Litologi Pasang Surut Pasut

dicirikan oleh endapan kuarter yang terdiri dari endapan aluvial, rawa, dan pematang pantai. Dataran tersebut terpisah oleh laut terbuka dan pematang pantai yang bagian belakangnya terbentuk rawa-rawa pantai sebagai endapan swamp. Gambaran geologi pesisir ini dicirikan oleh endapan pasir lepas, kerikil dengan terputusnya lapisan lanau dan lempung. Peta geologi Kota Padang terdapat pada Lampiran 6. Indikasi terdapatnya struktur geologi di wilayah Kota Padang diperkirakaan berupa sesar-sesar yang berarah barat-timur pada skala yang lebih besar dan sesar-sesar relatif kecil dengan arah relatif utara. Struktur ini didapati pada satuan litologi tufa Kristal QTt yang terdapat pada wilayah timur Kota Padang. Hubungan antara aktivitas megastruktur geologi Mandala Tektonik dalam hal ini Sistem Sesar Besar Sumatera ataupun Palung Laut di Samudera Hindia dengan aktivitas unit struktur geologi segmentasi Sesar Sumatera di wilayah Kota Padang sangat jelas terlihat pada peristiwa-peristiwa gempa yang pernah terjadi Bappeda Kota Padang, 2010.

5.2.6. Litologi

Litologi yang menutupi wilayah Kota Padang secara umum didominasi oleh endapan aluvium kuarter Qal terutama pada wilayah radius 5 sampai 10 kilometer dari garis pantai ke arah timur laut. Endapan ini terdiri dari material berupa lanau, pasir dan kerikil serta terdapat butiran-butiran batu apung. Bagian selatan Kota Padang sebagian berupa litologi lahar, konglomerat dan endapan- endapan kolovium lain yang merupakan bagian dari satuan batuan aliran yang tak teruraikan Qtau menurut Peta Geologi lembar Padang. Satuan batuan berupa Tufa Kristal QTt yang keras juga terdapat di bagian selatan Kota Padang. Satuan batuan lain yang terdapat di wilayah pantai Kota Padang adalah andesit dan tufa yang terdapat berselingan QTta. Di beberapa tempat pada satuan ini juga dijumpai andesit sebagai inklusi di dalam tufa. Satuan batuan kipas aluvium Qf terdapat pada beberapa tempat pada radius kurang lebih 10 kilometer arah timur laut garis pantai. Satuan ini merupakan hasil rombakan gunung api strato yang permukaannya ditutupi oleh bongkah-bongkah andesit Bappeda Kota Padang, 2010. Wilayah Kota Padang juga terdapat satuan batu gamping hablur pTls yang merupakan litologi berumur pra-tersier dan menempati bagian timur wilayah Kota Padang. Litologi ini memiliki ciri khas membentuk punggungan- punggungan tajam. Struktur geologi berupa kekar-kekar berkembang intensif pada satuan ini. Satuan berumur pra-tersier lain yang terdapat di wilayah timur Kota Padang adalah satuan batuan yang terdiri dari litologi berupa filit, batu lanau meta dan batu pasir meta pTps. Litologi ini biasanya mendasari bukit-bukit atau punggungan yang relatif landai. Masing-masing satuan batuan yang terdapat di wilayah Kota Padang memiliki daya dukung yang bervariasi. Daya dukung masing-masing jenis batuan ditampilkan pada Tabel 11. Tabel 11. Jenis Batuan dan Daya Dukungnya No. Simbol Jenis Batuan Daya Dukung 1 Qtau Aliran yang tak teruraikan ; jenis batuan vulkanik yang tak dipisah aliran lahar, konglomerat dan endapan koluvium rendah 2 Qal Alluvium; terdiri dari lempung, pasir, kerikil, pasir dan bongkahan rendah - sedang 3 Q t Kipas alluvium; terdiri rombakan batuan andesit berupa bongkahan dari gunung api sedang - tinggi 4 QTt Tufa kristal; jenis batuan tufa basal, tufa abu, lapili, tufa basal berkaca, dan pecahan lava . sedang - tinggi 5 Qta dan QTp Andesit dan Tufa sedang - tinggi 6 PTls Batu gamping; dari lunak sampai keras sedang - tinggi 7 PTps Fillit, kwarsit, batu lanau meta. Lokasi terlihat pada singkapan sekitar Koto Lalang jalan ke arah Solok yang mendasari bukit-bukit dan pegunungan yang landai sedang Sumber : Bappeda Kota Padang, 2010 5.2.7. Geomorfologi Morfologi merupakan aspek yang sangat penting dalam pembahasan kebencanaan maupun dalam kaitannya dengan penataan ruang. Wilayah Kota Padang memiliki topografi yang bervariasi, perpaduan daratan yang landai dan perbukitan bergelombang yang curam. Sebagian besar topografi wilayah Kota Padang memiliki tingkat kelerengan lahan rata-rata lebih dari 40 persen. Menurut data Bappeda Kota Padang 2010, sebagian wilayah Kecamatan Padang Barat merupakan daerah dengan morfologi berupa dataran pantai M4 yang tersusun dari litologi dominan pasir dan lempung. Dataran pantai ini juga terdapat di pantai barat Kecamatan Padang Utara. Wilayah Kecamatan Padang Utara merupakan morfologi berupa rawa buri F3 dan pematang pantai M1. Sebagian besar wilayah Kecamatan Pauh, Padang Timur dan Kuranji merupakan morfologi kipas alluvial F4 yang tersusun atas litologi berupa lanau, pasir, kerikil dan bongkah. Sebagian besar wilayah Kecamatan Koto Tangah memiliki morfologi berupa dataran alluvial F1 yang tersusun dari litologi berupa lempung, lanau pasir dan kerikil. Ketinggian wilayah Kota Padang dari permukaan laut juga bervariasi, mulai 0 m dpl sampai lebih dari 1.000 m dpl. Kawasan dengan kelerengan lahan antara 0 –2 persen umumnya terdapat di Kecamatan Padang Barat, Padang Timur, Padang Utara, Nanggalo, sebagian Kecamatan Kuranji, Kecamatan Padang Selatan, Kecamatan Lubuk Begalung dan Kecamatan Koto Tangah. Kawasan dengan kelerengan lahan antara 2 –15 persen tersebar di Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Pauh dan Kecamatan Lubuk Kilangan yakni berada pada bagian tengah Kota Padang dan kawasan dengan kelerengan lahan 15 –40 persen tersebar di Kecamatan Lubuk Begalung, Lubuk Kilangan, Kuranji, Pauh dan Kecamatan Koto Tangah. Sedangkan kawasan dengan kelerengan lahan lebih dari 40 persen tersebar di bagian timur Kecamatan Koto Tangah, Kuranji, Pauh, dan bagian selatan Kecamatan Lubuk Kilangan dan Lubuk Begalung dan sebagian besar Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Kawasan dengan kelerengan lahan lebih dari 40 persen ini merupakan kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung.

5.3. Kondisi Kependudukan