“Ngajar itu tidak cukup hanya di kelas. Guru harus rela waktunya habis untuk murid, kalau mau jadi guru ya totalitaslah, lakukan semua yang
bisa membuat anak didik jadi pinter, jadi bercita-cita tinggi, meski guru sendiri harus banyak berkorban untuk semua itu. Belum lagi tugas di
masyarakat juga dalam keluarga, baik itu posisinya sebagai istri, suami, ibu atau pun anak, tugas-tugas di keluarga itu tidak kemudian
diserahkan pada anggota keluarga lain hanya karena dia sibuk ngajar” WYK18122009.
Menurut YK tugas seorang guru itu multidimensi, tidak hanya satu dimensi tugas mengajar di dalam kelas atau lembaga tempat dia bekerja, namun juga ada
sederet tugas lain dalam masyarakat dan keluarga yang harus ditunaikan oleh guru. Sedangkan FN menilai tuntutan untuk selalu mengikuti perkembangan juga harus
dilakukan oleh seorang guru:
“Sekarang kan zaman canggih, apa-apa memakai sistem online, guru juga harus tanggap, tidak boleh gaptek, malu sama murid. Jadi guru
juga harus belajar. Fungsi peran guru juga ga sebatas di sekolah, ga Cuma tugas ngajar murid, tapi juga ada tugas dinas dan yang bukan
dinas, tugas kemasyarakatan lah” WFN18122009.
Guru memang harus peka dan tanggap terhadap perubahan dan perkembangan. Di sini tugas guru untuk senantiasa meningktakan wawasan ilmu
pengetahuannya agar tidak ketinggalan dan kalah dengan para anak didiknya. Selain itu, tugas seorang guru juga kompleks menyangkut tugas kedinasan dan non-dinas,
tugas guru meliputi tugas mendidik, tugas kemanusiaa dan kemasyarakatan.
Dari pernyataan para informan menganggap bahwa seorang guru itu tidak hanya dituntut satu sisi yaitu mengajari muridnya di sekolah tapi juga berperan
secara kompleks dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu seorang guru tidak hanya harus pintar mengajarkan materi pelajaran yang diampu tetapi juga pintar
membawa diri, menjaga sikap, dan sebagainya. Karena seorang guru tidak hanya dipandang dari bagaimana dia melaksanakan tugasnya tapi lebih dari itu adalah
bagaimana cerminan kepribadian yang ditampilkan sehingga dia layak disebut guru, pendidik, panutan atau pun teladan. Hal ini lah yang membuat mahasiswa menyebut
bahwa profesi pendidik merupakan sebuah profesi yang multidimensi.
d. Profesi Pendidik adalah Profesi yang Terpinggirkan
Guru selama beberapa dasawarsa digambarkan sebagai sebuah profesi yang cukup memprihatinkan. Bahkan seorang penyanyi legendaris, Iwan fals sampai
menciptakan sebuah lagu Oemar Bakri dengan tipikal sepeda bututnya untuk menggambarkan kondisi memprihatinkan dari pahlawan tanpa tanda jasa yang
belakangan justru disebut pahlawan kurang dibalas jasa ini.
Meskipun setelah tahun 2005 dikeluarkan Undang-Undang No. 14 tentang Guru dan Dosen juga kebijakan sertifikasi guru dan dosen yang seharusnya cukup
mengangkat derajat kesejahteraan mereka yang berprofesi sebagai pendidik dan memenuhi syarat untuk “disejahterakan” ternyata tidak juga secara serta merta
mengangkat derajat seorang guru.
Seorang informan menilai kebijakan pemerintah masih kurang memihak pada guru atau pun pada pendidikan, terkait hal ini FN mengatakan:
“Itulah bobroknya Indonesia, bagaimana pendidikan mau maju kalau anggaran pendidikan 20 saja dipotong terus, guru tidak diperhatikan.
Coba semua guru diberi fasilitas sama seperti menteri, diberi mobil, rumah, tunjangan besar, mungkin saja bisa mendongkrak nasib
pendidikan WFN22122009.
Pendapat ini diperkuat oleh ND yang menyatakan: “Kalau bisa menjadi yang lain saya tidak dulu menjadi guru, kasihan
sekali jadi guru itu hanya jadi orang pinggiran di pinggir gemerlapnya menteri. Gaji kecil, kerja berat” WND20122009
Sebagai sebuah profesi yang begitu vital untuk kemajuan sebuah bangsa seharusnya guru mendapat perhatian lebih dari pemerintah agar lebih baik dalam
menjalankan tugasnya dan meningkatkan mutu pendidikan. Namun hal ini hanya sebatas khayalan para guru saja, tidak sedikit kondisi guru di daerah pedalaman yang
masih jauh di bawah garis sejahtera. Seperti yang ditayangkan di media elektronik pada awal januari 2010, di Makasar masih ada sebuah Sekolah Dasar yang sangat
memprihatinkan, dan tenaga pengajarnya yang juga tidak kalah memprihatinkan dari segiri kesejahteraan. Seharusnya anggaran pendidikan dimaksimalkan kalau ingin
negara ini maju, sebagaimana yang dinyatakan WS:
“Nasib guru memang belum juga membaik meski sudah ada program sertifikasi, karena nyatanya masih saja ada kecurangan di sana-sini,
guru masih saja terpinggirkan. Seharusnya anggaran pendidikan itu ga cuman 20 dan harus direalisasikan, biar guru sejahtera, pendidikan
maju dan bangsa juga maju, gitu” WWS192009.
YK menambahkan menurutnya pengakuan dan penghargaan terhadap guru tidak sebanding dengan apa yang mereka ambil dari seorang guru:
“Meskipun bagi sebagian orang guru itu terhormat tapi kadang orang menganggap itu bukan gurunya yang hebat. Perhatikan saja misalnya
sebuah sekolah atau kampus terkenal, apa guru atau dosennya yang terkenal itu, tidak kan? Pasti sekolah atau kampusnya. Saya sendiri tidak
pernah mendengar orang bilang ~eh Si itu lho pinter banget lha muride pak guru A atau bu Guru B, paling-paling juga pada bilang tu lho Si itu
pinter lha sekolahnya di SMA satu, pasti begitu. Beda kalo profesi dakter, orang yang habis sakit jarang bilang ~aku sembuh lha habis
opname di RS Antahberantah, kebanyakan bilangnya aku sembuh lha habis disuntik sama dokter A~ rata-rata seperti itu, guru tu selalu saja
dipinggirkan, tidak dianggap penting” WYK20122009
Simpulan yang dapat diambil dari penuturan para informan tersebut adalah bahwa sampai saat ini profesi sebagai guru masih kurang diutamakan atau dengan
kata lain masih terpinggirkan, hal ini tampak dalam hal kesejahteraan maupun anggapan masyarakat atas sesuatu yang terkadang dibandingkan dengan profesi lain.
Menurut para informan sampai saat ini profesi guru masih tetap menempati profesi kelas dua atau seterusnya meskipun sudah ada program sertifikasi yang seharusnya
bisa meningkatkan kesejahteraan, namun karena implementasinya di lapangan dan banyaknya guru yang tidak memenuhi syarat sertifikasi, kebijakan ini tidak banyak
membantu menaikkan derajat kesejahteraan guru secara luas.
e. Profesi Pendidik adalah Profesi yang Rawan Tercemar