Pengertian Evaluasi Pembelajaran Evaluasi Hasil Belajar Membaca Permulaan

55 b Wawancara interview Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan kepada responden dikaitkan dengan materi pelajaran yang telah diberikan, hal ini bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman responden dalam memahami suatu materi pelajaran. c Pengamatan observation Pengamatan observation adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis tentang perkembangan-perkembangan yang telah dicapai peserta didik baik perkembangan yang positif mamupun negatif, sampai dengan tercapainya perkembangan peserta didik yang diinginkan. Selanjutnya tes adalah alat penilaian yang komprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur kemampuan siswa, maka dibedakan atas adanya tiga macam tes, yaitu: a Tes diagnosis Tes diagnosis adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan- kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. 56 b Tes formatif Tes formatif merupakan tes untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu yang diberikan pada akhir program. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir proses. c Tes sumatif Tes sumatif adalah tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Hal ini dilaksanakan pada tiap akhir caturwulan atau akhir semester. Teknik evaluasi hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes yang diwujudkan dalam bentuk tes hasil belajar yang soal-soal tes dibuat oleh peneliti. Instrumen tes hasil belajar berbentuk tes formatif yang digunakan untuk mengukur hasil belajar yang diperoleh anak setelah mengikuti pembelajaran membaca permulaan menggunakan media Baba. Dari hasil tes tersebut maka diketahui peningkatan prosentase ketuntasan belajar kemampuan membaca permulaan yang diperoleh anak tunagrahita.

3. Evaluasi Hasil Belajar Siswa Tunagrahita Ringan dalam

Pembelajaran Membaca Permulaan Kegiatan evaluasi hasil belajar yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran membaca permulaan pada siswa tunagrahita ringan kelas dasar II melalui penggunaan media Baba. Informasi keberhasilan diperoleh dengan ditandainya peningkatan 57 kemampuan membaca permulaan yang dimiliki oleh siswa tunagrahita ringan. Peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa tunagrahita didasarkan pada kompetensi dasar dengan bahan pembelajaran berbahasa sebagai berikut: siswa mampu mengenal atau membedakan huruf, dan membaca kata. Lafal yang baik dan benar diperkenalkan sejak dini, termasuk cara pengucapan yang jelas dan intonasi yang wajar sesuai dengan situasi kebahasaan. Dari tujuan pembelajaran tersebut dapat dilihat bahwa tekanan tujuan terletak pada aspek teknis membaca. maka butir-butir evaluasi pembelajaran membaca permulaan bagi siswa tunagrahita ringan dalam penelitian ini berpedoman pada evaluasi pembelajaran membaca yang dikemukakan oleh Darmiyati Zuchdi dan Budiasih 2001: 140 bagi siswa di kelas rendah yang mencakup: 1 Ketepatan menyuarakan tulisan 2 Kewajaran lafal 3 Kewajaran intonasi 4 Kelancaran 5 Kejelasan suara Evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini hanya berfokus pada butir 2, 3, dan 4 butir, untuk menjaring data ketiga butir tersebut di atas siswa tunagrahita diberi tugas membaca nyaring kata bersuara. Untuk pelaksanaan evaluasi tersebut, peneliti menyiapkan dan menyajikan bahan bacaan yakni membaca kata. Penilain tersebut di atas yang akan dikembangkan oleh peneliti dalam membaca nyaring kata bagi siswa tunagarahita ringan di kelas dasar II SLB C Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta. Kata-kata yang

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA.

0 5 29

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

5 13 24

Pemanfaatan program geogebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar : studi kasus siswa tunagrahita ringan.

0 1 191

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMASAK BAGI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK DI SLB-C DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA.

5 15 134

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS I SEKOLAH DASAR DI SLB C WIYATA DHARMA 2 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 6 185

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS III DI SEKOLAH DASAR INKLUSI BANGUNREJO II YOGYAKARTA.

0 0 203

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PICTOGRAPH SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI NON VERBAL ANAK AUTISTIK TIPE RINGAN KELAS TKLB DI SLB DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA.

1 1 237

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS DASAR 1 SEKOLAH LUAR BIASA SEKAR TERATAI 1 SRANDAKAN BANTUL.

0 5 103

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BUKU POP-UP PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS IV DI SLB DHARMA RENA RING PUTRA 1 YOGYAKARTA.

1 6 161

Pemanfaatan program geogebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar : studi kasus siswa tunagrahita ringan - USD Repository

0 1 189