Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat
2.9. Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat
Kelembagaan adalah suatu aturan yang dikenal atau diikuti secara baik oleh anggota masyarakat yang memberi naungan liberty dan meminimalkan hambatan constraints bagi individu atau anggota masyarakat. Kelembagaan kadang ditulis secara formal dan ditegakkan oleh aparat pemerintah, tetapi kelembagaan juga tidak ditulis secara formal seperti aturan adat dan norma yang dianut masyarakat. Kelembagaan itu umumnya dapat diprediksi dan cukup stabil serta dapat diaplikasikan pada situasi berulang Wiratno dan Tarigan, 2002. Kelembagaan dapat diartikan sebagai aturan yang dianut oleh masyarakat atau organisasi yang dijadikan panutan oleh anggota masyarakat atau anggota organisasi dalam mengadakan transaksi satu dengan yang lainnya. Hal ini sejalan dengan Tjondronegoro 1999 yang mengatakan bahwa kelembagaan adalah suatu tata aturan yang dibentuk oleh masyarakat sehingga memiliki ciri tradisional dan non formal. Menurut Jentoft 2004 kelembagaan memiliki peran yang penting bagi sektor perikanan, baik bagi sumberdaya ikan itu sendiri ataupun untuk kelangsungan hidup nelayan. Perikanan, seperti praktek sosial-ekonomi, tidak bisa ada tanpa mereka, pengguna user tidak akan tahu bagaimana harus bersikap. Kelembagaan memungkinkan orang di industri untuk melakukan apapun tugas mereka, baik itu pengolahan ikan, pemasaran ataupun konsumsi. Kelembagaan juga sangat diperlukan ketika mengorganisir, mengkomunikasikan, mewakili, negosiasi, pengelolaan, pengaturan ataupun dalam melakukan suatu penelitian. Menurut Nikijuluw 2002 ada beberapa hal yang menyebabkan pentingnya pelibatan masyarakat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan pengelolaan perikanan tangkap, yaitu: 1 langkah awal mempersiapkan masyarakat untuk menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat setempat terhadap program pengelolaan perikanan tangkap yang dilaksanakan, 2 sebagai alat untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan, kondisi dan sikap masyarakat setempat, dan 3 masyarakat mempunyai hak urun rembuk dalam menentukan program pengelolaan lingkungan yang akan dilaksanakan di wilayah mereka.2.10. Analisis Kebijakan
Parts
» Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
» Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian
» Konsep Basis Ekonomi dan Kontribusi Sektor
» Karakteristik Perikanan Laut PENDAHULUAN
» Sumberdaya Perikanan Tuna PENDAHULUAN
» Tuna Longline Pengembangan Sumberdaya Perikanan
» Potensi Bencana Alam di Wilayah Pesisir Angin Kencang
» Gelombang Laut Tsunami PENDAHULUAN
» Abrasi Erosi Longsor Gempa Bumi Banjir
» Akresi Intrusi Air Laut Mitigasi Bencana Alam
» Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat
» Kebijakan Kelautan dan Perikanan
» Konsep Pembangunan Berkelanjutan PENDAHULUAN
» Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data
» Metode Pengumpulan Data METODE PENELITIAN
» Analisis Shift Share Analisis LQ Location Quotient Analisis Minimum Requirement Approach MRA
» Metode Perbandingan Eksponensial MPE
» Analisis Kelembagaan Metode Analisis Data
» Analisis Deskriptif Metode Analisis Data
» Analisis Proses Berjenjang AHP
» Letak Geografis dan Administrasi Wilayah
» Topografi Kondisi Fisik Dasar dan Kebencanaan
» Oseanografi Kondisi Fisik Dasar dan Kebencanaan
» Hidrologi Pasang Surut Pasut
» Klimatologi Geologi Pasang Surut Pasut
» Jumlah dan Perkembangan Penduduk Komposisi Penduduk
» Tingkat Kesejahteraan Penduduk Kondisi Kependudukan
» Kondisi Sosial Budaya Kondisi Kependudukan
» Arus dan Angin Laju Pertumbuhan Ekonomi
» Struktur Perekonomian Inflasi KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
» Pelabuhan Teluk Bayur Pelabuhan Muaro Pelabuhan Batang Arau Pelabuhan Umum Bungus
» Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus PPSB
» Analisis Basis Ekonomi Analisis Ekonomi Sub Sektor Perikanan 1. Analisis Kontribusi
» Analisis Makro Perikanan antar Wilayah
» Estimasi Parameter Biologi Analisis Bioekonomi Sumberdaya Perikanan
» Estimasi Parameter Ekonomi a.
» Estimasi Produksi Lestari Estimasi Discount Rate
» Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Tangkap
» Analisis Optimasi Dinamik Effort
» Analisis Mitigasi Bencana 1. Mitigasi Bencana
» Early Warning System EWS Rabab Radar Tsunami Peta dan Jalur Evakuasi
» Kelompok Siaga Bencana ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PERIKANAN TUNA DAN MITIGASI BENCANA
» Kelayakan Investasi Pengembangan Tuna Longline Berperspektif
» Kelembagaan dalam Mitigasi Bencana
» Analisis Stakeholder dalam Pengembangan Perikanan Berperspektif
» Analisis Kebijakan Pengembangan Perikanan
» Implikasi Kebijakan Pengembangan Ekonomi Perikanan
» Kebijakan Pengaturan Total Allowable Effort Kebijakan Pengembangan Teknologi Perikanan
» Kebijakan Pengembangan Pasca Panen
» Kebijakan Mitigasi Bencana Kebijakan Pengembangan Sumberdaya Manusia Perikanan
» Kebijakan Pengelolaan Secara Terpadu
» Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian
» Pengembangan Sumberdaya Perikanan PENDAHULUAN
» Potensi Bencana Alam di Wilayah Pesisir
» Longsor Gempa Bumi PENDAHULUAN
» Mitigasi Bencana Alam PENDAHULUAN
» Metode Penelitian METODE PENELITIAN
» Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data
» Analisis Shift Share Metode Analisis Data
» Analisis LQ Location Quotient
» Benefit-Cost BC Analisis Kelayakan Investasi
» Arus dan Angin KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
» Jumlah dan Perkembangan Penduduk
» Komposisi Penduduk Kondisi Kependudukan
» Laju Pertumbuhan Ekonomi KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
» Hutan Bakau Mangrove Terumbu Karang
» Padang Lamun dan Rumput Laut Estuaria
» Bandara Internasional Minangkabau BIM
» Pelabuhan Teluk Bayur KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
» Pelabuhan Muaro KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
» Pelabuhan Batang Arau KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
» Pelabuhan Umum Bungus KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
» Kebijakan Pengaturan Total Allowable Effort
Show more