Saran KESIMPULAN DAN SARAN

139 _______ 2000. Makalah Pelatihan Balajar Membaca Dengan Sarana Baba. Yogyakarta: Penerbit Kanisisus. Farida Rahim 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Angkasa. Hasibuan. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bandung : CV. Radja Karya. Henowo 2003. Quantum Reading. Bandung: MCL Bandung. Henry Guntur Tarigan 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa. Jamalus, Mahmud.A.T. 2011. Musik 4 untuk SPG. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Joice, B., Well, M., dan Calhoun, E. 2009 Model-Model Pengajaran Terjemahan oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kusnin, Umar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Lumbantobing S.M. 2001 Anak Dengan Mental Terbelakang. Jakarta: FKUI. Pasaribu, I. L. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya. Purwanto 2007 Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakrata: Pustaka Belajar. Rusman. 2008. Pendekatan dan Model Pembelajaran. Diambil pada tanggal 7 Maret 2012, dari http:www.kurtek.upi.com. Main Sufanti. 2010 Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta: Penerbit Yuma Pustaka. Maria J. Wantah. 2007 Pengembangan Kemandirian Anak Tunagrahita Mampu Latih. Jakarta: Dikti. Marzuki. 2005. Metodologi Riset Panduan Penelitian Bidang Bisnis dan Sosial. Yogyakarta: Ekonisia. Miles, M. B., dan Huberman, A. M. 2004. Analisis data kualitatif. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohedi. Jakarta: UI Press. 140 Moeslichatoen. R. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Mohammad Efendi. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan.Jakarta: Bumi Aksara. Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muhammad Ali,. 2007. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Mumpuniarti. 2007. Pendekatan Pembelajaran Bagi Anak Hambatan Mental. Yogyakarta: Kanwa Publisher. ----------------. 2003. Ortodidaktik Tunagrahita. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Munawir Yusuf. 2005. Pembelajaran bagi Anak dengan Problema Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Myreddi, V. Narayan, J. 1998. Functional Academics for Students with Mental Retardation: A Guide for Teacher. A.P. India: Department of Special Education, National Institute for the Mentally Handicapped. Nana Sudjana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Sadiman, Arief S. dkk. 2009. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Sagala, S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Senge, P., Ross, R., Smith, B., Roberts, C., Kelmer, Art. 2002. Buku Pegangan Disiplin Kelima: Strategi dan Alat-alat untuk Membangun Organisasi Pembelajaran. Batam: Interaksara. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006 . Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar Luar Biasa Tunagrahita. Jakarta: Depdiknas. 141 Suharsimi Arikunto 2009.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto dkk. 2009. Penelitian tindakan kelas . Jakarta: Bumi Aksara. ------------. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sutjihati Somantri 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT refika Aditama. Toha Anggoro. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. Tin Suharsimi. 2009. Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Kanwa Publisher. Wahyu Setia Galuh 2011. Peningkatan Kemapuan Membaca Cerita Bebahasa Jawa Pada anak Tunagrahita Mampu Didik Kelas 7 Dengan Media Cerita Bergambar di SLB C Shanti Yoga Klaten. Skripsi. FIP UNY. WHO. The International Classification of Functioning, Disability and Health ICF. Geneva, Switzerland: WHO, 2014. Yani Fitiri 2006. Efektivitas Media Kotak Abjad Baba dan Media Powerpoint Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak Tunarungu. Skripsi. FIP UPI. Yosafat Azwandi 2007. Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Depdikbud. Yuhdhi Munandi 2008 Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada GP Pers. 142 143 Lampiran 1. Lembar Observasi Pra Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Permulaan dengan Menggunakan Media Baba di SLBC Rena Dharma Ring Putra 2 Yogyakarta TopikKom- petensi Panduan Observasi Hasil Observasi Pelajaran Bahasa Indonesia: membaca permulaan - Metode pembelajaran membaca permulaan apa saja yang digunakan oleh guru di kelas dasar II dalam pembelajarab membaca permulaan di SLB Dharma Rena Ring Putra 2. - Apa saja yang dilakukan oleh guru dan siswa selama pembelajaran membaca permulaan dengan metode- metode tersebut? - guru menggunakan metode ceramah tanpa mediaalat peraga - guru meminta siswa untuk menirukan ucapan guru sesuai dengan tulisan kata yang ada di papan tulis - guru menutup pelajaran dengan meminta siswa untuk mencatat kata di buku tulis masing-masing - guru memeriksa tulisan siswa - guru membawa siswa keliling sekolah dari kelas yang satu ke kelas yang lain dan meminta siswa membaca dengan nyaring tulisan yang ada pada papan kelas dengan cara bergantian dengan menirukan ucapan guru 144 Lampiran 2. Pedoman Wawancara Guru Pra Penelitian Aspek Pengamatan Pedoman Wawancara Hasil wawancara Metode pembelajaran membaca di SLB Dharma Rena Ring Putra 2 - Bagaimana gambaran umum tentang kemampuan membaca permulaan siswa kelas Dasar II? - Kesulitan apa saja yang dialami siswa ketika membaca? - Bagaimana kelancaran membaca permulaan para siswa kelas Dasar II? - Kemampuan siswa membaca permulaan masih rendah - Sebagian siswa belum mengenal huruf - kesulitan dalam membaca yang terdiri dari lima huruf - membaca dengan mengeja suku kata dengan jeda lama yang terdiri dari dua suku kata - Siswa cepat lupa dengan apa yang diajarkan terutama setelah libur sekolah 145 Lampiran 3. Lembar Observasi Persiapan dan Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Permulaan dengan Menggunakan Media Baba di SLBC Rena Dharma Ring Putra 2 Yogyakarta Aspek Pengamatan Deskripsi Observasi Persiapan - Persiapan perlengkapan: sekolah memiliki perlengkapan media Baba berupa kotak abjad Baba, gambar peraga baba dan almari abjad Baba. Semuanya tersimpan di ruang kelas Dasar II. - Ruangan kelas: ruang kelas cukup luas dan bagian depan kelas cukup untuk meletakkan almari Baba. - Meja siswa lebar sehingga cukup untuk meletakkan kotak abjad Baba. - Guru mempersiapkan semua perlengkapan dan ruangan kelas sebelum pembelajaran dimulai. Tahapan dan implementasi Guru melaksanakan pembelajaran membaca permulaan dengan mengguanakan media Baba sesuai dengan petunjuk dan langkah-langkah yang telah disusun oleh pencipta medianya. Tahapan itu antara lain: 1. Guru mengenalkan gambar yang sesuai dengan materi pelajaran dan di tempel di papan tulis, kemudian siswa disuruh menyebutkan nama gambar tersebut. 2. Guru menyusun kartu huruf sesuai dengan nama gambar tersebut di kotak almari abjad Baba. 3. Guru membagikan buku penyerta yang sesuai dengan gambar yang ditempel di papan tulis. 4. Siswa membuka kotak abjad Baba kemudian menyusun huruf-huruf pada kotak abjad Baba yang sesuai dengan buku penyertanya. 5. Salah satu siswa menyusun pada papan almari Baba sama seperti yang disusun teman-temannya pada kotak abjad Baba, kemudian siswa yang lain mencocokkan dengan yang disusunya. Setelah itu guru membimbing siswa untuk mampu membaca kata atau kalimat yang telah disusunnya secara bersama-sama. 6. Kemudian dilanjutkan dengan gambar yang lain dan siswa diharapkan memberi nama dengan menyusun huruf pada kotak abjad Baba. 7. Siswa menyusun huruf sesuai dengan kata yang diucapkan guru pada kotak abjad Baba kemudian ditulis pada buku masing-masing dengan bimbingan guru. 8. Setelah itu siswa dan guru secara bersama membaca nama- nama gambar yang telah disusun tersebut. 9. Kartu huruf dikembalikan ke kotak abjad Baba masing- masing. 146 Lampiran 4. Lembar Observasi Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Permulaan dengan Menggunakan Media Baba di SLBC Rena Dharma Ring Putra 2 Yogyakarta No Kegiatan Diskripsi 1 Menjelaskan tujuan pembelajaran suku kata dan kata Guru mampu menjelaskan dengan lancar kepada para siswa tujuan pembelajaran mereka dengan menggunakan media Baba. 2 Mengenalkan gambar sesuai dengan materi pelajaran Guru mampu melaksanakan dengan lancar. Guru mampu menjelasakan dengan menunjukkan gambar-gambar di depan mata para siswa sambil menyebutkan kata- katanama-nama benda yang ada di gambar. 3 Memberikan contoh menyusun kartu huruf berdasarkan nama gambar kepada siswa Guru mampu memberikan contoh penyusunan kartu bahkan beberapa kali diulangi dan siswa mengerti. 4 Guru membagikan gambar pada siswa sesuai dengan materi yang diajarkan Guru mampu melaksanakan sesuai dengan perencanaan. Guru membagikan gambar dan kotak pada kedua siswa. 5 Membimbing siswa berlatih menyusun kartu huruf pada kotak abjad Baba Guru mampu merespon dengan baik terhadap siswa saat memberikan bimbingan. Guru mendekati setiap siswa secara bergantian dan memberikan bimbingan. 6 Membimbing siswa untuk membaca bersama huruf yang telah disusun dengan lafal dan intonasi yang tepat Guru mampu dengan baik membimbing siswa untuk membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat dan lancar 7 Mendikte siswa menyusun kartu huruf di depan kelas pada almari baba atau pada kotak abjad Baba Guru mampu memberi tugas pada murid dengan mendikte dengan ucapan yang keras dan jelas didengar. 8 Memberi contoh cara membaca dengan melafalkan dan merangkai suku kata dan kata dan meminta siswa menirukan Guru mampu memberikan contoh dengan baik kepada siswa dengan melafalkan kata- kata sesuai benda pada gambar dengan lafal yang jelas, intonasi yang pas dan lancar serta suara yang jelas terdengar. 9 Siswa diberi tugas mengembalikan kartu huruf ke kotak abjad Baba masing- masing persuku kata atau kata Guru mampu melakukan tindakan sesuai dengan konteks rencana; memberikn perintah secara jelas bahkan memperagakan contoh cara pengembalian ke kotak. 10 Siswa diberi tugas mencatat kata yang telah dipelajari Guru mampu memberikan tugas kepada siswa dengan mencatat kata-kata yang telah dipelajari. 147 Lampiran 5. Lembar Observasi Metode yang Digunakan dalam Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Permulaan dengan Menggunakan Media Baba di SLBC Rena Dharma Ring Putra 2 Yogyakarta No Metode dalam pelaksanaan penggunaan media Baba Deskripsi 1 Tanya jawab Dalam penyampaian materi dengan menggunakan media Baba, guru mengadakan metode tanya jawab terhadap siswa dengan tujuan agar siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar 2 Demonstrasi Selain metode tanya jawab juga guru menggunakan metode demonstrasi dalam penyampaiyan materi dengan menggunakan media Baba, karena metode ini tepat bagi siswa tunagrahita dan dalam pelaksanan proses pembelajaran media Baba terdapat metode demonstrai dimana guru memberikan contoh pada papan almari abjad dan siswa menirukan menyusun huruf pada kotak abjad Baba, melafalkan huruf dan intonasi yang tepat, serta memberi contoh membaca dengan lancar 3 Penugasan Metode pemberian tugas merupakan suatu kegiatan berupa siswa melakukan sesuatu atas petunjuk dari guru di mana siswa diberikan tugas dikte untuk menyusun huruf menjadi suku kata dan kata dan menugasi anak untuk membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat serta membaca kata dengan lancar. 148 Lampiran 6. Lembar Observasi mengenai Keterampilan Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Permulaan Menggunakan Media Baba Kelas D II di SLB Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta Subyek Aspek Deskripsi Observasi ALK Keterampi lan subyek terhadap metode melalui media Baba untuk membaca - Subyek mengalami perubahan perilaku terhadap pembalajaran membaca yang sebelumnya kurang bersemangat dalam pembelajaran membaca namun setelah menggunakan media Baba subyek merespon dengan baik. Hal ini terlihat dari sikap anak yang tidak sabaran untuk menggunakan kotak abjad Baba dan merasa heran juga dengan melihat almari Baba yang sangat besar dan huruf yang besar juga. - Dalam mengerjakan tugas-tugas membaca dan menulis kata yang disusun dapat dilaksanakan subyek dengan baik, dan subyek memiliki sikap yang tekun sehingga kemampuan anak sanagt baik. - Subyek juga sangat mudah memahami perintah guru dalam menggunakan media Baba. JLS - Subyek JLS, pada awal penggunaan media Baba sering ceroboh, seperti menumpahkan huruf dari kotak abjad Baba, sehingga membutuhkan waktu yang banyak untuk mendampingi subyek dalam menempatkan huruf-huruf pada kotak abjad sesuai tulisan, namun dalam perjalanan waktu ada perubahan sikap JLS dengan tekun untuk berlatih sesuai dengan anjuran guru. - Dalam mengerjakan tugas, JLS berbeda dengan siswa lainnya hal ini terlihat dari sikap JLS dengan sifat anak yang lebih aktif, perhatian mudah teralih, dan ketika melihat temannya sudah selesai menyusun siswa mandek untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru dia tidak ingin disaingi, maka selalu perhatian guru terpusat pada anak agar anak mampu menyelesaikan tugasnya. - Subyek dalam mengikuti memahami perintah guru, responnya sangat baik diawal namun dalam pertengahan sering beralih pada hal yang dia rasa menarik, khususnya saat mendengar suara ribut di luar kelas anak sering mau cepat-cepat ke luar dari kelas meskipun belum waktunya. Namun dengan bimbingan guru anak kembali fokus pada pembelajaran. 149 Lampiran 7. Lembar Observasi mengenai Respon Siswa saat Pelaksanaan pembelajaran dengan Menggunakan Media Baba di Kelas D II di SLB Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta Subyek Aspek Deskripsi Observasi ALK Respon siswa saat pelaksana an pembelaja ran - Awal menggunakan media Baba subyek masih kesulitan dan butuh bimbingan dari guru, karena media ini merupakan hal yang baru bagi anak, namun dalam latihan berikutnya anak sudah merespon dengan baik dan mampu untuk menyusun huruf pada kotak abjad Baba secara mandiri. - Saat pembelajaran berlangsung anak menyimak dengan baik, hal dikarenakan menggunakan media Baba yang sangat konkret. - Subyek dalam proses kegiatan pembelajaran sangat aktif hal ini terlihat dari respon anak bertanya ketika tidak tahu dalam penyusunan huruf dan saat membaca dalam mengeja suku kata dan kata JLS - Respon siswa ketika saat pelaksanaan pembelajaran mengunakan media Baba sangat antusias dan gembira dan anak merasa seperti bermain maka ketika di suruh menyusun subyek pertama kali tidak mengikuti langkah-langkah penggunaan media Baba, dia menyusun sesuai keinginanya dan sering memasukan huruf pada kotak abjad Baba salah menempatkan maka ketika diakhir pembelajaran guru harus mengatur kembali kotak abjda JLS. - Dengan latihan yang terus- menerus JLS mampu menyimak pembelajaran yang diberikan oleh guru. - Keaktifan subyek saat proses belajar mengajar sangat baik hal ini terlihat dari respon siswa saat di suruh kedepan mengerjakan tugas menyusun di alamri Baba anak mampu tanpa bantuan dan mau bertanya apabila tidak menemukan huruf yang mau di susun. Dan subyek memiliki percaya diri yang tinggi. 150 Lampiran 8. Lembar Observasi Membaca Permulaan Siswa Kelas D II Tunagrahita Ringan dengan Menggunakan Media Baba di SLB C Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta Nama Siswa Aspek Penilaian Deskripsi ALK Pelafalan Subyek Alk dalam pelafalan memiliki kemampuan membaca huruf, suku kata, dan kata dengan pelafalan yang tepat dengan suara yang jelas hal ini ditunjukkan melalui hasil skor penilaian yang menunjukkan bahwa persentase dari kemampuan awal anak mengalami perubahan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan media Baba. Dimana kemampuan awal anak pengetahuan abjad ALK menguasai 16 abjad, dan kesalahan membaca pada huruf h dibaca n, huruf n dibaca u, huruf f dibaca p dan terkadang huruf t dibaca menjadi huruf f, w dibaca m, namun setelah menggunakan media baba kesalahan-kesalahan tersebut dapat diatasi dan anak mampu melafalkannya dengan benar. Intonasi Subyek ALK dalam Intonasi memiliki kemampuan yang baik dalam membaca huruf, suku kata, dan kata dengan intonasi yang tepat, yang mana sebelumnya subyek ALK dalam intonasi kadang tidak tepat dalam pengucapanya Kelancaran Subyek ALK dalam membaca huruf, suku kata dan kata memiliki kemampuan dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes evaluasi belajar membaca anak yang sebelumnya anak membaca huruf, suku kata, dan kata masih terbata-bata. Namun setelah menggunakan Media Baba anak mampu membaca dengan lancar. JLS Pelafalan Subyek JLS, kemampuan awal pelafalan anak sebelum dilakukan pelaksanaan pembelajaran dalam pelafalan huruf masih ada dibaca terbalik hal ini terdapat pada huruf d dibaca b atau sebaliknya b dibaca d, h dibaca n dan m dibaca w. Namun setelah diberikan latihan membaca melalui media Baba kesalahan pelafalan tersebut dapat diatasi dan akhirnya subyek JLS mampu melafalkan dengan tepat Intonasi Subjek JLS, dalam kemampuan awal subjek intonasi membaca permulaan terkadang terdengar intonasi sengau, dan jeda yang agak lama dalam membaca huruf, suku kata, dan kata. Namun setelah menggunakan media Baba masalah yang dihadapi anak mampu membaca huruf, suku kata dan kata dengan intonasi yang tepat. Kelancaran Subjek JLS, kemampuan awal membaca huruf, suku kata, dan kata masih belum lancar, dan membutuhkan bantuan dari guru, namun setelah menggunakan media Baba maka kemampuan membaca subjek termasuk dalam kategori baik dan dapat membaca huruf, suku kata dan kata dengan baik. 151 Lampiran 9. Hasil Tes Evaluasi Belajar Membaca Permulaan Siswa Kelas D II SLB Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta dengan Menggunakan Media Baba Nama Siswa Indikator dan Materi Bacaan Skor Keterangan Materi Bacaan Indikator Penilaan 1 2 3 4 ALK na – sinasi to – kotoko sa – pusapu du – kuduku ba – jubaju Pelafalan Intonasi Kelancaran    Siswa ALK dalam pelafalan memiliki skor 3, sedangkan intonasi dan kelancaran dengan skor 4, rata-rata sebesar 91.66sangat baik 0 0 3 8 1112 = 91.66 JLS na – sinasi to – kotoko sa – pusapu du – kuduku ba – jubaju Pelafalan Intonasi Kelancaran    Siswa JLS dalam pelafalan dan kelancaran masing- masing memiliki skor 3, sedangkan intonasi dengan skor 4, rata-rata sebesar 83.33sangat baik 0 0 6 4 1012 = 83.33 Kriteria penilain: - Skor 1, apabila siswa tidak mampu membaca dengan lafal, intonasi dan lancar meskipun dibantu oleh guru - Skor 2, apabila siswa dapat membaca dengan lafal, intonasi dan lancar dengan bantuan guru tetapi masih salah - Skor 3, apabila siswa dapat membaca dengan lafal, intonasi dan lancar dengan bantuan guru dan jawaban betul - Skor 4, apabila siswa dapat membaca dengan lafal, intonasi dan lacar tanpa bantuan 152 Lampiran 10. Pedoman Wawancara dengan Guru No Pertanyaan Jawaban

A. Terkait Persiapan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Baba

1. Apa saja sarana dan pra sarana yang perlu dipersiapkan ketika hendak melaksanakan pembelajaran dengan media Baba? Ada tiga hal yang harus dipersiapkan kalau mau belajar dengan menggunakan media Baba. Pertama adalah kotak abjad Baba, kedua peraga Baba berupa kartu-kartu yang berisi gambar dan tulisan dan ketiga adalah ruangannya. 2. Apa pentingnya sarana dan pra sarana tersebut bagi pembelajaran membaca permulaan dengan media Baba? 1 Kotak abjad Baba ini memang salah satu hal yang sangat dibutuhkan dalam menerapkan media Baba. Siswa akan menjadi lebih mudah dalam mempraktikkan materi yang diajarkan guru misalnya saat mengajarkan suku kata kepada siswa. Siswa juga lebih senang bila dibantu dengan kotak abjad ini. Ini bisa menjadi salah satu alat peraga yang mereka sukai sehingga pada saat awal sudah harus dipersiapkan dengan baik oleh guru. 2 Saya terlebih dahulu mempersiapkan gambar peraga Baba seperti ini. Ini saya dapatkan dari seorang teman guru juga yang sudah menerapkan media Baba dalam mengajar siswa tunagrahita selama ini. Saya sangat tertolong dengan adanya gambar peraga ini karena ketika saya munculkan gambara ini di depan siswa tungrahita mereka merasa senang. Jadi jelas gambar peraga Baba ini tidak boleh terlupakan agar saat mengajar tidak akan merasa kesulitan sendiri. 3 Memang betul sekali, persiapan ruangan kelas itu menjadi sangat penting. Siswa yang diajari adalah berkebutuhan khusus, jadi kadang banyak waktu yang digunakan untuk mengatur hal-hal yang tidak diduga sebelumnya seperti mengatur anak atau siswa, memotivasi, mengarahkan siswa itu juga sering menyita waktu yang banyak. Jadi kalau ruangan dan semua perralatan sudah dipersiapkan sebelumnya, maka akan dapat menghemat waktu. Misalnya, meja harus disusun seperti apa, misalnya mereka dibuat berdekatan agar lebih bersemangat.

B. Terkait Pelaksanaan Pembelajaran dengan media Baba

1. Terkait Pelaksanaan Pembelajaran dengan media Baba Ya, seperti perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada umumnya yang mencakup pengantar, pelaksanaan dan penutup 153 2. Pada saat persiapan atau pengantar, bagaimana tanggapan para siswa? Keduai siswa saya ALK dan JLS pada tahap persiapan mampu menyebutkan sejumlah binatang seperti ayam, kelinci, kucing, anjing, sapi, ular, dan lain-lain. Kemampuan siswa menyebutkan dan mengenali sejumlah binatang tersebut diharapkan akan dapat mempermudah siswa dalam membaca kata yang ada pada gambar- gambar binatang tersebut. Pada praktinya, memang siswa lebih mudah mengenali dan membaca tulisan yang ada pada gambar. 3. Pada bagian pelaksanaan, apakah ada hal yang perlu diperhatikan agar dapat membantu siswa lebih mudah belajar membaca dengan media Baba? 1. Salah satu cara saya untuk mempercepat kemampuan siswa yang mengalami kerertasan membaca awal adalah dengan melibatkan seluruh siswa, misalnya saya meminta untuk membaca nama-nama gambar secara bersama-sama. Berdasarkan pengamatan saya, dengan cara melibatkan siswa secara bareng- bareng membaca nama-nama gambar yang telah disusun. 2. Kotak abjad Baba dibagikan kepada siswa dan siswa memberi nama sesuai dengan yang sudah bicarakan atau disampaikan guru tadi atau sebelumnya. Kotak abjad ini dibagikan kepada siswa dan masing-masing mendapat satu. Jadi jumlah peraga yang harus dipersiapkan guru sesuai dengan jumlah siswa. Masing-masing siswa harus bias mandiri. Artinya, meskipun ada kelompok tapi yang utama siswa difokuskan untuk memahami sendiri materi pelajaran. Kalau ada kelompok itu hanya sifatnya untuk mempermudah siswa dalam membaca permulaan ini. 4. Pada bagian penutup, apa saja yang perlu kita lakukan untuk membantu siswa mengingat isi pelajaran yang telah dilaksanakan? Saya mengadakan tanya jawab secara lisan dengan siswa. Waktu saya mengadakan bagian Tanya jawab mengenai materi pelajaran yang telah diajarkan pada bagian penutup, siswa dapat mengingat dengan baik materi tersebut. Siswa mengingat gambar peraga Baba dan mampu membaca tulisan yang di bawahnya dengan baik

C. Berkaitan dengan kemampuan guru menggunakan media Baba.

1. Apa saja kesulitan yang ibu temui ketika mengadakan pembelajaran membaca permulaan dengan media Baba Secara umum saya sendiri tidak ada kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran dengan menggunakan media Baba. Menurut saya menggunakan media Baba ini menarik ya, dan bisa memudahkan siswa dalam menangkap materi bacaan yang diberikan kepada siswa. Saya merasa bahwa menggunakan media Baba ini cukup 154 mudah dalam pelaksanaannya.

D. Terkait metode pembelajaran yang digunakan selama menggunakan media

Baba 1. Apa saja metode yang digunakan ketika melaksanakan pembelajaran membaca permulaan dengan media Baba? Saya menggunakan tiga metode yaitu tanya jawab, demonstrasi dan penugasan. 2. Sejauh mana ketiga metode itu bisa membantu guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan media Baba? 1 Saya menggunakan metode tanya jawab dalam pembelajaran ini karena cocok dengan media Baba yang saya gunakan. Sebelum menyuruh siswa untuk membaca atau menyusun huruf-huruf terlebih dahulu saya bertanya kepada siswa mengenai materi pembelajaran yang akan diberikan seperti nama-nama binatang yang ada pada alat peraga Baba. 2 Sesuai dengan media yang digunakan adalah media Baba salah satunya dilengkapi dengan gambar-gambar, maka memberikan contoh kepada siswa menjadi hal yang sangat penting. Saya selalu mendemonstrasikan materi pembelajaran kepada siswa. Metode demonstrasi memang menjadi sangat cocok terutama dalam menggunakan gambar peraga Baba kepada siswa tunagrahita. 3 Metode penugasan merupakan metode terakhir dari Tanya jawab dan demonstrasi. Pada metode penugasan ini, siswa dilatih untuk mandiri dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Kalau saya amati ya, siswa kelihatan antusias dan serius ketika diminta untuk mengerjakan tugas baik itu secara individu maupun secara kelompok atau bersama.

E. Berkaitan dengan kemampuan membaca siswa tunagrahita dengan adanya

pelaksanaan pembelajaran dengan media Baba. 1. Sejauh mana Ibu melihat ada perubahan pada kemampuan membaca kedua siswa setelah pembelajaran membaca permulaan dengan media Baba kalau melihat aspek pelafalan, intonasi dan kelancarannya 1. Kalau aspek pelafalan, Dengan menggunakan media Baba ini, siswa menjadi lebih mudah dalam pelafalan. Saya lihat siswa ALK dan JLS sebelumnya, agak sulit melafalkan, seperti tes pengucapan abjad yang dilakukan, kedua siswa ini mengalami kesulitan dalam melafalkan huruf-huruf tertentu. Dengan menerapkan metode membaca permulaan ini, keliahatan siswa memiliki lafal yang lebih 155 baik. Ini dikarenakan adanya contoh-contoh atau gambar yang ada dalam alat peraga sehingga siswa lebih mudah untuk mengingatnya. 2. Kalau aspek intonasi, Salah satu kelemahan siswa seperti ALK dan JLS dalam membaca adalah intonasi yang kurang jelas. Kadang saya sendiri tidak mudah untuk menangkap apa isi dari yang dibaca oleh ALK dan JLS. Pengaruh lidah mungkin yang agak pendek bisa menjadi salah satu penyebab tidak jelasnya intonasi dari siswa ini kalau membaca menjadi kurang jelas. Tapi dengan adanya metode pembelajaran yang menggunakan media Baba ini cukup membantu menurut saya. 3. Selama saya mengajar di SLB C Dharma Rena Ring Putera II Yogyakarta, tentu saya juga sudah melakukan berbagai cara atau metode pembelajaran. Saya melakukan hal itu karena memang kondisi siswa yang tunagrahita menuntut kreativitas dan inovasi- inovasi guru khususnya dalam metode dan model pembelajaran. Siswa dengan kondisi tunagrahita ini memang tidak selalu mudah untuk mengajarnya. Siswa memiliki beberapa kelemahan di antaranya sangat mudah lupa terhadap apa yang sudah dipelajari. Saya melihat dengan metode yang menggunakan media Baba ini mampu memperlancar cara membaca siswa

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA.

0 5 29

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

5 13 24

Pemanfaatan program geogebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar : studi kasus siswa tunagrahita ringan.

0 1 191

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMASAK BAGI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK DI SLB-C DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA.

5 15 134

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS I SEKOLAH DASAR DI SLB C WIYATA DHARMA 2 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 6 185

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS III DI SEKOLAH DASAR INKLUSI BANGUNREJO II YOGYAKARTA.

0 0 203

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PICTOGRAPH SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI NON VERBAL ANAK AUTISTIK TIPE RINGAN KELAS TKLB DI SLB DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA.

1 1 237

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS DASAR 1 SEKOLAH LUAR BIASA SEKAR TERATAI 1 SRANDAKAN BANTUL.

0 5 103

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BUKU POP-UP PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS IV DI SLB DHARMA RENA RING PUTRA 1 YOGYAKARTA.

1 6 161

Pemanfaatan program geogebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar : studi kasus siswa tunagrahita ringan - USD Repository

0 1 189