Tujuan Penelitian Definisi Operasional

12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi kajian kepustakaan tentang beberapa pokok gagasan yang menjadi kerangka teori penelitian ini. Beberapa konsep teoritis tersebut antara lain tentang pengertian dan karakteristik anak tunagrahita ringan, kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita, metode pembelajaran membaca permulaan, pengertian serta penggunaan media Baba sebagai media pembelajaran membaca permulaan bagi anak tunagrahita ringan dan evaluasi hasil belajar membaca permulaan dengan media Baba.

A. Anak Tunagrahita Ringan

1. Pengertian Anak Tunagrahita Ringan

Anak tunagarahita ringan merupakan salah satu kategori anak tunagrahita dan sering disebut pula sebagai anak yang mampu didik. Dalam kategori terbaru oleh AAIDD, tunagrahita ringan tergolong dalam disabilitas intelektual dengan level keparahan menengah mild level of severity. Penggolongan tersebut berdasarkan fungsi adaptif anak bukan skor IQ karena fungsi adaptif inilah yang menentukan tingkat dukungan seperti apa yang dibutuhkan dari anak tunagrahita dalam American Psychiatric Associaton, 2013: 33. Jauh sebelum definisi terbaru di atas, AAMD atau American Association on Mental Deficiency dalam Mumpuniarti 2007: 9 menyebut tunagrahita ringan dengan istilah mild mentally retarded dengan 13 pengertian, “Mental retardation refers to significantly subaverage general intellectually functioning existing concurrently with deficits in adaptive behavior, and manifested during the developmental period. ” Artinya, retardasi mental merupakan keadaan fungsi intelektual umum di bawah rata-rata normal, dan terjadi bersamaan dengan kekurangan pada perilaku adaptif, kondisi ini ditampilkan selama periode perkembangan”. Wanta h 2007: 10 mengemukakan bahwa “berdasarkan data menunjukkan kira-kira 85 dari anak reterdasi mental tergolong mental ringan, memiliki IQ antara 50-75, dapat mempelajari keterampilan, dan akademik sampai kela s enam Sekolah Dasar”. Efendi 2006: 90 mendefinisikan bahwa anak tunagrahita yang tidak mampu mengikuti pada program sekolah biasa, namun masih dapat dimungkinkan untuk memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pendidikan walaupun hasilnya kurang maksimal. Menurut Amin dalam Wantah, 2007: 10 “anak tunagrahita ringan memiliki kemampuan berbicara, tetapi perbendaharaan kata-katanya sa ngat kurang”. Kurangnya perbendaharaan kata mengakibatkan anak tunagrahita ringan kesulitan untuk berpikir abstrak, tetapi dapat mengikuti pendidikan dengan baik di SD, maupun di SLB-C. Selanjutnya Sutjihati Somantri 2006: 106 menyatakan bahwa “Kelompok ini memiliki IQ antara 68-52, sedangkan menurut skala Weschler WISC anak tunagrahita ringan memiliki IQ antara 69- 55”. Anak masih dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung sederhana serta dapat memperoleh penghasilan 14 untuk dirinya sendiri dengan bimbingan dan pendidikan yang baik. Menurut Bratanata dalam Efendi, 2006: 110 Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki taraf kecerdasan yang sangat rendah sehingga dalam perkembangan akademik sangat membutuhkan layanan pendidikan dan bimbingan secara khusus. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita ringan adalah anak tunagrahita yang memiliki kemampuan adaptif yang paling baik dengan IQ berkisar antara 50-75. Tingkat kecerdasan yang sedemikian rendahnya menyebabkan kesulitan berpikir abstrak dan keterbatasan di bidang kognitif sehingga untuk meniti tugas perkembangannya memerlukan bantuan atau layanan secara spesifik, termasuk dalam program pendidikannya membutuhkan bimbingan khusus. Implikasi pada penelitian ini yaitu adanya penggunaan media pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan dalam bidang pelajaran akademik membaca permulaan sesuai dengan kebutuhan anak tunagrahita yakni memperkenalkan kosakata sederhana nama-nama hewan dan buah-buahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia sehingga bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

2. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan

Sebagaimana anak disabilitas intelektual umumnya, tunagrahita ringan memiliki kekurangan pada fungsi adaptif baik pada domain konseptual, sosial maupun praktis. Menurut AAIDD dalam APA, 2013: 15 34, karakteristik anak tungrahita ringan mild level severity pada masing- masing domain antara lain: a. Domain konseptual: pada anak pra-sekolah belum ada perbedaan konseptual yang jelas. Pada anak usia sekolah dan dewasa, terdapat kesulitan dalam mempelajari keahlian akademik seperti membaca, menulis, berhitung, baik waktu maupun uang. Pada usia dewasa, tidak dapat berpikir abstrak apalagi untuk fungsi-fungsi eksekutif seperti merencanakan, menyusun strategi, menyusun prioritas maupun fleksibilitas kognitif; dan memiliki daya ingat yang singkat. b. Domain sosial: tidak matang dalam interaksi sosial seperti kesulitan berkomunikasi dengan teman sebaya, berkomunikasi hanya untuk hal konkrit, sulit mengatur emosi dan perilaku yang sesuai usianya, dan memiliki pemahaman yang terbatas tentang resiko situasi sosial dan mudah dibohongi oleh orang lain. c. Domain praktis: ketika dewasa, individu mungkin memiliki kemampuan merawat dirinya secara baik tetapi membutuhkan bantuan untuk tugas sehari-hari yang kompleks seperti berbelanja, bepergian, merawat anak dan rumah, memperhatikan asupan gizi dan pengaturan keuangan. Individu juga tidak bisa terlibat dalam persaingan pencarian pekerjaan dan harus dibantu dalam pengambilan keputusan atas kesehatannya dan atas persoalan hukum.

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA.

0 5 29

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

5 13 24

Pemanfaatan program geogebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar : studi kasus siswa tunagrahita ringan.

0 1 191

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMASAK BAGI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK DI SLB-C DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA.

5 15 134

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS I SEKOLAH DASAR DI SLB C WIYATA DHARMA 2 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 6 185

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS III DI SEKOLAH DASAR INKLUSI BANGUNREJO II YOGYAKARTA.

0 0 203

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PICTOGRAPH SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI NON VERBAL ANAK AUTISTIK TIPE RINGAN KELAS TKLB DI SLB DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA.

1 1 237

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS DASAR 1 SEKOLAH LUAR BIASA SEKAR TERATAI 1 SRANDAKAN BANTUL.

0 5 103

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BUKU POP-UP PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS IV DI SLB DHARMA RENA RING PUTRA 1 YOGYAKARTA.

1 6 161

Pemanfaatan program geogebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar : studi kasus siswa tunagrahita ringan - USD Repository

0 1 189