Liturgi Ekaristi Penutup Sakramen Ekaristi Kompetensi

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 151 Langkah Pertama: Menggali Pengalaman Hidup.

1. Pengamatan

Guru mengajak peserta didik mengamati gambar burung Pelikan dan anak-anaknya yang ada di buku siswa dan meminta beberapa peserta didik untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan atas gambar-gambar tersebut.

2. Cerita Guru menceritakan kisah burung Pelikan dan anaknya dengan

menarik. Kisah Burung Pelikan dan Anaknya Ada seekor induk Pelikan yang tinggal di sebuah pulau kecil di tengah laut bersama dua anaknya yang masih kecil. Setiap hari, induk Pelikan terbang jauh mencari makan dan sore hari dia baru pulang membawa makanan untuk anak-anaknya. Suatu hari induk Pelikan sudah terbang ke mana-mana, tetapi dia tidak mendapatkan makanan. Dengan sedih dia mendekati sarangnya. Dari jauh sudah terdengar suara anak-anak Pelikan bercericit meminta makan. Hati induk Pelikan itu tidak tega. Maka, induk Pelikan itu terbang lebih tinggi dan lebih jauh. Namun dia tetap tidak mendapat makanan. Akhirnya ia pulang larut malam dengan tangan kosong. Suara anak-anaknya terdengar lemah dan menangis meminta makanan. Hati induk pelikan semakin sedih. Induk Pelikan sampai di sarang. Anak-anaknya menyambut gembira, karena mereka membayangkan ibunya membawa makanan yang banyak. Anak-anaknya sudah siap menengadahkan paruhnya dan membuka siap menerima makanan. Namun apa mau dikata, tidak ada makanan yang dapat diberikan induknya kepada mereka. Anak-anaknya makin menjerit dengan suara yang hampir habis. Induk pelikan menangis melihat anak-anaknya dan tidak ingin mereka mati kelaparan. Ia memberikan dirinya sendiri kepada anak- anaknya. Akhirnya induk Pelikan itu mati dan anak-anaknya hidup. sumber: Percikan Kisah-Kisah Anak Manusia hal. 382 Kelas III SD 152 3. Pendalaman Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan tanggapan terhadap isi cerita. Apabila tidak ada peserta didik yang bertanya, guru dapat memulai dengan pertanyaan, contoh pertanyaan a. Mengapa anak –anak pelikan menangis? b. Mengapa induk pelikan mau merobek dadanya sendiri? c. Apa yang terjadi pada induk pelikan, setelah memberikan dagingnya kepada anak-anaknya?

4. Peneguhan

Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan dan jawaban dari peserta didik. Cerita burung Pelikan dan anaknya sangat menarik. Induk Pelikan mau mengorbankan dirinya demi kelangsungan hidup anak-anaknya. Induk Pelikan itu memberikan dirinya sendiri kepada anak-anaknya. Induk Pelikan sangat berjasa karena tanpa pengorbanan dari induknya, anak-anak pelikan tidak mungkin hidup. Anak-anak Pelikan sangat berterima kasih kepada induknya, kerena mereka dapat tetap hidup berkat pengorbanan induknya. Apakah kita mau berkorban seperti induk pelikan ini? Langkah Kedua Menggali Pengalaman Kitab Suci

1. Pengamatan

Guru mengajak peserta didik mengamati gambar Yesus mengadakan perjamuan malam terakhir bersama para rasul dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan hasil pengamatannya.

2. Cerita

Guru menceritakan kisah Perjamuan Malam Terakhir Yesus bersama murid-murid-Nya. Mateus 26: 17-19; 26-30 Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: “Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?” jawab Yesus: “Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 153 “Pesan Guru waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.” Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecah lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” Sesudah itu mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini, sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku. Kemudian Yesus berpesan, “Buatlah ini selalu sebagai peringatan akan Daku.”

3. Pendalaman

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menggali pengalaman Kitab Suci, misalnya: a. Apa pesan Yesus kepada para rasul pada perjamuan malam terakhir? b. Apa lambang dari tubuh dan darah Kristus? c. Apa pesan Yesus pada akhir perjamuan?

4. Peneguhan

Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan, jawaban peserta didik dan memberikan penjelasan, misalnya: Dalam Injil Mateus 26: 17-19; 26-30, dikisahkan Yesus mengadakan perjamuan malam terakhir bersama para murid-murid-Nya untuk memperingati Paskah. Isi dan makna dari perjamuan Yesus dan para rasul-Nya ini diperbaharui. Bukan hanya peringatan akan pembebasan umat Israel dari perbudakan Mesir, melainkan seperti yang diperbuat Yesus, “....lalu Yesus mengambil roti Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” Sesudah itu mengambil cawan, mengucap syukur lalu Kelas III SD 154 memberikannya kepada mereka dan berkata: “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini, sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku. Kemudian Yesus berpesan, “Buatlah ini selalu sebagai peringatan akan Daku.” Dengan demikian Perjamuan Ekaristi dimulai dan berasal dari Yesus sendiri. Dalam Perjamuan Terakhir, Yesus mengubah makna perjamuan, yaitu roti dan anggur dipakai sebagai lambang Yesus sendiri. Roti adalah Tubuh Kristus dan anggur adalah darah Kristus. Pada akhir perjamuan Yesus berpesan lakukanlah ini sebagai peringatan akan daku. Rasul-rasul menaati pesan Yesus dan mewariskan pesan Yesus itu kepada pengikut-Nya sampai hari ini. Perayaan Ekaristi yang selalu kita rayakan sekarang berasal dari pesan Yesus itu. Setiap kali kita merayakan Ekaristi, kita bukan hanya mengenangkan peristiwa Perjamuan Malam Terakhir, melainkan kita mengenangkan peristiwa penyerahan diri Yesus dalam rupa roti dan anggur yang sungguh terjadi kembali. Kristus sungguh hadir kembali dalam Roh-Nya untuk menyelamatkan kita dengan wafat dan kebangkitan-Nya.

5. Pengamatan