produksi yang cukup besar, tuna juga merupakan produk ekspor untuk tujuan Jepang, Singapura dan Amerika DKP Kota Padang, 2011.
5.4.2. Potensi dan Karakteristik Bidang Kelautan
Kota Padang memiliki berbagai potensi kelautan yang penting untuk dikembangkan, baik renewable resource maupun non renewable resource.
Kondisi dan potensi pemanfaatan ruang pesisir Kota Padang dijelaskan dalam Lampiran 9. Adapun potensi kelautan Kota Padang sebagaimana disajikan dalam
Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Padang Bappeda Kota Padang, 2010 antara lain:
a. Hutan Bakau Mangrove
Potensi hutan bakau di wilayah Kota Padang relatif sedikit dibanding dengan kabupaten lainnya di Sumatera Barat yaitu seluas 64,45 ha. Hutan bakau
umumnya terdapat di pulau-pulau kecil Kota Padang. Namun demikian, potensi ini masih bisa dikembangkan di beberapa pesisir Kota Padang sebagai
sarana mitigasi alam dan juga untuk manfaat ekonomi lainnya.
b. Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting dalam menjaga ekosistem dan merupakan habitat tempat hidup ikan mencari
makan dan tempat pemijahan. Luas terumbu karang yang ada di wilayah Kota Padang sekitar 400 ha.
c. Padang Lamun dan Rumput Laut
Padang Lamun terdapat di sepanjang pantai yang merupakan habitat, tempat makanan ikan, tempat pemijahan dan tempat berlindung larva ikan. Rumput
laut merupakan salah-satu sumber daya alam laut yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Saat ini pengolahan rumput laut di Kota Padang
masih dalam skala kecil rumah tangga untuk dijadikan bahan agar-agar.
d. Estuaria
Estuaria merupakan kawasan yang fungsinya sebagai salah satu sumber penyedia dan penyimpan zat hara bagi lautan. Estuaria terdiri dari estuaria
muara sungai, estuaria laguna dan estuaria dataran pasir. Fungsi estuaria di Kota Padang belum banyak mendukung kesuburan pantai kecuali yang ada di
Kecamatan Bungus Teluk Kabung, hal ini disebabkan kawasan estuaria telah tercemar oleh limbah permukiman dan industri di sekitarnya. Estuaria di
kawasan Bungus Teluk Kabung perlu diantisipasi pengelolaannya agar tidak rusak karena berdekatan dengan Pelabuhan Pertamina.
e. Pulau-pulau Kecil
Pulau pulau kecil yang ada di wilayah Kota Padang berjumlah 19 pulau, 13 pulau terletak relatif dekat dengan daratan. Pulau terjauh terletak 13,15 mil
dari daratan, yaitu Pulau Pandan. Pemanfaatan pulau-pulau kecil ini belum optimal, sebagian telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebun kelapa,
dan beberapa pulau telah dikembangkan untuk kegiatan pariwisata. Kondisi pulau ini sebagian mengalami abrasi akibat terumbu karang yang
mengelilinginya telah rusak, disebabkan oleh alam dan penangkapan ikan yang menggunakan bom dan potasium.
5.4.3. Prasarana Pendukung
Prasarana dan sarana pendukung sektor perikanan dan kelautan Kota Padang adalah:
a. Bandara Internasional Minangkabau BIM
Bandar udara ini berjarak lebih kurang 23 Km dari pusat Kota Padang. BIM menempati lahan seluas ± 427 hektar sebagai pintu gerbang utama Sumatera
Barat. Bandara ini mulai dibangun tahun 2001 menggantikan Bandara Tabing yang telah beroperasi selama 34 tahun. BIM dapat menampung pesawat udara
berbadan lebar seperti A 330 atau MD 11. Kelengkapan fasilitas yang jauh berbeda dengan Bandara Tabing dapat lebih menggairahkan aktivitas
penerbangan di bandara ini. Bandara ini dibuka sejak Februari 2005 dan sudah dapat dimanfaatkan untuk melayani pesawat domestik dan
internasional. Kondisi ini membuka peluang dan tersedianya Space Cargo ekspor tuna segar dan komoditi perikanan lainya langsung ke mancanegara.
b. Pelabuhan Teluk Bayur