Banyak Orang yang tidak Memenuhi Kualifikasi sebagai Guru Namun

pinter lha sekolahnya di SMA satu, pasti begitu. Beda kalo profesi dakter, orang yang habis sakit jarang bilang ~aku sembuh lha habis opname di RS Antahberantah, kebanyakan bilangnya aku sembuh lha habis disuntik sama dokter A~ rata-rata seperti itu, guru tu selalu saja dipinggirkan, tidak dianggap penting” WYK20122009 Pendapat senada disampaikan oleh FN yang menilai kebijakan pemerintah masih kurang memihak pada guru atau pun pada pendidikan, terkait hal ini FN mengatakan: “Itulah bobroknya Indonesia, bagaimana pendidikan mau maju kalau anggaran pendidikan 20 saja dipotong terus, guru tidak diperhatikan. Coba semua guru diberi fasilitas sama seperti menteri, diberi mobil, rumah, tunjangan besar, mungkin saja bisa mendongkrak nasib pendidikan WFN22122009. Simpulan yang dapat diambil dari penuturan para informan tersebut adalah bahwa profesi pendidik dipandang sebagai profesi yang terpinggirkan karena perhatian masyarakat masih sangat kurang terhadap kesejahteraan profesi ini, berbeda dengan pejabat negara yang mendapatkan berbagai fasilitas untuk menunjang kinerjanya. Menurut para informan sampai saat ini profesi guru masih tetap menempati profesi kelas dua atau seterusnya meskipun sudah ada program sertifikasi yang seharusnya bisa meningkatkan kesejahteraan, namun karena implementasinya di lapangan dan banyaknya guru yang tidak memenuhi syarat sertifikasi, kebijakan ini tidak banyak membantu menaikkan derajat kesejahteraan guru secara luas.

e. Banyak Orang yang tidak Memenuhi Kualifikasi sebagai Guru Namun

Menjadi danatau Dijadikan Guru Sebagai sebuah profesi atau pekerjaan profesional, guru memiliki standar kualifikasi yang telah ditentukan dan memiliki kode etik yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan profesi. Sebagian dari informan menyatakan bahwa profesi pendidik ini merupakan profesi yang rawan terhadap “pencemaran” profesi dengan beberapa alasan seperti anggapan masyarakat bahwa siapapun bisa menjadi guru sehingga banyak oarang yang menjadi meskipun sebenarnya yang bersangkutan tidak dipersiapkan untuk itu. Berikut ini penuturan para informan: “...Lihat aja, misal sekolah pedalaman kurang guru, pasti mereka akan langsung aja ambil salah seorang masyarakat yang kelihatan alim untuk diangkat jadi guru, padahal dia bukan lulusan LPTK. Nah itu kan sudah mencemari profesi ini, jadinya ada anggapan siapa aja bisa lah adi guru asala bisa materi yang mo diajarin...coba kalo dokter mana ada Rumah Sakit yang kekurangan dokter trus ngambil sembarang anggota masayarakat buat jadi dokter tambahan disitu, profesi dokter kan jadi aman dari pencemaran atau penyalahgunaan keanggotaan profesi” WFN14122009. Pendapat ini diperkuat oleh penuturan OH, yang menyatakan: “Profesi kan ada syarat-syarat dan kode etiknya. Harusnya kan ga sembarang orang bisa jadi anggota profesi. Dokter, Hakim itu juga kayak gitu kan...hanya mereka yang udah kuliah kedokteran dan co ass aja yang bisa jadi dokter, hakim juga harus menempuh pendidikan hukum dulu, nah kalo guru masa tamatan SMA jadi guru, mana ngajarnya mata pelajaran yang khas-khas gitu lagi, huuuhh ini ni yang mencemari profesi kita ini, jadi orang akan beranggapan kalo ga dapet kerjaan ya ngajar saja di situ sekolah dekat rumah” WOH19122009 WS salah seorang informan yang sejak awal memiliki pandangan yang baik tentang profesi pendidik, mengatakan bahwa karena permasalahan pendidikan yang sudah terlanjur kompleks sehingga mengakibatkan permasalahan juga tentang profesi kependidikan, berikut penuturannya: “Selama ini kan pendidikan kita begitu ruwet dengan berbagai masalahnya baik itu sistemnya, gurunya, dan yang lainnya. Kekurangan guru di Indonesia terutama untuk daerah pedalaman sudah lama jadi isu tak berkesudahan. Tetapi tetap saja tidak banyak para guru yang bersedia dimutasi ke daerah kayak gitu. Karena ga ada perhatian lebih dari pemerintah untuk guru yang harus melakukan lebih dari sekedar mengajar di daerah yang marginal. Kalo udah kayak gitu ya mau ga mau orang- orang yang mengajar di sana adalah orang-orang lokal yang sedikit berpendidikan, apapun pendidikan. Kan kasihan muridnya, yang namanya murid itu kalo sekolah ya harus diajar oleh “guru” minimal punya embel- embel S.Pd di belakang namanya, paling ga ya lulusan pendidikan lah meski cm D2 supaya dunia perguruan ga kemasukan orang lain yang bukan seharusnya” WWS19122009 Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa profesi pendidik erat kaitannya dengan masalah pendidikan yang sudah sejak lama melingkupi bangsa Indonesia seperti kekurangan tenaga pendidik dan lain sebagainya. Hal ini mengakibatkan perekrutan pendidik yang dilakukan dengan tanpa mengindahkan standar kualifikasi dari pendidik, dan masyarakat menganggap siapapun bisa menjadi pendidik atau guru asal memiliki pengetahuan dan mau melakukan, sehingga banyak orang yang menjadi guru meskipun tidak dipersiapkan untuk berprofesi sebagai guru.

f. Profesi Pendidik dianggap Membutuhkan Syarat yang Relatif Mudah.

Dokumen yang terkait

ANALISIS BRAND LOYALTY PADA PRODUK PASTA GIGI MEREK PEPSODENT (Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Reguler Angkatan 2005-2007 Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Jember)

0 12 17

HUBUNGAN ANTARA SIKAP MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI TENTANG PROFESI GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR (Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Jember Angkatan 2003)

0 3 17

“Hubungan antara Sikap Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi tentang Profesi Guru dengan Prestasi Belajar (Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Jember Angkatan 2003)

0 3 17

“Hubungan antara Sikap Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi tentang Profesi Guru dengan Prestasi Belajar (Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Jember Angkatan 2003),

0 5 17

Persepsi Mahasiswa Tentang Disiplin Kerja Dosen Program Studi Manajemen Pendidikan

0 6 72

HUBUNGAN KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM MENGIKUTI ORGANISASI KEMAHASISWAAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN ANGGOTA ORGANISASI HMJ SOSIOLOGI DENGAN PRESTASI AKADEMIK (Studi Kasus Pada Mahasiswa Sosiologi Angkatan 2011 dan 2012 Universitas Lampung)

9 32 60

K8408002 SKRIPSI diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

0 1 199

K8408059 Skripsi Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi - Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

0 0 60

Busana sebagai identitas (Kajian Fenomenologi tentang Cara Berbusana Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP UNS)

0 3 125

Nurhadi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRAK - ANALISIS TEORI STRUKTURASI ANTHONY GIDDENS DALAM UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM PROGRAM KARANG TARUNA

0 1 15