guru berperan misalnya dengan mengajak warga berkumpul untuk membicarakan apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan penghasilan, untuk membuat aktivitas
baru selain bekerja. Dari sini bisa muncul ide-ide dari warga masyarakat. Terkait dengan hal ini YK mengatakan:
“Sebagai seorang guru yang seharusnya memiliki kelebihan terutama dalam hal keilmuan atau pengetahuan, dia harus bisa mengajak
masyarakat lebih maju karena pada dasarnya masyarakat memiliki banyak kemampuan tetapi tidak ada yang mengarahkan. Karena
masyarakat begitu menghormati guru maka guru akan dengan mudah bisa mengajak masyarakat memberdayakan apa yang dimiliki dan apa
yang terdapat di sekitarnya” WYK23122009.
Pendapat ini diperkuat oleh WS yang mengatakan bahwa guru secara sederhana bisa disebut pelopor dalam masyarakat. apa yang dimulai oleh seorang
guru biasanya akan diikuti oleh warga masyarakat dan besar kemungkinan masyarakat tersebut justru mampu melakukan hal yang lebih besar hanya saja selama
ini mereka belum menyadari kalau mereka mampu, karena itu WS menyebut guru itu adalah penggerak potensi masyarakat. berikut penuturannya secara langsung:
“Guru tu nek ditempatku ya,Mbak selalu jadi trend center, nah apa yang dilakuin guru biasanya diikuti oleh masyarakat. setelah itu bukan ngga
mungkin hasilnya lebih baik dari yang dilakukan guru tadi. Nah secara ga langsung potensi seseorang itu terlihat. Selain itu karena kebanyakan
tetanggaku petani, guru lebih kerap mengajak warga untuk berbenah mengerahkan kemampuannya mengembangkan pertanian”
WWS19122009
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keberadaan atau eksistensi pendidik khususnya guru dimasyarakat bisa disebut sebagai penggerak
potensi masyarakat, karena masyarakat sebenarnya punya banyak potensi dan didukung sumber daya alam di sekitar tempat tinggalnya hanya saja selama ini
kurang ada yang mengarahkan, dan lagi-lagi masyarakat percaya pada guru untuk memberdayakan potensinya.
c. Pendidik sebagai Penengah Konflik
Dalam sebuah kehidupan konflik merupakan satu hal yang tida mungkin dipisahkan dari kehidupan itu sendiri, jangankan dalam kehidupan masyarakat yang
terdiri dari banyak kepala dan banyak perbedaan kepentingan dan lain sebagainya, dalam diri kita pun seringkali terjadi konflik. Dalam hal ini seorang guru bisa
berperan dalam upaya jalan keluar dari konflik tersebut. Salah seorang informan, ND mengatakan:
“Meski aku bukan calon guru yang baik,tapi aku tau koq guru tu selalu jadi rujukan kalo orang-orang lagi pada kisruh. Di RTku gitu pernah
kemarin waktu pada ribut soal pohon yang menaungi sawah tetanggane, mereka bukane ke pak RT atau RW gitu tapi malah ke tetangga yang
guru buat minta pertimbangan, maklum udah pada terlanjur cinta mati ma guru kali” WND21122009
Pendapat ND diperkuat oleh OH yang mengatakan: “Guru itu trend center lah dalam masyarakat, Mbak, sebagai tokoh
masyarakat, yang jadi guru buat masyarakat, jadi panutan, jadi tempat curhat, jadi mediator dan sebagainya” WOH22122009
Pendapat senada juga dikemukakan FN: “Karena dianggap berwibawa, masyarakat pada percaya guru itu
bijaksana, maka kalo lagi kisruh dateng ke tetangganya yang guru minta pendapat. Di masyarakat guru itu dijadikan penengah kalo lagi ada yang
berkonflik” WFN20122009
Dari penuturan-penuturan tersebut tampak bahwa seorang guru di tengah kehidupan bermasyarakat menurut mahasiswa memiliki kedudukan yang atau status
yang tinggi dibanding anggota masyarakat yang lainnya karena dianggap memiliki kelebihan ilmu, wibawa dan pengalaman sehingga wajar jika masyarakat
menuntutnya mampu berperan sebagai penengah ketika terjadi konflik dalam masyarakat dan menjadikannya rujukan dalam penyelesaian masalah atau konflik
masyarakat.
d. Pendidik sebagai Pencipta Budaya
Pendapat-pendapat yang disampaikan informan di atas pada dasarnya sudah menggiring pada satu gambaran tentang eksistensi guru di masyarakat, yaitu
sebagai pemimpin budaya yang muncul karena potensi yang dimiliki, perannya, aktualisasi dan kontribusinya terhadap masyarakat. Seorang guru senantiasa menjadi
rujukan berbagai problem yang terjadi pada masyarakat, menjadi figur teladan, penengah konflik, guru dan motivator bagi masyarakat. Hal ini berdasarkan pendapat
dari OH yang menyebutkan:
“Gimana guru mendidik anak dan keluarganya, gimana cara guru bersikap, berbicara, bergaul, bahkan sampai gaya berbusana saja akan
dilihat dan ditiru oleh masyarakat. kalo dalam ilmu yang kita pelajari semua itu kan disebut sebagai budaya, bener ga se Mbak..hehe, nah
karena itu kalo aku bilang emang guru itu keberadaannya di masyarakat salah satunya adalah sebagai pemimpin budaya” WOH23122009
Pendapat ini diperkuat oleh penuturan singkat dari WS: “Guru sepanjang yang aku amati dan aku denger apapun yang dilakukan
jadi rujukan masyarakat, trend center sekali lagi, Mbk” WWS22122009
Dari pendapatnya tersebut WS memandang bahwa guru di tengah masyarakat menjadi pusat perhatian untuk dijadikan rujukan dalam hal tingkah
laku maupun pola hidup. Pendapat senada juga datang dari FN: “Guru kan banyak pengalamannya jadi banyak juga yang dia tularkan
pada masyarakat sekitarnya. Hal-hal yang menjadi tradisi di kota lain atai negara lain bahkan, bisa jadi guru tahu. Kalo ngga ya kebiasaan-
kebiasaan hidup yang baik gitu, pola mendidik anak, pola menjalin hubungan dengan keluarga, dan kebiasaan lain guru harus siap
dijadikan contoh oleh masyarakat lain” WFN20122009
Eksistensi guru dengan fungsi perannya di atas dalam masyarakat semestinya bukan hanya sebuah persepsi atau penilaian dari segelintir orang saja
namun benar-benar merupakan aktualisasi diri seorang guru. Karena masa depan dan keberlanjutan anak didik dan pendidikan akan sangat tergantung pada eksistensi
profesi pendidik tersebut.
Dari pendapat para informan di atas nampak bahwa guru dijadikan trade center oleh masyarakat, masyarakat menjadikan guru sebagai panutan dalam
mendidik anak, menjalin hubungan dengan keluarga juga hal-hal lain yang sifatnya lebih umum seperti melakukan kebiasaan atau tradisi luar untuk dilakukan di
lingkungannya seperti yang dikatakan oleh OH, WS dan FN. Peran di masyarakat ini juga merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari seorang tugas dan
tanggungjawab seorang guru.
3. Profil Pendidik Ideal Menurut Pandangan Mahasiswa