Kelancaran Kemampuan membaca permulaan siswa tunagrahita ringan kelas Dasar II

119 Hasil observasi tersebut memperlihatkan bahwa subjek ALK dan JLS memiliki kemampuan membaca permulaan yang lebih baik seperti dijelaskan berikut

a. Subjek ALK

Hasil observasi memperlihatkan bahwa pelafalan membaca ALK dengan menggunakan media Baba sudah menjadi lebih baik. Subjek ALK dalam pelafalan memiliki kemampuan membaca huruf, suku kata, dan kata dengan pelafalan yang tepat dengan suara yang jelas. Hal ini ditunjukkan melalui hasil skor penilaian yang menunjukkan bahwa persentase dari kemampuan awal anak mengalami perubahan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan media Baba. Dimana kemampuan awal anak pengetahuan abjad ALK menguasai 16 abjad, dan kesalahan membaca pada huruf h dibaca n, huruf n dibaca u, huruf f dibaca p dan terkadang huruf t dibaca menjadi huruf f, w dibaca m, namun setelah menggunakan media Baba kesalahan-kesalahan tersebut dapat diatasi dan anak mampu melafalkannya dengan benar. Dilihat dari intonasi membaca ALK juga sudah lebih jelas. Hasil observasi memperlihatkan bahwa intonasi membaca subjek ALK menjadi lebih baik seperti saat membaca huruf, suku kata, dan kata dapat dilakukan dengan intonasi yang tepat. Subjek ALK sebelumnya ketika membaca masih sering dengan intonasi yang kurang tepat terutama dalam pengucapanya. 120 Hasil observasi selama pembelajaran berlangsung memperlihatkan bahwa subjek ALK dalam membaca huruf, suku kata dan kata memiliki kemampuan dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes kemampuan membaca anak yang sebelumnya anak membaca huruf, suku kata, dan kata masih terbata-bata. Namun setelah menggunakan media Baba anak mampu membaca dengan lancar.

b. Subjek JLS

Permasalahan JLS dalam membaca kurang lebih sama dengan subjek ALK yakni dalam hal pelafalan, intonasi, dan kelancaran. Hasil observasi memperlihatkan bahwa subjek JLS, kemampuan awal pelafalan anak sebelum dilakukan treatment dalam pelafalan huruf masih ada dibaca terbalik. Hal tersebut terdapat pada huruf d dibaca b atau sebaliknya b dibaca d, h dibaca n dan m dibaca w. Namun setelah diberikan latihan membaca melalui media Baba kesalahan pelafalan tersebut dapat diatasi dan akhirnya subjek JLS mampu melafalkan dengan tepat. Hasil observasi memperlihatkan bahwa subjek JLS, dalam kemampuan awal subjek intonasi membaca permulaan terkadang terdengar intonasi sengau, dan jeda yang agak lama dalam membaca huruf, suku kata, dan kata. Namun setelah menggunakan media Baba masalah yang dihadapi anak mampu membaca huruf, suku kata dan kata dengan intonasi yang tepat. 121 Hal yang sama juga terjadi dalam hal kelancaran membaca. Hasil observasi memperlihatkan bahwa kemampuan awal membaca subjek JLS, seperti membaca huruf, suku kata, dan kata masih belum lancar, dan membutuhkan bantuan dari guru. Akan tetapi, setelah pelaksanaan pembelajaran maka kemampuan membaca subjek termasuk dalam kategori baik dan dapat membaca huruf, suku kata dan kata dengan baik. Hasil wawancara dan observasi mengenai kemampuan membaca permulaan siswa tunagrahita ringan kelas Dasar II SLB C Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta yang lebih baik didukung hasil tes evaluasi belajar siswa yang dilakukan seperti pada Tabel 12. Tabel 12. Hasil Tes Kemampuan Membaca Permulaan Siswa kelas Dasar II SLB C Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta dengan Menggunakan Media Baba Nama Siswa Indikator dan Materi Bacaan Skor Keterangan Materi Bacaan Indikator Penilaan 1 2 3 4 ALK na – sinasi to – kotoko sa – pusapu du – kuduku ba – jubaju Pelafalan Intonasi Kelancaran    Siswa ALK dalam pelafalan memiliki skor 3, sedangkan intonasi dan kelancaran dengan skor 4, rata-rata sebesar 91.66sangat baik 3 8 1112 = 91.66 JLS na – sinasi to – kotoko sa – pusapu du – kuduku ba – jubaju Pelafalan Intonasi Kelancaran    Siswa JLS dalam pelafalan dan kelancaran masing-masing memiliki skor 3, sedangkan intonasi dengan skor 4, rata- rata sebesar 83.33sangat baik 6 4 1012 = 83.33 Sumber: olah hasil tes 122 Data tersebut memperlihatkan bahwa dengan pelaksanaan metode membaca permulaan dengan menggunakan media Baba, kemampuan siswa dalam membaca permulaan dilihat dari pelafalan, intonasi, dan kelancaran baik ALK maupun JLS termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran dengan menggunakan media Baba di kelas Dasar II SLB C Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta dapat menjadi salah satu metode pembelajaran yang baik terutama bagi siswa dengan kondisi tunagrahita.

D. Pembahasan

Kemampuan membaca permulaan yang baik bagi siswa merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam kegiatan belajar-mengajar. Kesalahan dalam meletakkan dasar membaca bagi siswa seperti dalam hal pelafalan, intonasi, dan kelancaran dapat mempengaruhi kemampuan membaca siswa untuk selanjutnya. Hal tersebut menjadi semakin penting bagi siswa tunagrahita yang berkebutuhan khusus karena keterampilan membaca permulaan selain agar dapat membaca tetapi juga dapat membantu mereka dalam mengenal berbagai petunjuk dalam kehidupan sehari- hari. Dengan demikian, dalam konteks pendidikan luar biasa bagi anak tunagrahita, segala upaya perlu dikembangkan dan dilaksanakan agar membantu para siswa meraih kemampuan membaca permulaan tersebut. Salah satu cara yang dapat membantu membaca permulaan bagi siswa adalah dengan menerapkan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Menurut Munandi 2008: 37, media pembelajaran juga berfungsi sebagai sumber belajar. Sumber belajar adalah komponen sistem instruksional yang meliputi

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA.

0 5 29

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

5 13 24

Pemanfaatan program geogebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar : studi kasus siswa tunagrahita ringan.

0 1 191

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMASAK BAGI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK DI SLB-C DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA.

5 15 134

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS I SEKOLAH DASAR DI SLB C WIYATA DHARMA 2 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 6 185

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS III DI SEKOLAH DASAR INKLUSI BANGUNREJO II YOGYAKARTA.

0 0 203

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PICTOGRAPH SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI NON VERBAL ANAK AUTISTIK TIPE RINGAN KELAS TKLB DI SLB DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA.

1 1 237

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS DASAR 1 SEKOLAH LUAR BIASA SEKAR TERATAI 1 SRANDAKAN BANTUL.

0 5 103

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BUKU POP-UP PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS IV DI SLB DHARMA RENA RING PUTRA 1 YOGYAKARTA.

1 6 161

Pemanfaatan program geogebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar : studi kasus siswa tunagrahita ringan - USD Repository

0 1 189