Profesi Pendidik dianggap Membutuhkan Syarat yang Relatif Mudah.

Pendapat ini diperkuat oleh penuturan OH, yang menyatakan: “Profesi kan ada syarat-syarat dan kode etiknya. Harusnya kan ga sembarang orang bisa jadi anggota profesi. Dokter, Hakim itu juga kayak gitu kan...hanya mereka yang udah kuliah kedokteran dan co ass aja yang bisa jadi dokter, hakim juga harus menempuh pendidikan hukum dulu, nah kalo guru masa tamatan SMA jadi guru, mana ngajarnya mata pelajaran yang khas-khas gitu lagi, huuuhh ini ni yang mencemari profesi kita ini, jadi orang akan beranggapan kalo ga dapet kerjaan ya ngajar saja di situ sekolah dekat rumah” WOH19122009 WS salah seorang informan yang sejak awal memiliki pandangan yang baik tentang profesi pendidik, mengatakan bahwa karena permasalahan pendidikan yang sudah terlanjur kompleks sehingga mengakibatkan permasalahan juga tentang profesi kependidikan, berikut penuturannya: “Selama ini kan pendidikan kita begitu ruwet dengan berbagai masalahnya baik itu sistemnya, gurunya, dan yang lainnya. Kekurangan guru di Indonesia terutama untuk daerah pedalaman sudah lama jadi isu tak berkesudahan. Tetapi tetap saja tidak banyak para guru yang bersedia dimutasi ke daerah kayak gitu. Karena ga ada perhatian lebih dari pemerintah untuk guru yang harus melakukan lebih dari sekedar mengajar di daerah yang marginal. Kalo udah kayak gitu ya mau ga mau orang- orang yang mengajar di sana adalah orang-orang lokal yang sedikit berpendidikan, apapun pendidikan. Kan kasihan muridnya, yang namanya murid itu kalo sekolah ya harus diajar oleh “guru” minimal punya embel- embel S.Pd di belakang namanya, paling ga ya lulusan pendidikan lah meski cm D2 supaya dunia perguruan ga kemasukan orang lain yang bukan seharusnya” WWS19122009 Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa profesi pendidik erat kaitannya dengan masalah pendidikan yang sudah sejak lama melingkupi bangsa Indonesia seperti kekurangan tenaga pendidik dan lain sebagainya. Hal ini mengakibatkan perekrutan pendidik yang dilakukan dengan tanpa mengindahkan standar kualifikasi dari pendidik, dan masyarakat menganggap siapapun bisa menjadi pendidik atau guru asal memiliki pengetahuan dan mau melakukan, sehingga banyak orang yang menjadi guru meskipun tidak dipersiapkan untuk berprofesi sebagai guru.

f. Profesi Pendidik dianggap Membutuhkan Syarat yang Relatif Mudah.

Profesi sebagai pendidik bagi sebagian orang masih dianggap sebagai profesi kelas dua atau di bawahnya sehingga tidak banyak orang yang menjadikan profesi ini sebagai pilihan utama, demikian pula alasan para informa yang memandang profesi ini sebagai profesi alternatif. Berikut penuturan salah seorang informan: “Orang-orang yang dulunya mentereng kuliah di hukum, teknik atau yang lain gitu banyak lho yang pas sudah lulus setelah muter-muter nglamar kerja tidak lolos trus milih jadi guru gitu terutama di sekolah swasta. Ya mungkin menurut mereka lumayanlah ada alternatif pekerjaan lain daripada nganggur, kerja jadi guru juga ga papa gitu asal ada penghasilan” WFN13122009. Pendapat ini diperkuat oleh OH: “Saya pribadi fifty-fifty milih kerja jadi guru atau kerjaan lain, tapi yang saya lihat, orang-orang meskipun bergelar S.Pd pasti melirik pekerjaan lain dulu sebelum akhirnya nyerah jadi guru saja. Paling tidak wiraswasta yang sukses lah kalau bangkrut baru ngajar, ngajar kan pasti yang dihadapi orang yang lebih muda kalo di sekolah jadi ya ga perlu banyak bekal asal tau materinya saja,Mbak” WOH20122009. Menurut pendapat OH pekerjaan sebagai pendidik atau guru kurang begitu diminati, meskipun oleh orang-orang yang dulunya kuliah di keguruan, menurutnya mengajar bisa menjadi alternatif pilihan untuk bekerja karena cukup dengan bekal pengetahuan tentang materi pelajaran saja. Pendapat senada juga dinyatakan oleh ND: “memang saya calon S.Pd, tapi lamar kerja lain dulu lah nanti, kantoran kalau bisa...kalau memang tidak tembus ya ga papa deh jadi guru. Yang jelas nglamar jadi guru belakangan...kan ga perlu banyak persiapan kayak kalo kerja lain, buktinya guru-guru atau dosen kita aja Cuma ngajar dengan cerita, ga mudeng IT juga ga papa kan, ngajar dengan ceramah terus, bahasa Inggris apa juga pada mudeng, Cuma perlu baca materi dulu, hehe” WND142009 Para informan menganggap bahwa bekerja sebagai guru dikenal lebih sederhana persyratannya, bahkan ada yang mengatakan dengan melihat kondisi pembelajaran di kampus bahwa megajar tidak perlu penguasan teknologi, sehingga menjadi guru bisa merupakan alternatif terakhir dalam mencari pekerjaan yang lebih bergengsi dan menuntut banyak syarat seperti penguasaan IT, bahasa asing dan sebagainya.

C. Simpulan Hasil Temuan Lapangan

Berdasarkan data hasil temuan di lapangan yang telah dipaparkan di atas maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Pandangan Mahasiswa tentang Profesi Pendidik

a. Profesi Pendidik adalah Profesi yang Mulia

Citra dan status guru sampai saat ini memang masih baik dan terhormat di beberapa kalangan masyarakat terutama di pedasaan. Guru adalah sosok yang dianggap pandai oleh masyarakat sehingga profesi sebagai guru pun dinilai terhormat karena bukan pekerjaan kasar yang hanya mengandalkan otot saja tetapi lebih dari itu dalam menjalankan tugasnya seorang guru adalah dengan kepandaian dan keterampilannya. Sehingga masyarakat beranggapan pekerjaan sebagai guru adalah sebuah pekerjaan yang mulia.

b. Profesi Pendidik adalah Profesi Sumber dari Segala Profesi

Dokumen yang terkait

ANALISIS BRAND LOYALTY PADA PRODUK PASTA GIGI MEREK PEPSODENT (Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Reguler Angkatan 2005-2007 Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Jember)

0 12 17

HUBUNGAN ANTARA SIKAP MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI TENTANG PROFESI GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR (Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Jember Angkatan 2003)

0 3 17

“Hubungan antara Sikap Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi tentang Profesi Guru dengan Prestasi Belajar (Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Jember Angkatan 2003)

0 3 17

“Hubungan antara Sikap Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi tentang Profesi Guru dengan Prestasi Belajar (Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Jember Angkatan 2003),

0 5 17

Persepsi Mahasiswa Tentang Disiplin Kerja Dosen Program Studi Manajemen Pendidikan

0 6 72

HUBUNGAN KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM MENGIKUTI ORGANISASI KEMAHASISWAAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN ANGGOTA ORGANISASI HMJ SOSIOLOGI DENGAN PRESTASI AKADEMIK (Studi Kasus Pada Mahasiswa Sosiologi Angkatan 2011 dan 2012 Universitas Lampung)

9 32 60

K8408002 SKRIPSI diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

0 1 199

K8408059 Skripsi Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi - Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

0 0 60

Busana sebagai identitas (Kajian Fenomenologi tentang Cara Berbusana Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP UNS)

0 3 125

Nurhadi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRAK - ANALISIS TEORI STRUKTURASI ANTHONY GIDDENS DALAM UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM PROGRAM KARANG TARUNA

0 1 15