position dalam lingkup yang sejajar sehingga memberi daya tarik karena kualitas yang menjanjikan.
Status pendidik atau guru yang merupakan sebuah jabatan profesional menuntut guru untuk bisa berperan dan menunjukkan citra guru yang ideal dalam
masyarakat. Menurut J. Sudarminto dalam Ravik Karsidi 2005 citra guru ideal adalah sadar dan tanggap akan perubahan zaman, pola tindak keguruannya tidak
rutin, maju dalam penguasaan dasar keilmuan dan perangkat instrumentalnya misalnya sistem berpikir, membaca keilmuan, kecakapan problem solving,
seminar dan sejenisnya yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau berkesinambungan
Desi Resmina dalam Jamal Ma’mur Asmani 2009 menjelaskan beberapa syarat untuk bisa disebut sebagai guru ideal, antara lain memiliki
kemampuan intelektual yang memadai, kemampuan memahami visi misi pendidikan,
keahlian mentransfer
ilmu pengetahuan
atau metodologi
pembelajaran, memahami konsep perkembangan anakpsikologis perkembangan, kemampuan mengorganisasikan dan mencari problem solving pemecahan
masalah, kreatif dan memiliki seni dalam mendidik. Guru ideal adalah guru yang memiliki beberapa kriteria tertentu. Kriteria tersebut adalah:
1 Guru yang memahami benar profesinya.
2 Rajin membaca dan menulis untuk mengikuti perkembangan
3 Sensitif terhadap manajemen waktu
4 Kreatif dan inovatif
5 Memiliki lima kecerdasan, yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan moral,
kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, dan kecerdasan motorik.
2. Konsep Pandangan Mahasiswa
a. Pengertian Pandangan
Pandangan adalah cara dimana seorang melihat sesuatu. Pandangan ini tidak diartikan sebagai penglihatan atas suatu barang dari atas atau dari bawah,
tetapi bagaimana kita melihat barang itu dengan mengambil suatu posisi tertentu. Pandangan juga mencakup pengertian bagaimana pendapat atau anggapan
seseorang terhadap subyek yang tengah dilihatnya itu. Seorang penulis misalnya membuat suatu artikel tentang pemuda-pemudi yang sudah ketagihan ganja,
dengan bertolak dari pandangan yang penuh simpati dan kesedihan, dan mengemukakan bahwa terseretnya mereka dalam kebiasaan yang terkutuk itu
karena kesalahan orang tuanya. Atau mengenai pokok yang sama ia bertolak dari suatu sudut pandangan yang penuh permusuhan, kemarahan bahwa perbuatan
semacam itu hanya merusak moral dan berbahaya bagi bangsa dan Negara. Jadi pandangan yang terakhir ini membuat penulisnya memilih nada tertentu, kata-kata
dan frasa tertentu. Pandangan inilah yang boleh dikatakan membentuk bahan mentah menjadi suatu karangan, ia membantu merumuskan maksud penulis dan
membatasi pokok yang akan digarapnya. www.google.com Pandangan dalam hal ini lebih dikenal dengan persepsi atau pendapat
seseorang terhadap sesuatu. Dari pandangan seseorang dihasilkan persepsi tentang suatu obyek. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera. Stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses
persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagai alat
penglihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat pembauan, lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada telapak tangan sebagai alat perabaan; yang
kesemuanya merupakan alat indera yang digunakan untuk menerima stimulus dari luar individu. Stimulus yang diindera itu kemudian oleh individu diorganisasikan
dan diinterpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti apa yang diindera itu dan proses ini disebut persepsi. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
persepsi ini merupakan pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon
yang integrated dalam diri individu Branca dalam Bimo Walgito, 2004.
Karena itu apa yang kita pandang pada suatu waktu tertentu akan tergantung bukan pada stimulusnya sendiri, tetapi juga pada latar belakang
terjadinya stimulus itu, seperti pengalaman-pengalaman sensoris kita yang
terdahulu, perasaan kita pada waktu itu, prasangka-prasangka, keinginan-
keinginan, sikap dan tujuan kita.
Cara kita memandang situasi sekarang tidak bisa terlepas dari adanya pengalaman sensoris terdahulu. Kalau pengalaman terdahulu itu sering muncul
maka reaksi kita lalu menjadi salah satu kebiasaan. Pernyataan populer bahwa “Manusia itu adalah korban kebiasaan”. Secara ilmiah benar mengingat respon-
respon perseptual yang ditunjukkannya. Karena kebanyakan aktivitas kita sehari- hari tergantung pada pengalaman terdahulu kita mereaksi kepada isyarat dan
lambang dari keseluruhan stimulus aslinya. Jadi, dalam kebanyakan situasi, pandangan terhadap sesuatu itu pada umumnya merupakan proses informasi yang
didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lampau.
Dari rumusan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa yang dimaksud pandangan adalah pengamatan, persepsi dan penilaian seseorang terhadap objek,
peristiwa dan realitas kehidupan, baik itu melalui proses kognisi maupun afeksi
untuk membentuk konsep tersebut. Latar belakang terjadinya stimulus itu, seperti
pengalaman-pengalaman sensoris kita yang terdahulu, perasaan kita pada waktu itu, prasangka-prasangka, keinginan-keinginan, sikap dan tujuan kita. Hal ini
menyebabkan seseorang memberikan suatu tanggapan dan pengamatan serta penilain yang berbeda-beda sesuai dengan latar belakang pengalaman-pengalaman
masa lampau.
b. Faktor-faktor yang Berperan dalam Pandangan Mahasiswa