batas kekuatan minimal dari stimulus agar dapat menimbulkan kesadaran pada individu.
Kejelasan dan kekuatan objek dalam penelitian ini adalah profil pendidik yang diwujudkan dalam kompetensi personal, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial. Oleh karena itu, apabila persepsi ini dikaitkan dengan profil profesi
pendidik, maka
dapat diartikan
sebagai proses
penafsiran, pengorganisasian, dan penginterpretasian mahasiswa terhadap profesi pendidik
sehingga merupakan respon yang menyatu dalam diri individu mahasiswa.
3. Konsep Sosiologi Pendidikan
a. Pengertian Sosiologi Pendidikan
Ravik Karsidi 2005 mendefinisikan sosiologi pendidikan secara sederhana memuat analisis-analisis ilmiah tentang proses interaksi sosial yang
terkait dengan aktivitas pendidikan baik dari lingkup keluarga, kehidupan sosio- kultur masyarakat maupun pada taraf konstelasi di tingkat nasional.
Obyek sosiologi pendidikan adalah tingkah laku sosial, yaitu tingkah laku manusia dan institusi sosial yang terkait dengan pendidikan. Tingkah laku itu
hanya dapat dimengerti dari tujuan, cita-cita atau nilai-nilai yang dikejar. Sebagaimana dalam terminologi sosiologi, sosiologi pendidikan berbicara tentang
pandanganpersepsi tentang kelas, sekolah, keluarga, masyarakat, kelompok masyarakat dan sebagainya, masing-masing terangkum dalam wilayah suatu
sistem sosial. Tiap-tiap sistem sosial merupakan kesatuan integral yang mendapat pengaruh dari sistem sosial yang lain, lingkungan alam, sifat-sifat fisik manusia
dan karakter mental penghuninya. Dalam kajian sosiologi pendidikan ditemukan dua istilah yang selalu
berkaitan yaitu kedudukan status dan peran sosial di dalam masyarakat, kedua hal itulah yang digunakan untuk mengkaji tentang profesi pendidik dalam
penelitian ini. Status biasa didefinisikan sebagai suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok atau posisi suatu kelompok dalam hubungannya
dengan kelompok lain. Sedangkan peran merupakan sebuah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status tertentu tersebut. Kedudukan
guru bisa dipandang sebagai sesuatu yang tiggi atau pun yang rendah, tergantung dari peran yang dilakukan oleh guru itu sendiri maupun latar belakang individu
atau masyarakat yang memandang. Sedangkan perannya yang berkedudukan sebagai pendidik seharusnya menunjukkan kelakuan yang layak sesuai harapan
masyarakat.
b. Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan
Masalah-masalah yang dikaji sosiologi pendidikan antara lain meliputi pokok-pokok berikut ini:
1 Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat
a Hubungan pendidikan dengan sistem sosial atau struktur sosial
b Hubungan antara sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan
sistem kekuasaan c
Fungsi pendidikan dalam kebudayaan d
Fungsi sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural atau usaha mempertahankan status quo
e Fungsi pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial, kultural dan
sebagainya 2
Hubungan antar manusia di dalam sekolah a
Hakikat kebudayaan sekolah b
Pola interaksi sosial dan struktur masyarakat sekolah 3
Pengaruh sekolah terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak sekolahlembaga pendidikan
a Peranan sosial guru-gurutenaga pendidik
b Hakikat kepribadian guru
c Pengaruh kepribadian gurupendidik terhadap anak didik dan masyarakat
d Fungsi sekolahlembaga pendidikan dalam sosialisasi murid
4 Lembaga pendidikan dalam masyarakat
a Pengaruh masyarakat atau organisasi sekolahlembaga pendidik
b Analisis proses pendidikan yang terdapat dalam sistem-sistem sosial dalam
masyarakat luar sekolah
c Hubungan antar sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan
d Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat berkaitan dengan
organisasi sekolah, yang perlu untuk memahami sistem pendidikan dalam masyarakat serta integrasinya didalam keseluruhan kehidupan masyarakat.
Ravik Karsidi , 2005
B. Kerangka Berpikir
Profesi pendidik merupakan profesi yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, hal ini tidak lain karena posisi pendidikan yang sangat penting dalam
konteks kehidupan bangsa. Pendidik merupakan unsur dominan dalam suatu proses pendidikan, sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas pendidik
dalam menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat. Indonesia dewasa ini, nampak cenderung makin menguatkan upaya
pemerintah untuk terus mengembangkan profesi pendidik sebagai profesi yang kuat dan dihormati sejajar dengan profesi lainnya yang sudah lama berkembang, hal ini
terlihat dari lahirnya UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang- undang ini jelas menggambarkan bagaimana pemerintah mencoba mengembangkan
profesi pendidik melalui perlindungan hukum dengan standard tertentu yang diharapkan dapat mendorong pengembangan profesi pendidikguru
Predikat baik banyak melekat pada profesi pendidik, seperti pahlawan tanpa tanda jasa, pekerjaan yang mulia, dan lain sebagainya. Bagi sebagian masyarakat,
pendidik adalah figur yang dianggap oleh masyarakat sebagai manusia paling baik, terutama sisi batin dan akalnya. Apa pun yang ia lakukan tanpa disadari menjadi
contoh dan barometer bagi masyarakat di sekitarnya. Pendidik adalah model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang
yang menganggap dia sebagai guru. Secara teoritis, menjadi teladan merupakan bagian integral dari seorang guru, sehingga menjadi guru berarti menerima tanggung
jawab untuk menjadi teladan. Memang setiap profesi mempunyai tuntutan-tuntutan khusus dan karenanya bila menolak berarti menolak profesi itu.
Pendidik bukan merupakan profesi yang mudah. Meskipun menyandang segala macam predikat terpandang, tidak juga membuat profesi ini terhindar dari