Spesialisasi ilmu yang dimaksud adalah suatu keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh pemegang profesi lain.
2 Memiliki kode etik dalam menjalankan profesi.
Kode etik merupakan salah satu ciri persyaratan yang memberikan arti penting dalam penentuan, pemertahanan dan peningkatan standar profesi.
3 Memiliki organisasi profesi.
Tujuan dari organisasi profesi adalah untuk meningkatkan peran serta dirinya dalam hal-hal yang berhubungan dengan keprofesian.
4 Diakui oleh masyarakat.
Diantara faktor yang menunjang keprofesionalan seorang pemegang profesi adalah pengakuan dari orang lain masyarakat.
5 Sebagai panggilan hidup.
Profesi itu dipilih karena dirasakan atau diyakini sebagai panggilan hidup. Suatu profesi bukan dimaksudkan untuk mencari keuntungan bagi dirinya,
melainkan untuk pengabdian kepada masyarakat. 6
Harus dilengkapi kecakapan diagnostik. Kecakapan diagnostik adalah kecakapan dalam mengidentifikasi masalah yang
bersangkutan dengan klien, atau masalah yang berkaitan dengan teori-teori dalam bidang profesinya.
7 Mempunyai klien yang jelas.
Klien adalah pengguna jasa profesi. Seorang guru dikatakan guru karena banyak yang menggunakan jasanya, baik itu masyarakat secara luas, maupun
anak didik saja.
d. Pengertian Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggungjawab memberi pertolongan kepada anak didik dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaannya, mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial dan sebagai individu
atau pribadi yang mandiri. Orang dewasa yang terutama mempunyai tanggungjawab terhadap anaknya adalah orang tua, dinamai pendidik kodrat.
Orangtua adalah sarana pertama akan terciptanya anak sebagai makhluk Tuhan.
Oleh karena orang tua tidak cukup segalanya untuk memberikan pendidikan yang diperlukan anaknya, maka diserahkan sebagian tanggungjawab mendidik tersebut
kepada orang dewasa lain, misalnya guru di sekolah, guru agama di bidang pendidikan Ketuhanan dan lain-lain. Pendidik sebagai medium aktif agar anak
didik dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan. Tanpa pendidik, tujuan manapun yang telah dirumuskan tidak akan dapat tercapai. Sudomo
Hadi,dkk, 1993 Dalam bahasa Inggris dijumpai beberapa kata yang berdekatan artinya
dengan pendidik. Kata tersebut seperti teacher yang artinya guru atau pengajar dan tutor yang berarti guru pribadi atau guru yang mengajar di rumah. Dalam bahasa
Arab dijumpai kata ustadz, mudarris, mu’allim, dan mu’addib. Kata ustadz berarti teacher guru, profesor gelar akademik, jenjang dibidang intelektual, pelatih,
dan penyair. Kata mudarris berari teacher guru, instruktur pelatih, lecturer dosen, kata muallim yang berarti teacher guru, trainer pemandu, dan
instructor pelatih. Sedangkan kata mu’addib berarti educator pendidik. Perbedaan kata tersebut menunjukkan perbedaan tempat di mana pengetahuan dan
keterampilan diberikan. Jika di sekolah maka gurunya adalah teacher, jika di perguruan tinggi berari lecturer, jika di rumah disebut tutor. Sedangkan di tempat-
tempat pelatihan dinamakan instruktur atau trainer dan pada lembaga agama disebut educator.
Dalam al-Quran pendidik secara garis besar dibagi empat, pertama; Tuhan, Allah SWT. Sebagai guru Allah SWT menginginkan umat manusia
menjadi baik dan bahagia hidup di dunia dan di akherat. Sifat-sifat Allah seperti al’alim berpengetahuan luas menggambarkan bahwa guru harus berwawasan
luas, sifat Pemurah menggambarkan guru juga harus menjadi orang yang tidak kikir terhadap ilmu yang dimilikinya, dan sifat-sifat lainnya. Untuk mencapai
tujuan tersebut Allah mengutus para Nabi, dan Nabi Muhammad saw merupakan guru kedua setelah Allah. Dalam kapasitasnya sebagai guru Nabi saw memulai
pendidikannya kepada anggota keluarganya yang terdekat, selanjutnya pada orang- orang di sekitarnya. Selanjutnya pendidik yang ketiga dalam al-Quran adalah
orang tua. Al-Quran menyebutkan bahwa sebagai guru orang tua harus
mempunyai sifat kesadaran akan kebenaran, dapat bersyukur, serta suka menasehati kepada anaknya untuk tidak mempersekutukan Tuhan, memerintahkan
anaknya agar menjalankan shalat, sabar dalam menghadapi cobaan. Sedangkan guru yang keempat adalah orang lain seperti kisah Nabi Musa untuk berguru
kepada Nabi Khidir. Barnawi, 2009 Pendidik sebagaimana yang disebut dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No. 14 tahun 2005 terdiri dari guru dan dosen. Dalam penelitian ini khusus akan membahas tentang guru. Adapun deskripsinya menurut UU No. 14
Th 2005 pasal 1 ayat 1 “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.
Definisi yang kita kenal sehari-hari pendidik atau guru merupakan orang yang harus digugu dan ditiru, dalam arti orang yang memiliki kharisma atau
wibawa hingga perlu untuk ditiru dan diteladani. Menurut laurence D. Hazkew dan Jonathan C. Mc Lendon dalam Hamzah B. Uno 2007 disebutkan: “Teacher is
professional person who conducts classes” guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas.
Pendidikguru merupakan suatu profesi, berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai pendidik dan tidak dapat dilakukan oleh
sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyatannya masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan. Husnul Chotimah dalam
Jamal Ma’mur Asmani 2009 mengemukakan guru dalam pengertian sederhana adalah orang yang memfasilitasi alih ilmu pengetahuan dari sumber belajar kepada
peserta didik. Sementara masyarakat memandang guru sebagai orang yang melaksanakan pendidikan.
Guru, menurut Zakiyah Daradjat dalam Nurdin 2010, adalah pendidik profesional karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan
memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua. Profesionalisasi guru mencakup kualifikasi formal dengan diberikannya
lisensi mengajar dan perlu dijiwai dengan kualifikasi nyata yang hanya mungkin
diwujudkan dalam praktik Surachmat dalam Kartikawati dan Lusikooy, 1993. Menurut Poerwadarminta dalam Nurdin 2010 guru adalah orang yang kerjanya
mengajar. Mengajar merupakan tugas pokok seorang guru dalam mendidik muridnya.
Guru profesional memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu yang tidak dimiliki oleh orang awam. Dengan pengetahuan dan keterampilan-
keterampilan ini guru dapat melaksanakan fungsi-fungsi khususnya yaitu membuat dan melaksanakan keputusan-keputusan dalam membelajarkan peserta didik
dengan hasil yang paling efektif dan efisien.
e. Kompetensi Pendidik