Pendapat ini diperkuat oleh penuturan FN dan ND yang menyatakan bahwa guru itu sumber semua profesi karena seseorang tidak akan bisa apa-apa dan menjadi
apa-apa tanpa ada orang lain yang mengajari, melatih dan mendidik: “Presiden kan ada syarat akademiknya, dokter apalagi, nah dalam
menempuh syarat akademik sekolah dan belajar, menjadi murid dulu dengan dididik oleh bapak ibu guru. Coba saja tidak ada guru di dunia
ini, semua orang akan tetap bodoh terus dan tidak ada yang menjadi apa-apa, mungkin kalau sakit hanya ada dukun karena tidak ada dokter,
negara dipimpin orang kaya atau yang berkuasa saja tanpa ada syarat kepandaian tertentu. Guru itu sumbernya, agar orang bisa menjadi apa
yang dicita-citakan” WND16122009
Senada dengan itu FN mengatakan: “Sumber semua profesi lain, apa pun itu, itu adalah dari guru. Presiden,
hakim, dokter tadinya kan juga sekolah, dididik oleh guru” WFN14122009.
Dari pendapat-pendapat di atas tampak bahwa pandangan mereka tentang profesi pendidik sebagai sumber segala profesi adalah karena tugas dari profesi
pendidik yaitu mengajar dan mendidik anak didik baik di sekolah formal maupun pendidikan non formal, sementara itu anak didik yang diajar tersebut tentu memiliki
keinginan atau cita-cita untuk menjadi suatu profesi, ketika cita-cita tersebut terwujud berarti tidak terlepas dari didikan seseorang yang berprofesi sebagai guru
selama mereka menempuh pendidikan untuk meraih cita-citanya.
c. Tugas dan Tanggung Jawab Pendidik Meliputi Tugas Bidang Profesi dan
Non-profesi
Setiap profesi memang memiliki konsekuensi-konsekuensi tertentu dan jika kita menolak konsekuensi tersebut berarti kita menolak profesi. Begitu pula profesi
sebagai pendidik, memiliki sederet konsekuensi yang melekat kepadanya. Sehingga tugas seorang guru begitu kompleks dan butuh totalitas di dalamnya agar bisa
menjadi seorang guru yang profesional. Hal ini berdasarkan pendapat para informan yang menyoroti kompleksitas tugas dan tanggungjawab dari seorang guru.
Salah seorang informan yaitu ND menyatakan: “Guru bukan hanya bertugas di sekolah, tapi dia juga anggota keluarga
dan anggota masyarakat. Lebih dari itu karena statusnya yang seorang guru peranannya di keluarga dan masyarakat menjadi lebih kompleks
dibanding masyarakat yang berprofesi lain” WND20122009.
Menurut ND tugas seorang pendidik mencakup tugas mengajar, keluarga dan kemasyarakatan, pada setiap dimensi ini ada peran-peran berbeda yang harus
dijalankan oleh seorang guru. Pendapat ini diperkuat oleh WS yang menyatakan bahwa:
“Pekerjaan sebagai guru tidak seperti hakim yang hanya bekerja sewaktu di ruang sidang, menurut saya pendidik itu sebuah profesi yang
menuntut kompleksitas. Bayangkan saja, guru itu bukan berarti keluar kelas kemudian selesailah tugas, justru ketika sudah di luar kelas, guru
benar-benar hrus menunjukkan profesionalitasnya. Perilakunya langsung disoroti masyarakat, apa yang dilakukan selepas jam ngajar,
apa yang dibawa muridnya sepulang dari diajar, itu juga bagian penting dari tugasnya” WWS14122009
Pernyataan yang sedikit berbeda disampaikan oleh YK yang berpendapat bahwa profesi guru itu menuntut seseorang untuk total menjalaninya karena baginya
pekerjaan mendidik itu tidak bisa hanya dilakukan sebatas jam pelajaran di sekolah jadi guru harus rela meluangkan seluruh waktunya untuk anak didiknya. Berikut
penuturan langsungnya:
“Ngajar itu tidak cukup hanya di kelas. Guru harus rela waktunya habis untuk murid, kalau mau jadi guru ya totalitaslah, lakukan semua yang
bisa membuat anak didik jadi pinter, jadi bercita-cita tinggi, meski guru sendiri harus banyak berkorban untuk semua itu. Belum lagi dalam
keluarga, baik itu posisinya sebagai istri, suami, ibu atau pun anak tugas-tugas di keluarga itu tidak kemudian diserahkan pada anggota
keluarga lain hanya karena dia sibuk ngajar.” WYK18122009.
Dari pendapat para informan tersebut terlihat alasan pandangan profesi pendidik yang multidimensi karena tugas dari seorang pendidik sangat kompleks,
baik yang menyangkut tugas dinas maupun non-dinas, yaitu meliputi tugas mendidik, tugas kemasyarakatan dan tugas kemanusiaan.
d. Profesi Pendidik Kurang diperhatikan oleh Pemerintah