II. KERANGKA PEMIKIRAN
Perikanan sebagai sektor yang berbasis sumberdaya, pemanfaatan dan pengembangannya tidak terlepas dari berbagai permasalahan. Kota Padang
dengan potensi yang dimiliki khususnya sumberdaya perikanan tuna, serta ditetapkannya sebagai kawasan inti minapolitan memiliki permasalahan dalam
pengelolaan dan pengembangan sumberdaya perikanan karena posisinya yang termasuk daerah rawan bencana. Tahapan awal dalam penelitian ini adalah
melakukan identifikasi potensi dan pengelolaan sumberdaya perikanan di pesisir Kota Padang. Identifikasi ini dilakukan untuk menggambarkan karakteristik
sumberdaya perikanan. Karakteristik sumberdaya yang digambarkan mencakup tiga sistem yaitu sistem sumberdaya itu sendiri natural system, sistem manusia
human system dan sistem pengelolaan management system. Karena menurut Garcia dan Charles 2008, semua sistem perikanan merupakan bagian dari
tingkatan yang lebih tinggi dari sistem alam dan manusia, dimana semuanya saling berhubungan melalui sistem air, ekonomi dan sosialmasyarakat tempat
mereka ada. Dalam rangka menyusun arahan kebijakan pengembangan ekonomi
perikanan tangkap berperspektif mitigasi bencana, diperlukan gambaran kondisi makro ekonomi Kota Padang khususnya mengenai sektor perikanan. Tahapan
analisis menggunakan teknik Shift Share, Location Quotient dan Minimum Requirement Approach. Selanjutnya setelah gambaran makro ekonomi diperoleh,
maka dilakukan analisis bioekonomi untuk melihat potensi perikanan dan kondisi pengelolaan sumberdaya perikanan tuna di Kota Padang. Analisis bioekonomi ini
juga menjadi landasan dalam pembuatan kebijakan terkait kelayakan investasi pengembangan perikanan tuna longline berperspektif mitigasi bencana. Pada
tahap analisis potensi bencana dan upaya mitigasi digunakan studi literatur, analisis deskriptif dan MPE. Analisis berikutnya setelah potensi pengembangan
dan mitigasi diketahui adalah analisis kelayakan investasi yang digunakan untuk menilai pengembangan ekonomi perikanan tuna dan kelayakan investasi
berperspektif mitigasi
bencana. Dalam
rangka mengkaji
karakteristik kelembagaan yang terdapat pada komunitas nelayan perikanan tangkap dan
mitigasi bencana dilakukan analisis kelembagaan dengan teknik analisis stakeholder. Selanjutnya, tahapan akhir sebelum merumuskan arahan kebijakan
pengembangan ekonomi perikanan tuna longline berperspektif mitigasi bencana adalah mengidentifikasi prioritas kebijakan dengan menggunakan AHP dan
analisis deskriptif. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 8 dan dijelaskan dalam kerangka operasional penelitian pada Gambar 9.
Gambar 8. Kerangka Pemikiran Penelitian Investasi
Potensi Perikanan
Potensi Bencana
Pengembangan Mitigasi
Pemerintah Masyarakat
Kebijakan Kebijakan
Pengembangan perikanan dan mitigasi bencana
Kebijakan pengembangan ekonomi perikanan tuna longline berperspektif mitigasi bencana di Padang Sumatera Barat
35 Gambar 9. Kerangka Operasional Penelitian
III. METODE PENELITIAN