Tujuan Pembelajaran Membaca Permulaan
23
Menurut Amin 1995: 197 satuan pendidikan luar biasa untuk tunagrahita ringan memiliki tugas perkembangan sesuai dengan usia
kronologisnya sebagai berikut: a.
Anak yang berumur antara 4-6 tahun: umur kecerdasanya antara 2,5 – 4 tahun. Pada tingkat ini mengembangkan kemampuan fisik, mental
dan sosial anak. b.
Anak yang berumur antara 7-12 tahun; umur kecerdasanya antara 5-9 tahun. Pada tingkat awal anak tunagrahita sudah merasa cukup siap
untuk mengikuti program fisik, sosial, dan akademik tapi belum cukup matang untuk elemen-elemen yang diperlukan untuk membaca. Maka
anak belajar dengan melakukan permainan-permainan dan aktivitas- aktivitas singkat.
c. Anak yang berumur antara 13-15 tahun, umur kecerdasanya berkisar
antara 9-11 tahun. Pada tingkat ini anak tunagrahita ringan meneruskan mempelajari tool subject, yakni: membaca, menulis, dan
berhitung.
d. Anak yang berumur antara 16-18 tahun. Umur kecerdasannya berkisar
antara 10-12 tahun. Pada tingkat ini anak tunagrahita mempelajari untuk menambahkan tingkatan efisiean tool subject: yakni: membaca,
menulis, dan berhitung, yang pelaksanaanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka kematangan tunagrahita dalam belajar membaca berkisar pada usia antara 13-15 tahun, umur
kecerdasannya berkisar 9-11 tahun. Walaupun demikian perlu diingat bahwa selain terlambat perkembangan mental juga terbatas dalam kemampuan
kecerdasannya. Selain itu kematangan ini banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Subjek pada penilitian ini usia anak berumur 10 tahun: usia
kecerdasannya berada antara 5-9 tahun yang berada pada SDLB kelas II. Maka sesuai dengan kemampuan usia kecerdasannya siswa belum matang
dalam keterampilan membaca maka diperlukan modifikasi pembelajaran dalam penyampain materi pembalajaran membaca permulaan dengan
24
melakukan permainan-permainan. Hal ini sesuai dengan penerapan belajar membaca melalui media Baba yang akan digunakan dalam pembelajaran
membaca permulaan bagi siswa tunagrahita yakni belajar sambil bermain yakni menyusun huruf-huruf dan merangkainya menjadi kata yang bermakna.
Menurut Munawir 2005: 144 keterampilan membaca berkembang melalui beberapa tahap, yaitu
1 Tahap Pertumbuhan Kesiapan Membaca
Tahap ini merupakan kompetensi yang harus dikuasai anak untuk dapat mulai belajar membaca. Kompetensi itu misalnya dapat membedakan
bentuk,warna,ukuran arah dan sebagainya. 2
Tahap Awal Belajar Membaca Pengajaran membaca pada tahap awal belajar membaca meliputi dua
tahap yaitu membaca global, membaca unsur, dan membaca tanpa memikirkan unsur-unsurnya. Pada tahap membaca global, guru
memperkenalkan kata-kata sederhana sebanyak-banyaknya kosakata pandang untuk diamati. Membaca unsur menyangkut membedakan
kata-kata dan mencari asosiasi antara huruf dan bunyi. 3
Tahap Perkembangan Keterampilan Membaca Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap membaca global dan
membaca unsur dan juga disebut membaca tanpa memikirkan unsur- unsur. Pada tahap ini, anak mampu membaca kosakata sederhana secara
otomatis sehingga tidak perlu lagi memperhatikan unsur-unsur setiap kata.
25
4 Tahap Penyempurnaan Keterampilan Membaca
Pada tahap ini kegiatan membaca tidak lagi ditekankan pada teknik membaca, tetapi sudah pada makna bacaan. Kegiatan membaca lebih
ditekankan pada peningkatan kemampuan membaca pemahaman tingkat lanjut, keterampilan belajar dan kecepatan membaca.
Berdasarkan tahap-tahapan membaca di atas maka dalam penelitian ini pada tahap awal belajar membaca yakni memperkenalkan kosa kata
sederhana nama-nama hewan dan buah-buahan kepada siswa tunagrahita. Membaca permulaan sebagai tahap awal untuk mengenal, memahami,
mengerti huruf menjadi kata dengan bantuan yang konkret.