Saran KESIMPULAN DAN SARAN
139
_______ 2000. Makalah Pelatihan Balajar Membaca Dengan Sarana Baba. Yogyakarta: Penerbit Kanisisus.
Farida Rahim 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Angkasa.
Hasibuan. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bandung : CV. Radja Karya. Henowo 2003. Quantum Reading. Bandung: MCL Bandung.
Henry Guntur Tarigan 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa. Jamalus, Mahmud.A.T. 2011. Musik 4 untuk SPG. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Joice, B., Well, M., dan Calhoun, E. 2009 Model-Model Pengajaran
Terjemahan oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kusnin, Umar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Lumbantobing S.M. 2001 Anak Dengan Mental Terbelakang. Jakarta: FKUI. Pasaribu, I. L. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya.
Purwanto 2007 Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakrata:
Pustaka Belajar. Rusman. 2008. Pendekatan dan Model Pembelajaran. Diambil pada tanggal 7
Maret 2012, dari http:www.kurtek.upi.com.
Main Sufanti. 2010 Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta: Penerbit Yuma Pustaka.
Maria J. Wantah. 2007 Pengembangan Kemandirian Anak Tunagrahita Mampu Latih. Jakarta: Dikti.
Marzuki. 2005. Metodologi Riset Panduan Penelitian Bidang Bisnis dan Sosial. Yogyakarta: Ekonisia.
Miles, M. B., dan Huberman, A. M. 2004. Analisis data kualitatif. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohedi. Jakarta: UI Press.
140
Moeslichatoen. R. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Mohammad Efendi.
2006. Pengantar
Psikopedagogik Anak
Berkelainan.Jakarta: Bumi Aksara. Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Muhammad Ali,. 2007. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindo. Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta. Mumpuniarti. 2007. Pendekatan Pembelajaran Bagi Anak Hambatan Mental.
Yogyakarta: Kanwa Publisher. ----------------. 2003. Ortodidaktik Tunagrahita. Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Munawir Yusuf. 2005. Pembelajaran bagi Anak dengan Problema Belajar.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Myreddi, V. Narayan, J. 1998. Functional Academics for Students with
Mental Retardation: A Guide for Teacher. A.P. India: Department of Special Education, National Institute for the Mentally Handicapped.
Nana Sudjana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Sadiman, Arief S. dkk. 2009. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan
dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Sagala, S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Senge, P., Ross, R., Smith, B., Roberts, C., Kelmer, Art. 2002. Buku
Pegangan Disiplin Kelima: Strategi dan Alat-alat untuk Membangun Organisasi Pembelajaran. Batam: Interaksara.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006
.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar Luar Biasa Tunagrahita. Jakarta: Depdiknas.
141
Suharsimi Arikunto 2009.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto dkk. 2009. Penelitian tindakan kelas . Jakarta: Bumi Aksara.
------------. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sutjihati Somantri 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT refika Aditama.
Toha Anggoro. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. Tin Suharsimi. 2009. Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Kanwa
Publisher. Wahyu Setia Galuh 2011. Peningkatan Kemapuan Membaca Cerita Bebahasa
Jawa Pada anak Tunagrahita Mampu Didik Kelas 7 Dengan Media Cerita Bergambar di SLB C Shanti Yoga Klaten. Skripsi. FIP UNY.
WHO. The International Classification of Functioning, Disability and Health ICF. Geneva, Switzerland: WHO, 2014.
Yani Fitiri 2006. Efektivitas Media Kotak Abjad Baba dan Media Powerpoint Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak
Tunarungu. Skripsi. FIP UPI. Yosafat Azwandi 2007. Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus.
Jakarta: Depdikbud. Yuhdhi Munandi 2008 Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada GP Pers.
142
143
Lampiran 1. Lembar Observasi Pra Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran Membaca
Permulaan dengan Menggunakan Media Baba di SLBC Rena Dharma Ring Putra 2 Yogyakarta
TopikKom- petensi
Panduan Observasi Hasil Observasi
Pelajaran Bahasa
Indonesia: membaca
permulaan -
Metode pembelajaran membaca permulaan apa saja
yang digunakan oleh guru di kelas dasar II dalam
pembelajarab membaca permulaan di SLB Dharma
Rena Ring Putra 2.
- Apa saja yang dilakukan oleh
guru dan siswa selama pembelajaran membaca
permulaan dengan metode- metode tersebut?
- guru menggunakan metode ceramah
tanpa mediaalat peraga -
guru meminta siswa untuk menirukan ucapan guru sesuai dengan tulisan kata
yang ada di papan tulis -
guru menutup pelajaran dengan meminta siswa untuk mencatat kata di
buku tulis masing-masing -
guru memeriksa tulisan siswa -
guru membawa siswa keliling sekolah dari kelas yang satu ke kelas yang lain
dan meminta siswa membaca dengan nyaring tulisan yang ada pada papan
kelas dengan cara bergantian dengan menirukan ucapan guru
144
Lampiran 2. Pedoman Wawancara Guru Pra Penelitian
Aspek Pengamatan
Pedoman Wawancara Hasil wawancara
Metode pembelajaran
membaca di SLB Dharma
Rena Ring Putra 2
- Bagaimana gambaran umum
tentang kemampuan membaca permulaan siswa kelas Dasar II?
- Kesulitan apa saja yang dialami
siswa ketika membaca? -
Bagaimana kelancaran membaca permulaan para siswa kelas
Dasar II?
- Kemampuan siswa
membaca permulaan masih rendah
- Sebagian siswa belum
mengenal huruf -
kesulitan dalam membaca yang terdiri dari lima huruf
- membaca dengan mengeja
suku kata dengan jeda lama yang terdiri dari dua suku
kata
-
Siswa cepat lupa dengan apa yang diajarkan terutama
setelah libur sekolah
145
Lampiran 3. Lembar Observasi Persiapan dan Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran
Membaca Permulaan dengan Menggunakan Media Baba di SLBC Rena Dharma Ring Putra 2 Yogyakarta
Aspek Pengamatan
Deskripsi Observasi
Persiapan -
Persiapan perlengkapan: sekolah memiliki perlengkapan media Baba berupa kotak abjad Baba, gambar peraga baba
dan almari abjad Baba. Semuanya tersimpan di ruang kelas Dasar II.
- Ruangan kelas: ruang kelas cukup luas dan bagian depan
kelas cukup untuk meletakkan almari Baba. -
Meja siswa lebar sehingga cukup untuk meletakkan kotak abjad Baba.
- Guru mempersiapkan semua perlengkapan dan ruangan
kelas sebelum pembelajaran dimulai.
Tahapan dan implementasi
Guru melaksanakan pembelajaran membaca permulaan dengan mengguanakan media Baba sesuai dengan petunjuk dan
langkah-langkah yang telah disusun oleh pencipta medianya. Tahapan itu antara lain:
1.
Guru mengenalkan gambar yang sesuai dengan materi pelajaran dan di tempel di papan tulis, kemudian siswa
disuruh menyebutkan nama gambar tersebut. 2.
Guru menyusun kartu huruf sesuai dengan nama gambar tersebut di kotak almari abjad Baba.
3. Guru membagikan buku penyerta yang sesuai dengan
gambar yang ditempel di papan tulis. 4.
Siswa membuka kotak abjad Baba kemudian menyusun huruf-huruf pada kotak abjad Baba yang sesuai dengan buku
penyertanya. 5.
Salah satu siswa menyusun pada papan almari Baba sama seperti yang disusun teman-temannya pada kotak abjad
Baba, kemudian siswa yang lain mencocokkan dengan yang disusunya. Setelah itu guru membimbing siswa untuk
mampu membaca kata atau kalimat yang telah disusunnya secara bersama-sama.
6. Kemudian dilanjutkan dengan gambar yang lain dan siswa
diharapkan memberi nama dengan menyusun huruf pada kotak abjad Baba.
7. Siswa menyusun huruf sesuai dengan kata yang diucapkan
guru pada kotak abjad Baba kemudian ditulis pada buku masing-masing dengan bimbingan guru.
8. Setelah itu siswa dan guru secara bersama membaca nama-
nama gambar yang telah disusun tersebut. 9.
Kartu huruf dikembalikan ke kotak abjad Baba masing- masing.
146
Lampiran 4. Lembar Observasi Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Membaca Permulaan dengan Menggunakan Media Baba di SLBC Rena Dharma Ring Putra 2 Yogyakarta
No Kegiatan
Diskripsi
1 Menjelaskan
tujuan pembelajaran suku kata dan
kata Guru mampu menjelaskan dengan lancar
kepada para siswa tujuan pembelajaran mereka dengan menggunakan media Baba.
2 Mengenalkan gambar sesuai
dengan materi pelajaran Guru mampu melaksanakan dengan lancar.
Guru mampu
menjelasakan dengan
menunjukkan gambar-gambar di depan mata para siswa sambil menyebutkan kata-
katanama-nama benda yang ada di gambar. 3
Memberikan contoh
menyusun kartu
huruf berdasarkan
nama gambar
kepada siswa Guru
mampu memberikan
contoh penyusunan kartu bahkan beberapa kali
diulangi dan siswa mengerti. 4
Guru membagikan gambar pada siswa sesuai dengan
materi yang diajarkan Guru mampu melaksanakan sesuai dengan
perencanaan. Guru membagikan gambar dan kotak pada kedua siswa.
5 Membimbing siswa berlatih
menyusun kartu huruf pada kotak abjad Baba
Guru mampu merespon dengan baik terhadap siswa saat memberikan bimbingan. Guru
mendekati setiap siswa secara bergantian dan memberikan bimbingan.
6 Membimbing
siswa untuk
membaca bersama huruf yang telah disusun dengan lafal dan
intonasi yang tepat Guru mampu dengan baik membimbing
siswa untuk membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat dan lancar
7 Mendikte siswa menyusun
kartu huruf di depan kelas pada almari baba atau pada
kotak abjad Baba Guru mampu memberi tugas pada murid
dengan mendikte dengan ucapan yang keras dan jelas didengar.
8 Memberi
contoh cara
membaca dengan melafalkan dan merangkai suku kata dan
kata dan
meminta siswa
menirukan Guru mampu memberikan contoh dengan
baik kepada siswa dengan melafalkan kata- kata sesuai benda pada gambar dengan lafal
yang jelas, intonasi yang pas dan lancar serta suara yang jelas terdengar.
9 Siswa
diberi tugas
mengembalikan kartu huruf ke kotak abjad Baba masing-
masing persuku kata atau kata Guru mampu melakukan tindakan sesuai
dengan konteks rencana; memberikn perintah secara jelas bahkan memperagakan contoh
cara pengembalian ke kotak.
10 Siswa diberi tugas mencatat
kata yang telah dipelajari Guru mampu memberikan tugas kepada
siswa dengan mencatat kata-kata yang telah dipelajari.
147
Lampiran 5. Lembar Observasi Metode yang Digunakan dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Membaca Permulaan dengan Menggunakan Media Baba di SLBC Rena Dharma Ring Putra 2 Yogyakarta
No Metode dalam
pelaksanaan penggunaan
media Baba Deskripsi
1 Tanya jawab
Dalam penyampaian materi dengan menggunakan media Baba, guru mengadakan metode tanya jawab terhadap
siswa dengan tujuan agar siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar
2 Demonstrasi
Selain metode tanya jawab juga guru menggunakan metode demonstrasi dalam penyampaiyan materi dengan
menggunakan media Baba, karena metode ini tepat bagi siswa
tunagrahita dan
dalam pelaksanan
proses pembelajaran media Baba terdapat metode demonstrai
dimana guru memberikan contoh pada papan almari abjad dan siswa menirukan menyusun huruf pada kotak abjad
Baba, melafalkan huruf dan intonasi yang tepat, serta memberi contoh membaca dengan lancar
3 Penugasan
Metode pemberian tugas merupakan suatu kegiatan berupa siswa melakukan sesuatu atas petunjuk dari guru di
mana siswa diberikan tugas dikte untuk menyusun huruf menjadi suku kata dan kata dan menugasi anak untuk
membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat serta membaca kata dengan lancar.
148
Lampiran 6. Lembar Observasi mengenai Keterampilan Siswa dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Membaca Permulaan Menggunakan Media Baba Kelas D II di SLB Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta
Subyek Aspek
Deskripsi Observasi
ALK
Keterampi lan
subyek terhadap
metode melalui
media Baba
untuk membaca
- Subyek mengalami perubahan perilaku terhadap pembalajaran
membaca yang sebelumnya kurang bersemangat dalam pembelajaran membaca namun setelah menggunakan media
Baba subyek merespon dengan baik. Hal ini terlihat dari sikap anak yang tidak sabaran untuk menggunakan kotak abjad Baba
dan merasa heran juga dengan melihat almari Baba yang sangat besar dan huruf yang besar juga.
- Dalam mengerjakan tugas-tugas membaca dan menulis kata
yang disusun dapat dilaksanakan subyek dengan baik, dan subyek memiliki sikap yang tekun sehingga kemampuan anak
sanagt baik. -
Subyek juga sangat mudah memahami perintah guru dalam menggunakan media Baba.
JLS -
Subyek JLS, pada awal penggunaan media Baba sering ceroboh, seperti menumpahkan huruf dari kotak abjad Baba,
sehingga membutuhkan
waktu yang
banyak untuk
mendampingi subyek dalam menempatkan huruf-huruf pada kotak abjad sesuai tulisan, namun dalam perjalanan waktu ada
perubahan sikap JLS dengan tekun untuk berlatih sesuai dengan anjuran guru.
- Dalam mengerjakan tugas, JLS berbeda dengan siswa lainnya
hal ini terlihat dari sikap JLS dengan sifat anak yang lebih aktif, perhatian mudah teralih, dan ketika melihat temannya
sudah selesai menyusun siswa mandek untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru dia tidak ingin disaingi, maka selalu
perhatian guru terpusat pada anak agar anak mampu menyelesaikan tugasnya.
- Subyek dalam mengikuti memahami perintah guru, responnya
sangat baik diawal namun dalam pertengahan sering beralih pada hal yang dia rasa menarik, khususnya saat mendengar
suara ribut di luar kelas anak sering mau cepat-cepat ke luar dari kelas meskipun belum waktunya. Namun dengan
bimbingan guru anak kembali fokus pada pembelajaran.
149
Lampiran 7. Lembar Observasi mengenai Respon Siswa saat Pelaksanaan pembelajaran
dengan Menggunakan Media Baba di Kelas D II di SLB Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta
Subyek Aspek
Deskripsi Observasi
ALK Respon
siswa saat pelaksana
an pembelaja
ran -
Awal menggunakan media Baba subyek masih kesulitan dan butuh bimbingan dari guru, karena media ini merupakan hal
yang baru bagi anak, namun dalam latihan berikutnya anak sudah merespon dengan baik dan mampu untuk menyusun
huruf pada kotak abjad Baba secara mandiri.
- Saat pembelajaran berlangsung anak menyimak dengan baik,
hal dikarenakan menggunakan media Baba yang sangat konkret.
- Subyek dalam proses kegiatan pembelajaran sangat aktif hal ini
terlihat dari respon anak bertanya ketika tidak tahu dalam penyusunan huruf dan saat membaca dalam mengeja suku kata
dan kata JLS
- Respon siswa ketika saat pelaksanaan pembelajaran
mengunakan media Baba sangat antusias dan gembira dan anak merasa seperti bermain maka ketika di suruh menyusun subyek
pertama kali tidak mengikuti langkah-langkah penggunaan media Baba, dia menyusun sesuai keinginanya dan sering
memasukan huruf pada kotak abjad Baba salah menempatkan maka ketika diakhir pembelajaran guru harus mengatur
kembali kotak abjda JLS.
- Dengan latihan yang terus- menerus JLS mampu menyimak
pembelajaran yang diberikan oleh guru. -
Keaktifan subyek saat proses belajar mengajar sangat baik hal ini terlihat dari respon siswa saat di suruh kedepan
mengerjakan tugas menyusun di alamri Baba anak mampu tanpa bantuan dan mau bertanya apabila tidak menemukan
huruf yang mau di susun. Dan subyek memiliki percaya diri yang tinggi.
150
Lampiran 8. Lembar Observasi Membaca Permulaan Siswa Kelas D II Tunagrahita
Ringan dengan Menggunakan Media Baba di SLB C Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Deskripsi
ALK Pelafalan
Subyek Alk dalam pelafalan memiliki kemampuan membaca huruf, suku kata, dan kata dengan pelafalan yang tepat dengan suara yang
jelas hal ini ditunjukkan melalui hasil skor penilaian yang menunjukkan bahwa persentase dari kemampuan awal anak
mengalami
perubahan setelah
diberikan perlakuan
dengan menggunakan media Baba. Dimana kemampuan awal anak
pengetahuan abjad ALK menguasai 16 abjad, dan kesalahan membaca pada huruf h dibaca n, huruf n dibaca u, huruf f
dibaca p dan terkadang huruf t dibaca menjadi huruf f, w dibaca m, namun setelah menggunakan media baba kesalahan-kesalahan
tersebut dapat diatasi dan anak mampu melafalkannya dengan benar.
Intonasi Subyek ALK dalam Intonasi memiliki kemampuan yang baik dalam
membaca huruf, suku kata, dan kata dengan intonasi yang tepat, yang mana sebelumnya subyek ALK dalam intonasi kadang tidak tepat
dalam pengucapanya
Kelancaran Subyek ALK dalam membaca huruf, suku kata dan kata memiliki
kemampuan dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes evaluasi belajar membaca anak yang sebelumnya anak membaca
huruf, suku kata, dan kata masih terbata-bata. Namun setelah menggunakan Media Baba anak mampu membaca dengan lancar.
JLS Pelafalan
Subyek JLS, kemampuan awal pelafalan anak sebelum dilakukan pelaksanaan pembelajaran dalam pelafalan huruf masih ada dibaca
terbalik hal ini terdapat pada huruf d dibaca b atau sebaliknya b dibaca d, h dibaca n dan m dibaca w. Namun setelah diberikan
latihan membaca melalui media Baba kesalahan pelafalan tersebut dapat diatasi dan akhirnya subyek JLS mampu melafalkan dengan
tepat
Intonasi Subjek JLS, dalam kemampuan awal subjek intonasi membaca
permulaan terkadang terdengar intonasi sengau, dan jeda yang agak lama dalam membaca huruf, suku kata, dan kata. Namun setelah
menggunakan media Baba masalah yang dihadapi anak mampu membaca huruf, suku kata dan kata dengan intonasi yang tepat.
Kelancaran Subjek JLS, kemampuan awal membaca huruf, suku kata, dan kata
masih belum lancar, dan membutuhkan bantuan dari guru, namun setelah menggunakan media Baba maka kemampuan membaca
subjek termasuk dalam kategori baik dan dapat membaca huruf, suku kata dan kata dengan baik.
151
Lampiran 9. Hasil Tes Evaluasi Belajar Membaca Permulaan Siswa Kelas D II SLB
Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta dengan Menggunakan Media Baba
Nama Siswa
Indikator dan Materi Bacaan Skor
Keterangan Materi
Bacaan Indikator
Penilaan 1 2
3 4
ALK na
– sinasi to
– kotoko sa
– pusapu du
– kuduku ba
– jubaju Pelafalan
Intonasi Kelancaran
Siswa ALK dalam
pelafalan memiliki skor 3, sedangkan
intonasi dan kelancaran dengan
skor 4, rata-rata sebesar 91.66sangat
baik
0 0 3
8 1112 = 91.66
JLS na
– sinasi to
– kotoko sa
– pusapu du
– kuduku ba
– jubaju Pelafalan
Intonasi Kelancaran
Siswa JLS dalam pelafalan dan
kelancaran masing- masing memiliki
skor 3, sedangkan intonasi dengan skor
4, rata-rata sebesar 83.33sangat baik
0 0 6
4 1012 = 83.33
Kriteria penilain:
- Skor 1, apabila siswa tidak mampu membaca dengan lafal, intonasi dan lancar
meskipun dibantu oleh guru -
Skor 2, apabila siswa dapat membaca dengan lafal, intonasi dan lancar dengan bantuan guru tetapi masih salah
- Skor 3, apabila siswa dapat membaca dengan lafal, intonasi dan lancar dengan
bantuan guru dan jawaban betul -
Skor 4, apabila siswa dapat membaca dengan lafal, intonasi dan lacar tanpa bantuan
152
Lampiran 10. Pedoman Wawancara dengan Guru
No Pertanyaan
Jawaban