Sumberdaya Perikanan Tuna PENDAHULUAN

1.37 juta ton, ikan karang konsumsi 145 ribu ton, udang penaeid 94.80 ribu ton, lobster 4.80 ribu ton, dan cumi-cumi 28.25 ribu ton. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap KKP Tahun 2011, produksi perikanan laut Indonesia tahun 2010 adalah sebesar 5.039.446 ton, bila dibandingkan dengan potensi lestari yang ada ternyata tingkat pemanfaatannya masih di bawahnya yaitu sebesar 78.62. Perairan Laut Sumatera Barat merupakan bagian dari wilayah Pengelolaan Samudera Hindia dimana potensi, produksi dan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan berada di Samudera Hindia. Komoditas perikanan tangkap unggulan Sumatera Barat adalah tuna.

2.3. Sumberdaya Perikanan Tuna

Sumberdaya tuna merupakan salah satu dari beberapa sumberdaya potensial yang sudah terbukti besar sumbangannya bagi perekonomian perikanan nasional. Produksi tuna di perairan Indonesia pada tahun 2010 adalah sebesar 911.065 ton yang terdiri dari Tunas, Skipjack tunas dan Eastern little tunas, walaupun secara nasional pemanfaatannya tidak merata diseluruh perairan Indonesia KKP, 2011. Sumberdaya tuna menyebar di perairan Indonesia dari barat hingga ke timur dan lebih banyak menyebar diperairan bebas. Oleh karena itu, tidak banyak nelayan tradisional yang turut memanfaatkan sumberdaya ini. Pemanfaatan sumberdaya tuna lebih banyak dilakukan oleh perusahaan skala menengah ke atas, karena memerlukan investasi yang besar. Ikan tuna termasuk dalam keluarga Scrombidae, memiliki ciri fisik yaitu; tubuh seperti cerutu, mempunyai dua sirip punggung, sirip depan yang biasanya pendek dan terpisah dari sirip belakang, mempunyai jari-jari sirip tambahan finlet di belakang sirip punggung dan sirip dubur. Sirip dada terletak agak ke atas, sirip perut kecil, sirip ekor berbentuk bulan sabit Saanin 1984. Tuna digunakan sebagai nama grup dari beberapa jenis ikan yang terdiri dari, tuna besar yellowfin tuna, bigeye, southern bluefin tuna, albacore dan ikan mirip tuna tuna-like species, yaitu marlin, sailfish dan swordfish KKP, 2005. Morfologi tuna dapat dilihat pada Gambar 3 tuna sirip kuning dan Gambar 4 tuna mata besar. Klasifikasi ikan tuna Serdy 2004 dan FAO 2012 adalah sebagai berikut: Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Teleostei Subkelas : Actinopterygi Ordo : Perciformes Subordo : Scombridae Famili : Scombridae Genus : Thunnus Spesies : Albacore tuna Thunnus alalunga Bluefin tuna Thunnus thynnus Bigeye tuna Thunnus obesus Skipjack tunaKatsuwonus pelamis Yellowfin tuna Thunnus albacares Blackfin tuna Thunnus atlanticus Little tuna Euthynnus alletteratus; Euthynnus affinis Southern bluefin tunaThunnus maccoyii Frigate mackerel Auxis thazard; Auxis rochei Tuna merupakan jenis pelagic yang menyebar luas di seluruh perairan tropis dan sub-tropis. Di Samudera Hindia dan Samudera Atantik, tuna menyebar diantara 40° LU dan 40° LS Collete dan Naven 1983 diacu dalam Julianingsih 2004. Tuna merupakan jenis ikan pelagis besar yang memiliki kekhasan sebagai perenang cepat dan peruaya jauh. Bentuknya menyerupai cerutu dan memanjang. Ikan tuna tergolong jenis ikan yang aktif dan umumnya menyebar di perairan oceanik hingga perairan dekat pantai. Pada kawasan perairan Samudera Hindia bagian barat Sumatera, jenis tuna besar yang ada hanya tiga jenis yaitu; madidihang Yellowfin tuna, tuna mata besar Bigeye tuna dan albakora Albacore, sementara tuna jenis sirip biru selatan, ekor panjang, sirip biru utara dan sirip hitam tidak dijumpai Uktolseja et al., 1998. Kota Padang merupakan penghasil tuna jenis yellowfin Gambar 3 dan bigeye Gambar 4. Wilayah penyebaran tuna ditampilkan pada Gambar 1 dan Gambar 2. Gambar 1. Wilayah Penyebaran Tuna Mata Besar Bigeye Sumber : Barto dalam FAO 2012 Gambar 2. Wilayah Penyebaran Tuna Sirip Kuning Yellowfin Sumber : Barto dalam FAO 2012 Migrasi jenis ikan tuna di perairan Indonesia merupakan bagian dari jalur migrasi tuna dunia karena wilayah Indonesia terletak pada lintasan perbatasan perairan antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Migrasi kelompok tuna yang melintasi wilayah perairan pantai dan teritorial terjadi karena perairan tersebut berhubungan langsung dengan perairan kedua samudera. Kelompok tuna merupakan jenis kelompok ikan pelagis besar, yang secara komersial dibagi menjadi kelompok tuna besar dan tuna kecil. Tuna besar terdiri dari tuna mata besar, madidihang, albakora, tuna sirip biru selatan, dan tuna abu-abu, sedangkan yang termasuk tuna kecil adalah cakalang KKP 2003. Gambar 3. Tuna Sirip Kuning Yellowfin Sumber : WWF Indonesia, 2011 Gambar 4. Tuna Mata Besar Bigeye Sumber : WWF Indonesia, 2011 Pengembangan perikanan tuna Thunnus sp dapat mencakup seleksi penggunaan teknologi. Seleksi teknologi menurut Haluan dan Nurani 1998 dapat dilakukan melalui pengkajian aspek biologi, teknis, sosial dan ekonomi. Teknologi yang dikembangkan ditinjau dari segi biologi tidak merusak atau mengganggu kelestarian sumberdaya dan dapat digunakan secara efektif dari segi teknis, dapat diterima masyarakat dari segi sosial serta secara ekonomi teknologi tersebut bersifat menguntungkan.Aspek lain yang tidak dapat diabaikan adalah kebijakan pemerintah. Pada penelitian ini teknologi pengembangan perikanan tuna mencakup teknologi prasarana dan sarana perikanan tuna longline berperspektif mitigasi bencana.

2.4. Tuna Longline