Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 karakteristiknya sebagai siswa tunagrahita. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan materi perlu menggunakan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan tercipta kegiatan belajar mangajar yang ramah dan menyenangkan, dan dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa tunagrahita ringan. Di SLBC Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta, sebagaimana hasil observasi peneliti pada tanggal 20 Maret 2012, dapat diketahui bahwa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa tunagrahita ringan kelas dasar II di SLBC Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta, ditemukan minimnya media pembelajaran yang digunakan guru saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Berikut ini adalah tabel yang memperlihatkan beberapa hal terkait dengan metode pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar siswa tunagrahita. Tabel 1. Observasi Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia TopikKom- petensi Metode Pembelajaran Hasil Pelajaran Bahasa Indonesia: membaca permulaan - guru menggunakan metode ceramah tanpa mediaalat peraga - guru meminta siswa untuk menirukan ucapan guru sesuai dengan tulisan kata yang ada di papan tulis - guru menutup pelajaran dengan meminta siswa untuk mencatat kata di buku tulis masing-masing - guru memeriksa tulisan siswa - guru membawa siswa keliling sekolah dari kelas yang satu ke kelas yang lain dan meminta siswa membaca dengan nyaring tulisan yang ada pada papan kelas dengan cara bergantian dengan menirukan ucapan guru - Siswa terlihat kesulitan dalam mengikuti pembelajaran - siswa pasiftidak kreatif Sumber: Hasil Observasi Maret 2012 Hasil observasi tersebut memperlihatkan bahwa guru dalam mengajar siswa tunagrahita masih menerapkan metode pembelajaran yang tidak jauh 5 beda dengan pembelajaran pada siswa dengan kondisi normal, misalnya menggunakan kapur tulis dan papan tulis. Metode yang demikian terlihat kurang menarik minat siswa tunagrahita. Ketika pembelajaran membaca sedang berlangsung di kelas, tampak siswa kurang antusias dalam mengikutinya. Siswa tampak sibuk sendiri hal ini ditunjukkan dengan sikap mempermaikan pensil dengan memukulkannya pada meja, posisi duduk cenderung memperlihatkan sikap bermalas-malasan seperti meletakkan kepala di atas meja, perhatian mudah teralih dengan sistuasi di luar kelas. Para siswa menjadi kurang aktif, karena hanya melakukan apa yang diperintahkan oleh guru saat pembelajaran. Hal ini dapat berdampak cepat atau lambatnya kemampuan siswa menguasai keterampilan membaca permulaan. Selain hasil observasi, hasil wawancara dengan guru juga menyatakan bahwa dengan penerapan metode pembelajaran yang kurang sesuai dengan kondisi siswa tunagrahita berdampak pada kemampuan siswa yang lambat dalam memahami keterampilan membaca permulaan. Rincian hasil wawancara tersebut tampak dalam tabel berikut: Tabel 2. Wawancara dengan Guru di Kelas II SLB C Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta Topik Kompetensi Hasil wawancara Pelajaran Bahasa Indonesia: membaca permulaan - Kemampuan siswa membaca permulaan masih rendah - Sebagian siswa belum mengenal huruf - kesulitan dalam membaca yang terdiri dari lima huruf - membaca dengan mengeja suku kata dengan jeda lama yang terdiri dari dua suku kata - Siswa cepat lupa dengan apa yang diajarkan terutama setelah libur sekolah Sumber: Hasil Wawancara Maret, 2012 6 Hasil wawancara tersebut memperlihatkan bahwa dengan metode pembelajaran tanpa didukung media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa tunagrahita tersebut menyebabkan: kemampuan siswa dalam membaca permulaan masih rendah, sebagian siswa belum mengenal semua huruf dan kesulitan dalam membaca yang terdiri dari lima huruf, membaca dengan mengeja suku kata dengan jeda lama yang terdiri dari dua suku kata, dan siswa cepat lupa dengan apa yang diajarkan terutama setelah libur sekolah. Kondisi pembelajaran seperti yang terjadi di SLBC Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta jelas membutuhkan adanya metode pembelajaran yang menggunakan media yang lebih menarik minat siswa dan membuat mereka aktif selama proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Salah satu alternatif untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar siswa tunagarahita ringan kelas Dasar II di SLBC Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta, dalam proses pembelajaran membaca adalah dengan media Baba. Media pembelajaran ini sebenarnya sudah dikenal oleh beberapa guru terutama guru Bahasa Indonesia di SLB ini. Sekalipun demikian, media tersebut jarang digunakan dalam proses belajar mengajar terutama dalam melatih kemampuan membaca para siswa. Media Baba yang dimaksud adalah sarana atau alat bantu untuk pembelajaran membaca permulaan, yang diterbitkan oleh Kanisius dan diciptakan oleh Br. Ewald Merkx, MTB, yang sudah mendapat pengesahan SK Dirjen Dikdesmen Depdikbud SK No. 250C.C6KepLK2000 dan 7 merupakan alat bantu untuk pembelajaran membaca di taman Kanak-Kanak tingkat B sampai kelas satu sekolah dasar. Media ini juga berguna untuk Remedial Teaching atau Sekolah Luar Biasa. Berdasarkan beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti, melalui media Baba ini siswa dapat belajar sesuai dengan kompetensinya secara aktif. Media ini juga melibatkan keaktifan siswa baik fisik maupun psikis dalam pembelajaran membaca, adanya unsur bermain sambil belajar yang tidak memberatkan kognitif siswa. Media Baba dirancang secara khusus sesuai karakterestik siswa untuk digunakan pada membaca permulaan siswa. Menurut Merkx 2000:3, penggunaan media ini akan menampakkan hasil yang optimal jika digunakan selama 30 menit pada setiap hari. Melihat efektivitas dari penerapan metode pembelajaran pada beberapa penelitian sebelumnya yang menggunakan media pembelajaran Baba ini, maka hal yang sama juga telah diterapkan atau dipraktikkan di kelas Dasar II SLBC Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakrata. Penerapan metode pembelajaran dengan media Baba ini didasarkan pada kondisi kemampuan pemahaman siswa tunagrahita ringan mengenai keterampilan membaca permulaan pada pembelajaran bahasa Indonesia yang masih rendah, kemampuan berpikir abstrak siswa tunagrahita ringan yang juga masih rendah. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai pelaksanaan metode pembelajaran dengan menggunakan media Baba ini, peneliti tertarik untuk 8 melakukan kajian secara lebih mendalam tentang pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan Media Baba pada siswa tunagrahita ringan kelas D II SLBC Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Keterbatasan-keterbatasan siswa tunagrahita yang kompleks membawa konsekuensi pada kesulitan siswa dalam mengikuti pelajaran-pelajaran akademik yang antara lain mengalami kesulitan dalam memahami keterampilan membaca permulaan. 2. Penggunaan media dalam pembelajaran membaca masih terbatas. Akibatnya, pembelajaran menjadi kurang menarik minat siswa sehingga dapat berpengaruh pula pada partisipasi aktif dalam pembelajaran membaca serta cepat atau lambatnya penguasaan siswa atas kemampuan membaca permulaan. 3. Media Baba dalam pembelajaran membaca permulaan belum digunakan secar secara rutin dalam pembelajaran membaca permulaan bagi siswa tunagrahita ringan. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan dengan media Baba belum dikaji dan dievaluasi secara menyeluruh dalam pembelajaran membaca permulaan. 9

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, fokus penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan media Baba di kelas Dasar II SLB C Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan dari penelitian ini adalah “Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan media Baba di kelas Dasar II SLBC Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakart?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan media Baba di kelas Dasar II SLBC Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis bagi siswa tunagarahita ringan. Manfaat tersebut antara lain: 10

1. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat memberikan variasi metode pembelajaran membaca permulaan yang menyenangkan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca mereka. b. Bagi guru, penelitian ini dapat menjadi salah satu sarana alternatif untuk dapat menguasai metode pembelajaran membaca dengan media Baba sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa tunagrahita ringan. c. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan penetapan kebijakan pelaksanaan kurikulum sekolah dengan menggunakan media Baba dalam pembelajaran membaca pemulaan.

2. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan penjelasan ilmiah tentang penggunaan media Baba dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia membantu siswa tunagrahita ringan untuk dapat menguasai kemampuan membaca permulaan.

G. Definisi Operasional

1. Anak tunagrahita menurut American Association of Intellectual Disability Disorder AAIDD adalah suatu disabilitas yang diderita sejak periode perkembangan yang ditandai dengan ketidakmampuan fungsi intelektual dan ketidakmampuan fungsi adaptif baik pada domain konseptual, sosial maupun praktis. 11 2. Kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan adalah keterampilan mengubah simbol-simbol tertulis berupa huruf atau kata menjadi sistem bunyi. 3. Media Baba adalah alat peraga pembelajaran bahasa Indonesia untuk membantu pelajaran membaca permulaan dengan menyusun huruf menjadi kata yang bermakna, dengan tepat dan lancar yang dilakukan oleh siswa kelas Dasar II anak tunagrahita ringan. Media ini menggunakan empat komponen penting yakni: kotak abjad Baba, buku penyerta, almari Baba dan gambar-gambar peraga Baba. Kotak abjad Baba digunakan secara individual sedangkan almari Baba sebagai sarana pembelajaran klasikal.

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA.

0 5 29

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

5 13 24

Pemanfaatan program geogebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar : studi kasus siswa tunagrahita ringan.

0 1 191

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMASAK BAGI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK DI SLB-C DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA.

5 15 134

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS I SEKOLAH DASAR DI SLB C WIYATA DHARMA 2 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 6 185

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS III DI SEKOLAH DASAR INKLUSI BANGUNREJO II YOGYAKARTA.

0 0 203

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PICTOGRAPH SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI NON VERBAL ANAK AUTISTIK TIPE RINGAN KELAS TKLB DI SLB DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA.

1 1 237

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS DASAR 1 SEKOLAH LUAR BIASA SEKAR TERATAI 1 SRANDAKAN BANTUL.

0 5 103

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BUKU POP-UP PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS IV DI SLB DHARMA RENA RING PUTRA 1 YOGYAKARTA.

1 6 161

Pemanfaatan program geogebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar : studi kasus siswa tunagrahita ringan - USD Repository

0 1 189