Peraturan Perundang-undangan Peraturan Daerah , masih memerlukan pengaturan lebih lanjut sebagai akibat pengatribusian dan pendelegasian. Berkaitan dengan hal tersebut A.Hamid.S.Attamimi mengemukakan : Selain dari pada peraturan perundang-undangan yang bersumber pada fungsi legislative dan yang memang diperlukan bagi penyelengara kebijakan pemerintahan yang tidak terikat vrijbeleid pun tentunya akan dikeluarkan juga berbagai peraturan kebijakan beleidsregel yang bersumber pada fungsi eksekutif Negara [1]. Dari uraian dan pandangan yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan yang dibentuk oleh organ atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berdasarkan kebebasan bertindak dapat mempunyai kekuatan mengikat sebagai hukum apabila pembentukannya berdasarkan kewenangan delegasi suatu undang-undang. Peraturan itu mengikat secara langsung kepada organ atau Pejabat Tata Usaha Negara, warga masyarakat dan hakim. Berbentuk Peraturan kebijakan, jika pembentukannya berasal dari kebebasan penilaian atau kebebasan interpretasi. Peraturan itu mengikat langsung badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang membuatnya, sedangkan warga masyarakat terikat secara tidak langsung. Peraturan Kebijakan sebagaimana pendapat Belifante yang mengartikan peraturan perundang- undangan semu adalah :suatu tindakan hukum administrasi dan bukan merupakan peraturan umum yang mengikat yang timbul menurut peraturan-peraturan yang dituliskan untuk itu dalam Hukum Tata Negara atau ditetapkan oleh badan yang dinyatakan berwenang, dalam Hukum Tata Negara untuk perundang-undangan dalam arti material, tetapi merupakan garis kebijaksanaan yang ditetapkan sendiri oleh administrasi [8]. Dasar pembentukan peraturan kebijakan beleidsregel terletak pada adanya beoordelingsruimte ruang pertimbangan yang diberikan pembentuk undang- undang kepada pejabat atau badan-badan pemerintahan untuk atas inisiatif sendiri mengambil tindakan hukum publik yang bersifat pengaturan .penetapan maupun tindakan nyata yang positif guna menyelesaikan masalah-masalah penyelenggaraan pemerintahan yang dihadapi.

3.1. Materi Muatan

Terdapat dua tipe beoordelingsruimte yaitu objectieve beoordelingsruimte dan subjectieve beoordelingsruimte. Objectieve beoordelingsruimte mengandung pengertian adanya ruang pertimbangan yang bersifat interprestasi yang diberikan pembentuk undang-undang kepada pejabat atau Badan Administrasi Negara untuk melaksanakan tindakan hukum publik menurut situasi kondisi dan obyek permasalahan yang obyektif. Ruang pertimbangan yang diberikan oleh pembentuk undang-undang umumnya hanya dengan criteria yang samar- samar. Subjectieve beoordelingsruimte mengandung pengertian ruang pertimbangan yang bersifat umum dan bebas semata-mata berdasarkan pertimbangan subyektif. Istilah lain dari subjectieve beoordelingsruimte adalah beoordelingsvrijheid, discretionaire bevvoeghdheid, freies ermessen dan beleidsvrijheid [9]. Pembentukan Peraturan Gubernur dalam konteks peraturan kebijakan adalah hanya didasarkan pada adanya ruang pertimbangan yang bersifat interprestasi yang diberikan pembentuk Undang-undang kepada Gubernur untuk melaksanakan tindakan hukum publik menurut situasi kondisi dan obyek permasalahan yang obyektif tanpa adanya pelimpahan kewenangan delegasi. Ruang pertimbangan bersifat samar-samar bahkan umum dan bebas semata-mata berdasarkan pertimbangan subyektif. Pembentukan peraturan kebijakan yang didasarkan atas kebebasan bertindak harus diberi limit batas atau tolak ukur, sehingga apapun bentuk kebebasan yang akan dipergunakan hendaknya harus ada ruang yang diberikan oleh pembentuk undang-undang sehingga wewenang untuk bebas bertindak, tidak terjadi penyalah gunaan wewenang atau sewenang-wenang. Asas kebebasan bertindak yang mendasari peraturan kebijakan sebagai sikap tindak organ pemerintahan menurut J.B.J. M. Ten Erge adalah kebebasan yang diizinkan peraturan perundang-undangan bagi organ pemerintahan untuk membuat keputusan dapat dibedakan dalam kebebasan kebijaksanaan dan kebebasan penilaian , yaitu : Harus ada kebebasan kebijaksanaan dan ke bebasan penilaian wewenang diskret Senada dengan hal tersebut Ann Seidman menyatakan pembatasan dalam Peraturan Kebijakan Harus berada dalam batas kewenangan yang diberikan dalam undang-undang utama pada instansi yang membuat peraturan Tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Perundang- undangan lainnya dan Harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari Peraturan Administrasi [10]. Ciri tersebut menunjukkan bahwa peraturan kebijakan perdeinisi bukan Peraturan Perundang-undangan. Demikian pula halnya dengan Peraturan Gubernur yang pembentukannya sama dengan ciri-ciri tersebut sehingga jelas merupakan peraturan kebijakan bukan merupakan Peraturan Perundang-undangan.Peraturan Gubernur, Peraturan Bupati dan Peraturan Walikota yang tampil dalam igur Peraturan Kebijakan, materi muatannnya tidaklah berkaitan dengan substansi pengaturan yang berlaku keluar, melainkan berisi substansi pengaturan yang berlaku di lingkungan aparatur pemerintah daerah bersangkutan, dan sebagai garis kebijakan dalam 144 145 melaksananakan kewenangan yang diberikan kepadanya oleh Peraturan Daerah atau Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi. Jika pun berlaku keluar, bukan karena kekuatanya, melainkan karena dianggap baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 3.2. Landasan Keabsahan. Dalam nilai keabsahan dalam pembentukan peraturan perundang-undangan apabila dikaji dalam konteks Peraturan Gubernur dalam igur peraturan kebijakan mempunyai nilai keadilan dan kemanfaatan mengingat berlakunya peraturan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat atau badan administrasi negara bertujuan untuk memberikan arahan dan petunjuk atau pedoman kepada pejaat atau badan administrasi negara bawahan serta mengatur berbagai kepentingan dan posisi hukum dalam masyarakat. Nilai kepastian hukum tidak dimiliki oleh peraturan kebijakan mengingat peraturan kebijakan tidak memiliki dasar kewenangan pembentukan peraturan perundang-undangan melainkan peraturan kebijakan beleidsregel dibuat oleh badan atau pejabat tata usaha negara sebagai perwujudan Fries Ermessen discretionary power yaitu kewenanagan administrative yang berkarakter Fries Ermessen dalam bentuk tertulis yang diumumkan keluar lalu mengikat pada warga.Peraturan kebijakan juga harus ditetapkan sesuai dengan jiwa undang-undang serta asas-asas umum pemerintahan yang baik. Apabila peraturan kebijakan itu tidak berlandaskan pada hal tersebut, maka secara yuridis tindak pemerintah berupa peraturan kebijakan itu dapat diuji keabsahannya. Pengujian terhadap peraturan kebijakan lebih diarahkan kepada doelmatigheid dan arena batu ujinya adalah asas- asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang layak. Tabel 8. Peraturan Gubernur Sebagai Peraturan Kebijakan No Urut No. Pergub Thn Tentang Materi Muatan 29. 112007 Pemutakhiran Data Pendaftaran Pemilih Dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan Dalam Rangka Penyediaan Data Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pilkada Prop.Bali Penyusunan data Pendaftaran Pemilih Dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan Dalam Rangka Penyediaan Data Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pilkada Prop.Bali pada tahun 2007 30. 152007 Tentang Mekanisme Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Kepada Desa Pekraman, Subak dan Subak Abian Penyusunan tertib administrasi pengelolaan keuangan Desa Pekraman, Subak dan Subak Abian Sumber : Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2006, dihimpun oleh Biro Hukum dan Ham Setda Provinsi Bali. Dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2006 tentang Program Legislasi Daerah dapat dikatakan peraturan gubernur yang timbul dalam bentuk peraturan kebijakan, mengingat apabila dikaji dari sumber kewenangan pembentukan peraturan perundang-undangan program legislasi daerah tidak adanya pendelegasian kewenangan mengatur kepada peraturan gubernur. Begitu juga dalam Dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 15 Tahun 2007 tentang Mekanisme Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Kepada Desa Pekraman, Subak dan Subak Abian dapat dikatakan peraturan gubernur yang timbul dalam bentuk peraturan kebijakan mengingat apabila dikaji dari sumber kewenangan pembentukan peraturan perundang- undangan tidak adanya pendelegasian kewenangan mengatur kepada peraturan gubernur BAB.III Penutup 3.1 Simpulan Peraturan Gubernur sebagai bentuk pelaksanaan dari peraturan daerah, dimana di dalam peraturan daerah yang bersangkutan adanya perintah yang ditentukan secara tegas adanya pendelegasian kewenangan mengatur kepada peraturan gubernur, maka peraturan gubernur tersebut tampil dalam igur peraturan perundang-undangan, mengingat secara tegas ditentukan ruang lingkup materi yang diatur dan jenis peraturan Perundang-undangan. Peraturan Gubernur selain tampil dalam igur peraturan perundang-undangan, dapat pula tampil dalam igur peraturan kebijakan dengan perkataan lain, peraturan kebijakan adalah peraturan yang dibuat oleh pejabat tata usaha negara berdasarkan penggunaan Freies Ermessen dan berlaku di lingkungannya untuk mengoperasionalkan peraturan perundang-undangan serta tanpa didasarkan pada adanya pendelegasian kewenangan. Mengikatnya peraturan kebijakan kepada warga negara bukan karena mempunyai kekuatan hukum mengikat secara umum kepada warga negara, melainkan mengikat secara tidak langsung, seperti peraturan kebijakan itu dianggap menguntungkan warga.Peraturan Gubernur yang timbul dalam igur peraturan kebijakan materi muatannya tidaklah berkaitan dengan substansi pengaturan yang keluar, melainkan berisi substansi pengaturan yang berlaku di lingkungan aparatur pemerintah derah yang bersangkutan dan sebagai garis kebijakan dalam melaksanakan kewenangan yang diberikan kepadanya oleh peraturan daerah atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, jika berlaku keluar bukan karena kekuatannya, melainkan karena dianggap baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3.2 Saran