57
kemampuan membaca permulaan yang dimiliki oleh siswa tunagrahita ringan. Peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa tunagrahita didasarkan
pada kompetensi dasar dengan bahan pembelajaran berbahasa sebagai berikut: siswa mampu mengenal atau membedakan huruf, dan membaca kata.
Lafal yang baik dan benar diperkenalkan sejak dini, termasuk cara pengucapan yang jelas dan intonasi yang wajar sesuai dengan situasi
kebahasaan. Dari tujuan pembelajaran tersebut dapat dilihat bahwa tekanan
tujuan terletak pada aspek teknis membaca. maka butir-butir evaluasi pembelajaran membaca permulaan bagi siswa tunagrahita ringan dalam
penelitian ini berpedoman pada evaluasi pembelajaran membaca yang dikemukakan oleh Darmiyati Zuchdi dan Budiasih 2001: 140 bagi siswa di
kelas rendah yang mencakup: 1
Ketepatan menyuarakan tulisan 2
Kewajaran lafal 3
Kewajaran intonasi 4
Kelancaran 5
Kejelasan suara
Evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini hanya berfokus pada butir 2, 3, dan 4 butir, untuk menjaring data ketiga butir tersebut di atas siswa
tunagrahita diberi tugas membaca nyaring kata bersuara. Untuk pelaksanaan evaluasi tersebut, peneliti menyiapkan dan menyajikan bahan bacaan yakni
membaca kata. Penilain tersebut di atas yang akan dikembangkan oleh peneliti dalam membaca nyaring kata bagi siswa tunagarahita ringan di kelas
dasar II SLB C Dharma Rena Ring Putra 2 Yogyakarta. Kata-kata yang
58
dibaca ketika penelitian ini diadakan antara lain: nasi, toko, sapu, dan duku lihat lampiran 9..
F. Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Sekalipun demikian, relevansi penelitian-penelitian tersebut berkaitan dengan
aspek pembelajaran dengan menggunakan media Baba atau aspek membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan.
Pada aspek pembelajaran membaca permulaan dengan media Baba, terdapat penelitian Yani Fitiri 2006 dengan judul Efektivitas Media Kotak
Abjad Baba dan Media Powerpoint Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak Tunarungu. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa media kotak abjad Baba dan media Powerpoint merupakan media yang efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak-anak
tunarungu. Penekanan pembelajaran pada indera visual dan perabaan siswa membuat kedua media tersebut dapat meningkatkan kemampuan membaca
permulaan anak-anak tunarungu. Pada pokok kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita, terdapat
dua penelitian yang relevan, yakni penelitian Wahyu Setia Galuh, 2011, dan penelitian Elly Windarsih 2007. Penelitian Wahyu Setia Galuh, dalam rangka
menyusun skripsi berjudul Peningkatan Kemapuan Membaca Cerita Berbahasa Jawa Pada anak Tunagrahita Mampu Didik Kelas 7 Dengan Media
Cerita Bergambar di SLB C Shanti Yoga Klaten. Populasi dalam penelitian
59
ini adalah anak tuagrahita mampu didik di SLB C Shanti Yoga, Klaten, tahun ajaran 20102011. Populasi berjumlah empat anak dan seluruh anggota diambil
sebagai sampel. Hasil penelitian itu bahwa kemampuan membaca cerita bahasa Jawa siswa tunagrahita mampu didik meningkat setelah digunakan media
bercerita bergambar. Peningkatan ditunjukkan dengan meningkatnya prestasi siswa melalui perolehan nilai rata-rata siswa, sebelum diberikan tindaka nilai
rata-rata siswa 5,32, setelah diberikan tindakan dari sikulus I meningkat menjadi 6,42, pada siklus ke II menjadi 7,35, dan pada siklus III menjadi 7,87.
Penelitian Elly Windarsih dalam rangka menyusun skripsinya berjudul Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Menggunakan Media
Majalah Aktivitas Anak Pada Anak Tunagrahita Ringan kelas DI di SLB C Bhaktisiwi Pangukan Sleman Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada tahun
2007. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas Dasar I. Populasi berjumlah tiga orang diambil sebagi sampel. Hasil penelitiannya adalah bahwa
ada peningkatan kemampuan membaca permulaan pada ketiga subjek. Hal ini terbukti dengan adannya persentase yang tinggi pada saat diberikan tindakan
pada siklus I: kemampuan membaca subjek Srn 30 menjadi 80 masuk dalam kriteria mampu membaca dengan bantuan, sedangkan subjek Zaf 41, 5
menjadi 66,7 , masuk dalam kriteria mampu membaca dengan bantuan dan pada subjek Wyh dari tidak mengalami peningkatan menjadi 16,6,
masuk dalam kriteria mampu membaca tanpa bantuan. Melihat subjek dan variable-variabel ketiga penelitian di atas maka
dikatakan bahwa penelitian ini masih relevan untuk dilakukan karena belum