Pengertian Membaca Permulaan Membaca Permulaan
21
c. Pengenalan hubungankorespondensi pola ejaan dan bunyi kemampuan
menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”
d. Kecepatan membaca ke taraf lambat
Selanjutnya Munawir 2005: 140-141, berpendapat bahwa tujuan membaca permulaan dalam membaca teknis adalah proses decoding atau
mengubah simbol-simbol tertulis berupa huruf atau kata menjadi sistem bunyi. Secara lebih operasional membaca teknis atau pengenalan kata
menuntut kemampuan sebagai berikut; a.
Mengenal huruf kecil dan huruf besar b.
Mengucapakan bunyi bukan nama huruf, terdiri atas; 1
konsonan tunggal b, d, h, k… 2
vokal a, i, e, o 3
konsonan ganda kr, gr, tr… 4
diftong ai, au, oi; c.
Mengabungkan bunyi membentuk kata s a y a, i b u; d.
Variasi bunyi u pada kata “pukul”, o pada “toko” dan “pohon”;
e. Menerka kata menggunakan konteks;
f. Menggunakan analisis struktural untuk identifikasi kata kata
ulang, kata majemuk, imbuhan.
Berdasarkan beberapa tujuan membaca permulaan yang telah dikemukakan di atas, dapat dijelaskan bahwa membaca permulaan bagi anak
tunagrahita adalah: 1 mengenalkan pada siswa tunagarahita huruf-huruf kecil, sebagai tanda suara atau bunyi; 2 memberi pengetahuan dan
keterampilan kepada siswa untuk menguasai teknik-teknik membaca yaitu melafalkan huruf menggabungkan bunyi membentuk suku kata menjadi kata
dengan lafal tepat. Membaca permulaan perlu diberikan pada anak tunagrahita ringan
agar siswa memiliki kemampuan untuk memahami dan menyuarakan tulisan
22
dengan intonasi yang wajar sebagai dasar untuk membaca lanjut. Hal ini mendukung anak tunagrahita ringan dalam melakukan aktivitas sehari-hari,
misalnya membaca petunjuk jalan, nama toko, membaca label makanan, membaca label obat-obatan, sejumlah keamanan sosial dan lain sebagainya.
Proses belajar membaca permulaan pada siswa tunagrahita ringan berbeda dengan proses belajar membaca permulaan anak pada umumnya. Hal
ini dikarenakan siswa tunagrahita ringan memiliki keterlambatan perkembangan segi kognitif. Keterbatasan daya pikir yang dialami siswa
tunagrahita ringan menyebabakan mereka kesulitan mengenal huruf, membedakan huruf, ketepatan menyuarakan tulisan, lafal dan kejelasan suara,
merangkai huruf menjadi suku kata lalu menjadi kata. Melalui penggunaan media Baba dalam mengenalkan huruf, membaca bersuara suku kata dan kata
diharapkan dapat membantu dalam proses belajar membaca nyaring suku kata dan kata anak tunagrahita ringan.