Analisis LQ Location Quotient

4.6.3. Analisis Minimum Requirement Approach MRA

Pendekatan MRA dapat mengukur seberapa besar kekuatan sektor basic dengan mengukur base multiplier-nya. Teknik MRA mengandalkan wilayah yang memiliki karakteristik yang sama yang dapat digunakan sebagai acuan atau peer. Karakteristik ini dapat berupa kesamaan potensi, posisi ataupun kondisi lainnya. Formula MRA secara matematis ditulis sebagai berikut Fauzi, 2010: Pengukuran MRA dalam penelitian ini menggunakan variable tenaga kerja E=employment sebagai salah satu indikator. Formula di atas menyatakan bahwa basic employment sektor i dalam hal ini perikanan di wilayah a adalah merupakan perkalian dari total tenaga kerja sektor i di wilayah a dengan selisih share sektor perikanan dengan share minimum sektor yang terdekat peer. Pengukuran MRA dalam penelitian ini menggunakan variabel tenaga kerja E=employment sebagai indikator.

4.6.4. Analisis Bioekonomi

Penilaian sumberdaya perikanan yang perlu diketahui adalah nilai estimasi tangkapan lestari dari stok ikan. Guna mengetahui nilai estimasi tangkapan lestari dilakukan estimasi dengan model kuantitatif. Produksi stok ikan dipengaruhi oleh faktor endogenous seperti faktor biologi, pertumbuhan, kelahiran, rekruitmen, kematian dan ruaya, serta faktor exogenous seperti iklim, bencana, dan aktivitas manusia berupa penangkapan, pencemaran yang dapat menyebabkan turunnya kualitas perairan berdampak rusaknya ekosistem perairan. Ada beberapa langkah yang dilakukan dalam pemodelan bioekonomi: Pertama, menyusun data produksi dan upaya effort dalam bentuk urut waktu series, pada penelitian ini series data selama 10 tahun. Jika menyangkut multigear-multispecies, terlebih dahulu harus dipisahkan menurut jenis alat tangkap dan produksi. Selanjutnya melakukan standarisasi alat tangkap, langkah ini diperlukan karena ada variasi atau keragaman dari kekuatan alat tangkap. Aspek yang diteliti dalam penelitian ini adalah singlegear-singlespecies, yaitu sumberdaya ikan tuna dengan alat tangkap tuna longline. Estimasi stok ikan digunakan model surplus produksi. Model ini mengasumsikan stok ikan sebagai penjumlahan biomass dengan persamaan: ........................................................... 4-1 dimana fx t laju pertumbuhan alami, atau laju penambahan asset biomass, sedangkan h t adalah laju upaya penangkapan. Penelitian ini menggunakan bentuk model fungsional guna menggambarkan stock biomass, yaitu bentuk logistik, sebagai berikut: Bentuk Logistik : = ................................. 4-2 Pada fungsi logistik r adalah laju pertumbuhan intrinsik, K adalah daya dukung lingkungan. Ketika stok sumberdaya perikanan tuna mulai dieksploitasi oleh nelayan, maka laju eksploitasi sumberdaya perikanan tuna dalam satuan waktu tertentu diasumsikan merupakan fungsi dari input effort yang digunakan dalam menangkap ikan dan stok sumberdaya yang tersedia. Bentuk fungsional hubungan itu dapat dituliskan sebagai berikut : .............................................................. 4-3 Selanjutnya diasumsikan bahwa laju penangkapan linear terhadap biomass dan effort ditulis sebagai berikut : ................................................................... 4-4 Pada formula di atas q adalah koefisien kemampuan penangkapan catchability coefficient dan Et adalah upaya penangkapan. Jika diasumsikan pada kondisi keseimbangan equilibrium maka kurva tangkapan-upaya lestari yield-effort curve dari fungsi tersebut dituliskan dalam persamaan 4-5. Logistik : ..................................................... 4-5 Estimasi parameter r, K, dan q untuk persamaan yield-effort dari kedua model di atas Logistik melibatkan teknik non-linear, dengan menuliskan