Jenis Penelitian Prosedur Pengembangan
                                                                                51
Bagan 3.1. Model Pengembangan Borg  Gall dalam Sukmadinata, 2005:169
Tahapan  pertama  dalam  model  ini  adalah  penelitian  dan pengumpulan  data  yang  meliputi  pengukuran  kebutuhan,  studi  literatur,
dan  penelitian  dalam  skala  kecil.  Setelah  mengumpulkan  berbagai  data, langkah  selanjutnya  adalah  melakukan  perencanaan  pengembangan
produk.  Perencanaan  ini  meliputi  merencanakan  kemampuan  yang diperlukan  dalam  pelaksanaan  penelitian,  tujuan  yang  hendak  dicapai,
desain  atau  langkah  penelitian,  serta  kemungkinan  pengujian  dalam lingkup  terbatas  yang  kemudian  menjadi  dasar  untuk  pengembangan
produk awal pada tahap selanjutnya.
Pengumpulan data
Penyempurnaan produk akhir
Uji produk yang telah disempurnakan
Penyempurnaan produk hasil uji coba produk
yang telah Uji coba produk yang
telah disempurnakan Revisi hasil uji coba
produk awal Uji coba
lapangan awal Pengembangan produk
awal Perencanaan
pengembangan produk
Diseminasi serta implementasi
52
Setelah  mengembangkan  produk  awal,  uji  coba  dilakukan  pada  1 sampai 3 sekolah, dengan 6 sampai 12 subjek uji coba. Selama uji coba ini
diadakan  pengamatan,  wawancara,  dan  pengedaran  angket.  Produk  yang telah  diuji  cobakan  pada  lapangan  awal  kemudian  direvisi  sesuai  hasil
yang  diperoleh  pada  uji  coba  lapangan  awal.  Produk  yang  telah disempurnakan ini kemudian diuji cobakan kembali secara lebih luas pada
5 sampai 15 sekolah dengan 30 sampai 100 orang subjek uji coba. Uji  coba  yang  terakhir  kemudian  dilakukan  pada  10  sampai  30
sekolah  dengan  40  sampai  dengan  200  subjek  yang  terlibat.  Setelah  uji coba  dilaksanakan,  maka  produk  akhir  dapat  disempurnakan  untuk  dapat
melanjutkan tahap berikutnya, yakni diseminasi dan implementasi sebagai pelaporan  hasil  dari  penelitian  dan  pengembangan  yang  telah  dilakukan
dalam pertemuan profesional dan jurnal Borg  Gall dalam Sukmadinata, 2005:169.
Sugiyono  2014:409  memaparkan  10  langkah  dalam  penelitian dan  pengembangan  yang  meliputi  1  potensi  dan  masalah,  2
pengumpulan  data,  3  desain  produk,  4  validasi  desain,  5  uji  coba pemakaian,  6  revisi  produk,  7  uji  coba  produk,  8  revisi  desain,  9
revisi produk, dan 10 produksi masal. Adapun  model  pengembangan  menurut  Sugiyono  2014:409
adalah sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Bagan 3.2 Model Pengembangan Sugiyono Sugiyono, 2014:409
Tahapan  pertama  dalam  model  ini  adalah  mengkaji  potensi  dan masalah.  Penelitian  dapat  berangkat  dari  adanya  potensi  dan  masalah.
Potensi adalah segala sesuatu yang bila dikembangkan akan memiliki nilai tambah, sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan
dengan  yang  terjadi.  Potensi  dan  masalah  harus  ditunjukkan  dengan  data empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, akan
tetapi  bisa  berdasarkan  laporan  penelitian    atau  dokumentasi  laporan kegiatan  dari  perorangan  atau  instansi  tertentu  yang  masih  up  to  date.
Setelah  potensi  dan  masalah  dapat  ditunjukkan  secara  faktual,  maka langkah  selanjutnya  adalah  perlu  dikumpulkan  berbagai  informasi  yang
dapat  digunakan  sebagai  bahan  untuk  perencanaan  produk  tertentu  yang diharapkan  dapat  mengatasi  masalah  tertentu.  Metode  apa  yang  akan
digunakan untuk penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan
Potensi dan Masalah
Pengumpulan data
Desain Produk
Validasi Desain
Revisi Desain
Ujicoba Produk
Revisi Produk Ujicoba
Pemakaian
Revisi Produk
Produksi Masal
54
yang ingin dicapai. Hal ini nantinya akan dijadikan dasar untuk membuat desain produk.
Desain  produk  yang  dihasilkan  harus  lengkap  dan  spesifikasi. Desain  produk  harus  dibuat  dalam  gambar  atau  bagan,  sehingga  dapat
digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Selanjutnya dilakukan  validasi  desain.  Validasi  desain  merupakan  proses  kegiatan
untuk  menilai  apakah  rancangan  produk,  dalam  hal  ini  metode  mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi
produk  dapat  dilakukan  dengan  cara  menghadirkan  beberapa  pakar  atau tenaga  ahli  yang  sudah  berpengalaman  untuk  menilai  produk  baru  yang
dirancangan tersebut. Setelah  melakukan  desain  produk,  langkah  selanjutnya  yaitu
memperbaiki  kelemahan  dari  desain  produk  sesuai  dengan  saran perbaikan.  Dalam  bidang  pendidikan,  desain  produk  dapat  langsung  diuji
coba, setelah divalidasi dan revisi. Uji coba ini dilakukan pada kelompok kecil dan kelompok terbatas atau kelas.
Pengujian  efektivitas  desain  pada  sampel  yang  terbatas  tersebut menunjukkan bahwa desain tersebut memiliki perbedaan signifikan, maka
desain tersebut perlu direvisi agar dicek kembali kelemahannya dan segera diperbaiki.  Setelah  direvisi  produknya,  maka  produk  tersebut  perlu
diterapkan  dalam  lingkup  yang  lebih  luas.  Selanjutnya  dilakukan  revisi produk dalam skala yang lebih luas.
55
Revisi  produk  dilakukan  apabila  dalam  pemakaian  pada  lingkup yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam uji pemakaian,
sebaiknya  membuat  produk  selalu  mengevaluasi  bagaimana  kinerja produk. Bila produk tersebut telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali
pengujian,  maka  produk  tersebut  dapat  diterapkan  di  setiap  lembaga tertentu sesuai dengan produk pengembangannya.
Model  pengembangan  Borg    Gall  serta  Sugiyono  memiliki kekurangan  dan  kelebihan.  Model  pengembangan  Borg    Gall
membutuhkan subjek yang sangat banyak dalam melakukan penelitiannya Borg  Gall dalam Sukmadinata, 2005:169. Meskipun demikian, model
Borg    Gall  memiliki  detail  tahapan  yang  lebih  rinci  sehingga memudahkan  peneliti  dalam  mengembangkan  produk  yang  lebih
maksimal  dan  optimal.  Selain  itu,  model  Borg    Gall  ini  lebih  fleksibel tergantung waktu  dan tidak harus semua langkah dilaksanakan. Sugiyono
memaparkan  model  pengembangannya  dengan  lebih  sederhana  sehingga lebih  mudah  untuk  dipahami.  Meskipun  demikian,  model  Sugiyono  ini
tidak  disusun  dengan  rinci  sehingga  detail  untuk  instrumen  yang disarankan untuk digunakan dalam pengembangan ini tidak dibahas secara
mendalam.  Berdasarkan  tinjauan  model  pengembangan  ini,  peneliti merumuskan  model  pengembangan  baru  yang  lebih  sesuai  dengan
penelitian ini. Secara  garis  besar,  model  pengembangan  yang  dihasilkan  oleh
peneliti  terdiri  dari  5  langkah  dikarenakan  terbatasnya  waktu  yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dibutuhkan  dalam  penelitian  ini,  yang  meliputi  1  analisis  masalah,  2 pengumpulan data, 3 pengembangan produk, 4 validasi produk, dan 5
revisi produk hasil validasi. Penelitian  ini  menggunakan  prosedur  pengembangan  yang
menghasilkan  desain  produk  final  berupa  Lembar  Kerja  Siswa.  Lembar Kerja  Siswa  yang  dikembangkan  adalah  dimulai  dari  analisis  masalah,
pengumpulan  data,  pengembangan  produk,  validasi  produk,  dan  revisi produk  hasil  validasi.  Bagan  langkah-langkah  model  pengembangan
tersebut dapat dilihat pada berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Bagan 3.3 Langkah-langkah Pengembangan LKS
1. Potensi dan Masalah
Dalam mengetahui adanya potensi dan masalah, peneliti melakukan analisis  kebutuhan.  Analisis  kebutuhan  dilakukan  dengan  melakukan
wawancara  langsung.  Wawancara  yang  dilakukan  di  SDN  Kalasan  1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
dengan  Ibu  E.C  pada  tanggal  29  Juni  2015  pukul  10.20  WIB  di  ruang kelas II.
Pada  wawancara  ini  peneliti  mewawancarai  langsung  dengan  ibu E.C mengenai  sejauh mana pemahaman guru mengenai kurikulum 2013,
pendekatan  saintifik  dan  Lembar  Kerja  Siswa,  sehingga  dalam wawancara  ini  diharapkan  agar  pengembangan  Lembar  Kerja  Siswa
menggunakan  Pendekatan  Saintifik  yang  akan  dikembangkan  disusun sesuai dengan Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II sekolah dasar.
2.   Pengumpulan Data Hasil  wawancara  yang  diperoleh  dari  Ibu  E.C  di  SDN  Kalasan  1
adalah  data  dari  hasil  wawancara  tersebut  digunakan  sebagai  bahan pertimbangan  untuk  perencanaan  produk  yang  berupa  pengembangan
LKS  menggunakan  pendekatan  saintifik  untuk  siswa  kelas  II  Sekolah Dasar.  Pengumpulan  data  untuk  pembuatan  pengembangan  LKS
menggunakan  pendekatan  saintifik  dilakukan  dengan  melakukan  studi pustaka, dan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber.
3.  Desain Produk Desain  produk  dimulai  dengan  menentukan  desain  awal
pengembangan  LKS.  Desain  awal  dilakukan  dengan  menentukan  tema yaitu  “Bermain  di  Lingkunganku”,  kemudian  menentukan  kompetensi
inti  dan  kompetensi  dasar.  Setelah  memilih  KI  dan  KD,  peneliti menentukan  subtema  “  Bermain  di  Lingkungan  Sekolah”.  Peneliti
merumuskan  indiktor  dilihat  dari  kompetensi  inti  dan  kompetensi  dasar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
setelah  itu  peneliti  menentukan  tujuan  pembelajaran.  Tujuan pembelajaran disusun berdasarkan indikator yang memiliki empat elemen
yaitu  ABCD.  Unsur  ini  sangat  penting  dalam  menentukan  tingkat keberhasilan  siswa.  Setelah  itu  peneliti  membuat  silabus  berdasarkan
tema,  KI-KD,  Subtema,  indikator  dan  tujuan  yang  telah  dibuat.  Setelah membuat  silabus  peneliti  membuat  Rencana  pelaksanaan  pembelajaran
RPP dengan tema, KI-KD, Subtema, indikator, tujuan dan silabus. Dalam  pembuatan  rencana  pelaksanaan  pembelajaran  RPP  harus
mempunyai  urutan  isi  pembelajaran  dengan  strategi  pengajaran.  Perlu adanya  kegiatan  pembelajaran  yang  dibuat  dengan  mempunyai  sumber-
sumber  yang  terkait  dalam  proses  pembelajaran  selain  itu  juga  harus adanya  evaluasi  selama  pembelajaran.  Selanjutnya  peneliti  membuat
LKS.  Dalam  membuat  LKS  peneliti  harus  menentukan  unsur-unsur dalam membuat LKS. Unsur yang pertama identitas LKS seperti  satuan
pendidikan,  haritanggalpertemuan  keberapa,  kelasSemester,  mata pelajaran  terkait,  temaSubtema  dan  alokasi  waktu.  Kedua  Petunjuk
umum,  kompetensi  dasar  dan  indikator  setiap  kompetensi  inti,  uraian materi, kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan mengamati, menanya,
mencoba,  menalar,  dan  mengomunikasikan  yang  dilengkapai  dengan tugas dan langkah-langkah kerja, penilaian dan refleksi.
4.  Validasi Ahli Media LKS Peneliti  menggunakan  validasi  pakar  expert  judgment  sebagai
evaluasi  formatif  terhadap  desain  bahan  produk  pengembangan  LKS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
menggunakan  pendekatan  saintifik.  Produk  yang  akan  dikembangkan akan  divalidasi  oleh  empat  validator  ahli  yang  kompeten.  Validator  ahli
tersebut terdiri dari 2 dosen dan 2 guru SD kelas II. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian produk yang
dikembangkan oleh peneliti. Kritik dan saran tersebut untuk mengetahui kelebihan  dan  kekurangan  produk  yang  akan  dikembangkan  sebagai
perbaikan terhadap produk ini. 5.  Revisi Desain
Revisi  desain  dilakukan,  setelah  mendapatkan  kritik  dan  saran. Peneliti melakukan revisi terhadap produk yang dibuat berdasarkan hasil
validasi  pakar.  Revisi  dilakukan  untuk  memperbaiki  kekurangan  dari produk yang telah divalidasi oleh pakar. Hasil revisi dari produk ini akan
menjadi  desain  produk  final  LKS  menggunakan  pendekatan  saintifik mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD.
                