917. 221. 615 908. 902. 767 Kebij akan Pembiayaan Daerah

Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Kutai Kartanegara TA 2014 empat ratus delapan puluh delapan lima ratus dua puluh tujuh rupiah terdiri dari :  Belanja tidak langsung Rp. 90.111.434.171,00  Belanja langsung Rp. 236.603.054.356,00 1. Belanja Pegawai Rp. 2.879.487.885,00 2. Belanja Barang Jasa Rp. 183.162.637.831,00 3. Belanja Modal Rp. 52.560.928.640,00 Adapun pelaksana urusan desentralisasi ini Dinas Kesehatan dibantu oleh UPTD Pusat Kesehatan Masyarakat PUSKESMAS, UPTD Jamkesda, UPTD Gudang Farmasi serta UPTD Elektromedik dan jaringannya. d. Permasalahan dan Solusi 1 Permasalahan Permasalahan di bidang Kesehatan di Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2014 adalah masih kurang optimalnya cakupan dan kualitas Pelayanan Kesehatan, hal ini mengakibatkan belum tercapainya target Standar Pelayanan Minimal SPM di bidang Kesehatan, diantaranya adalah relatif masih tingginya Angka Kematian Ibu AKI dan Bayi AKB, masih rendahnya kualitas Sanitasi, masih ditemukan kasus balita dengan Gizi Buruk, pelayanan kesehatan kepada anak Sekolah Dasar yang kurang masih rendah. Pelayanan yang kurang optimal disebabkan oleh: a Input  Belum proporsionalnya distribusi tenaga teknis kesehatan yang ada meskipun secara kuantitas jumlah tenaga teknis kesehatan telah mencukupi akan tetapi sebagian besar tenaga kesehatan yang ada bekerja di kecamatan Tenggarong, Tenggarong Seberang, Loa Kulu dan Loa Janan sedangkan di kecamatan lainnya masih belum memenuhi standar jumlah tenaga yang diperlukan. Tenaga Kesehatan yang dimaksud adalah dokter umum, dokter gigi, bidan, perawat, Gizi, Apoteker, Sanitarian dan Laboran. Disisi yang lain, masih banyak Puskesmas, Puskesmas Pembantu Pusban dan Pondok Bersalin Desa Polindesbelum terpenuhinya tenaga tersebut.  Lemahnya kepemimpinan leadership pada sebagian Kepala Puskesmas.  Lemahnya perencanaan baik di Puskesmas maupun di Dinas Kesehatan sehingga berpengaruh terhadap kegiatan program.  Kurangnya sarana transportasi ambulans dan mobil operasional pada Puskesmas di daerah hulu yang mengakibatkan system rujukan tidak berjalan dengan baik. Pada Puskesmas yang mempunyai ambulans juga kurang tepat karena